Tentang Harapan
bisa orang tuaku lihat d
|
membuka pintu rumah utama. Kedua mata yang memaka
ag
arah sang Mama membuatnya tak berani dan memilih menunduk men
seraya memegang kedua pelipisnya. "Kam
apa-apa, tapi foto waktu Jihan dan Mas
terkejut. "Kamu punya masalah sama temen kamu 'kan? Bukti
ngannya menyatu di depan dada. "Jihan bena
hempaskan tubuh Jihan hingga ter
a mengunci pintu tersebut. Dia meloncat ke atas kasurnya denga
k gini akan terjadi. Tuhan, ku mohon." Jihan menangis
belum menemukan alasan mengapa orang tuanya begitu
orang tuanya, mencoba memaklumi hal yang di lakuka
a, jika ada di rumah pasti Jihan men
sakan tangisnya agar tak terdenga
|
g melakukan makan malam tak peduli apabila sang
egitulah ucapan Irma seraya m
alu kalau dia
yak yang iri sama kecantikan Jihan, tapi anak itu sel
n kali ini berhasil. Aku ingin mengemba
ya menyendok sesuap n
kannya di balik anak tangga yang tak terli
erharganya aku
uk kembali menaiki anak tangg
i kamarnya. Nafsu makan gadis itu menghilang dalam sekejap, lagipula tidak mung
t kedua matanya membengkak dan me
terngiang-ngiang di kepalanya. Jihan masih tak perca
ena terlepas dari status pelajar dan kenangan terakhir bersama teman-teman sekolahnya. N
ng temaram menemani Jihan yang bersedi
|
air yang ada di meja belajar Jihan. "Matahari udah
anya agar cepat terjaga. "Jihan baru tidur
gang. "Dasar pemalas. Cepat bangun!" Wanita paruh baya it
pada gorden kamar yang tak menunjukkan tanda-ta
ng Mama tak membiarkan dirinya melewatkan sarapan
dengan keadaan meja makan yang sudah kosong. Keadaan r
mbil beberapa helai roti, lalu menumpuknya dengan telur ceplok dan potong
anapun. Suasana hatinya begitu buruk
|
gan Jihan. Lagipula, dia sendiri tak memiliki keberanian untuk membuk
enampilkan kontak kak
a Taufik di
ntuk menetralkan suara
em? Kenapa en
edihannya. "Lo udah denger gosip an
di telinga masing-masing. Lelaki itu mencoba membuka pembicar
sekarang libur, gue ada waktu untuk s
di perbolehin datang
h ketemu aja, pestanya bebas bawa siapapu
Lo pikir gue
h kecil. "Ter
Jihan yang sedang di dalam kamarnya itu. "Gue
. "Gue harap juga begit
e tutup
tangannya menggenggam ponselnya erat. Perasaannya semakin
|