Tentang Harapan
ar terlihat baik a
|
ih
oleh seorang gadis berambut sebahu,
n lo udah isi jadwal piket orang. Jadi, sekaran
an langkahnya menuju kelas denga
arang ra
a membawa barang yang di larang sekolah. Berbeda dengan Jihan yang santai sekali ka
alangi kita yang mau nyembunyi
y yang sibuk menyimpan seluruh b
ahunya acuh, memilih memainkan ponselnya de
au membuat Beni dan Dion selaku ketua serta w
tetapi sudah lebih dulu di ketuk oleh salah satu guru
raya menutup sedikit pi
ngapain? Ad
a, Bu. Kebetulan lagi jam ko
dari Universitas di Bandung. Ban
nyata lelaki semua sedang tersenyum kepadanya. "Ehm– langsung bicara
asih harus antar perw
Sebentar, ya, kakak-kakak." Setelah itu, Jihan mengintip ke dalam k
tidak jadi, namun tak urung kesal sebab sudah
ggak sih, Dan!" Sherly melempar kertas
as sebelah!" jawab Dani
oleh menatap Beni yang kebetulan seda
jung dagu lancip Jihan
swa di hadapannya. "Maaf ya, kak. Tadi di dalam l
membuat keadaan kelas seketika hening sa
an dahulu, ya. Nama s
li ini. Untuk kakak yang di balik layar laptop itu adalah Arfiano, kalau yang m
a sebatas siku. "Kami semua perwakilan dari
sampai ada
siswi di kelas ini membuat lelaki itu mendengu
pembagian brosur oleh Genta, tepat di meja Jihan yang duduk bersama Kia. D
a kertas tersebut yang ter
kutunggu di halte de
mata yang kembali tertuju pada proyektor, tanganny
|
ifikasi yang masuk. Selepas istirahat tadi, Bara menelep
membuatnya hendak menghubungi Bara. Namun, niatn
ih
a,
yang tidak saya tahu. Saya sudah memesan oj
enggak apa-apa, Mas. Seman
an. Kabari saya se
ya
khir seiring helaan naf
at milik lelaki dat
. "Kak–" Dia menggantungkan ucapannya sebentar
enyum manis mengh
ak ketemua
tak gatal seraya terkekeh canggu
a hingga berhadapan dengan Genta. "Kakak itu laki-laki,
kamu ada di hotel Alaska waktu itu. Pernah di booking?" Namun, sedetik s
da. "Ini cowok, to the point banget sih,"
gunya. "Mau aja k
ning Jihan me
li aja hati kamu jadi adem," uc
nya panas, ya?" Jihan berjalan satu langkah
erjalan mundur, lalu berbalik guna be
evan menghampiri Genta de
orang Genta, coy. Ditolak sama
Jadi, cantiknya enggak
a. "Awal mula pertemuan yan
i getok
e parkiran untuk mengambil motornya. Dia memilih pergi lebih
|