Tentang Harapan
rbedaan dari kh
|
ekolah hari itu. Tepat malam ini, Jihan harus ikut me
di kenakan oleh Bara. Berhubung di bebaskan untuk membawa pasangan dengan
bersama kedua sahabat-ralat mantan sahabatnya itu sebag
ri mobil, pasang mata langsung tertuju padanya. Tak lupa bisik-bisik
nya Bara saat Jihan mengg
us lengan Bara. "Mas, jangan hiraukan mereka, ya. Aku takut Mas enggak nyaman-" 'dan
ih
ereka bertiga tak membawa kekasih kecuali Silvi,
. Dia menoleh ke arah Nasyifa dan Sherly yang sibuk memakan camilan. "Coba kalian
mengambang di udara hendak menyuap kue. "Bahasa lo
bertiga sahabat, pasti dari awal dia langsun
gosip terus,"
atanya menatap lurus ke arah Jihan yang nyatanya sedang menatapnya juga. Senyumnya t
|
h menjauh satu sama lain. Lebih tepatnya, Jihan yang tak m
menjauh ke tempat yang lebih sepi dan
ma yang sedang menonton pen
minum
membuat Rahma menghela napas pelan. S
an Lydia
ke to
lagi percakapan di a
|
k toilet menunggu Lydia buang air kecil lama sekali, dia
a tiba-tiba membuat
kin kag
ulu meninggalkan Silvi
tega sama
langkahnya karena mendengar nama Jihan di
a l
nya di depan bibir. "Pelan-pelan suar
lakukan?" tanya Ra
mau gunakan
ah itu tinggalkan dia, Papa sudah men
erputus. Bara melipat kedua tangannya di depan dada be
ngambil sebuah botol kecil berwarna
lakukan hal
. Saat kembali melihat posisi Bara berdiri, lelaki itu sudah tak a
us temui
mencari Jihan sebelum Bara bertemu dengannya. S
lari dengan cepat.
h Jihan menatapnya dengan kedua mata yang membu
ap heran. "
m gelas ini, Han!" Lydia menunjuk Ba
ajahnya terlihat marah. "Ada
sedari tadi sedang bergabung dengan pa
gak boleh tuduh orang sembarang
pacarnya naruh sesuatu di gelas Jihan dari dalam
ia beralih ke Jihan seraya memegang bahu gadi
am tangan Jihan. "Kita pulang saja, semakin larut m
menjauhi Resa, Lydia, Silvi dan Rahma. Jihan m
ucapan Silvi dan Lydia. Tiba-tiba, tubuhnya b
i kegelisahan Jihan yang terus menerus mengus
Bara mengetuk-ngetuk setir mobil
bisa di nya
ah nyala
suhunya di
ubuh Jihan semakin panas hingga beberapa kali Jihan hampir ke
r saya dul
h cepat. "Apa, Mas?
sedang melaksanakan pes
am diri di rooftop pasti akan membuat suhu tubuhn
dah,
e sebuah hotel yang sudah di
ift, tubuh mereka sempat bersentuha
ebuah cafe rooftop. Jihan menerima segelas minuman yang di pesan oleh Bara ta
yang ada di lidahnya. "Mas, in
Maka dari itu lidahnya terasa asing saat merasakannya. "Ap
an rasa pusing yang luar biasa. "Benar, i
remasnya membuat Jihan melenguh tanpa sada
uram. Tubuhnya di gendong oleh Bara untuk masuk ke dalam s
an mengipas wajah menggunak
uka pakaiannya hingga tanpa sehela
Bara yang meraba setiap jengkal kulitnya. Sungguh, dia tak
arap kamu tidak membenci saya," gumam Ba
orang Jihan Adiztya tepat di hari u
|