Tentang Harapan
n atau
uah pilihan, tetapi s
|
ingkari pada kalender itu. Pintu k
pat mandi, jangan lupa b
kasar, berjalan dengan gontai ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Hanya butu
ik dari sore hingga tengah malam. Jihan merasa seperti putri Cinderella yang
yang sangat kontras. Warna kulitnya tidak seputih susu, namun
tergolong cukup menarik untuk di lihat. Tatapannya berubah
matanya berkali-kali agar tak menangis
juh sentimeter itu menuruni anak tangga dengan
asalkan kamu bisa menarik hati Bara, lelaki yang akan kamu t
ung untuk perjodohan kali ini. Jihan tersadar dari lamunannya, ketika Ir
gun mungkin, supaya perjodohan ka
apa-apa. Padahal jauh di lubuk hatinya ini sedang di landa
keluarga Rama. Hal tersebut membuat Jihan ikut
malam,
apalagi kita akan menjadi besan." Lelaki it
adapan Jihan yang langsung di balas oleh
an senyum manisnya yang membuat B
inti, lebih baik kita makan ma
|
uk Rama dan Rehan berbicara penting menge
n basa-basi lagi. Sebelumnya, Jihan s
gan tatapan tajamnya itu. "Tentu saja, Jihan setuju s
rima perjodohan ini karena Jihan yakin
ana?" tanya Nita seray
ikhlas selagi bisa menjadi istri
a makan ini tersenyum menden
a percaya kamu yang terbaik untuk saya." Lelaki itu menoleh kepa
kelulusan Jihan, pernikahan segera di
|
har
a. Tertulis sebuah tanggal dimana dia dan Bara akan melaksanakan sebuah pernikahan yang
i malam. Dia berjalan ke belakang pintu kamarnya mengambil s
luar rumah sebentar. Mas Bar
rlu kamu jangan pulang ke rumah sebelu
sudah berada di depan rumah. Tanpa menunggu lama, Jihan langsun
lahnya kita jalan-jalan sup
a,
anya turun dari mobil dan berjalan dengan tangan yang saling
an yang membuatnya kembali terpesona hanya melih
ih
an senyum yang men
engan perjodohan ini? Ap
i pula menikah mu
ada masalah bisakah kamu berbagi de
bergetar karena tak pernah menda
terbuka lagi. Begitu pula sebaliknya,
ya
n mereka sudah datang dan memutuskan u
|
t Jihan dan Bara terjebak macet. Keduanya t
ini kurang mendukung
erah, Mas
ng lagi." Bara tersenyum s
m Jihan turun dari mobilnya, dia menahan sebentar gadis itu
a tersenyum. "Mas, eng
at bertamu. Setelah ini langsung isti
ur untuk mencium punggung tangan Bar
Bara dan berjalan masuk ke dalam ruma
pa pu
lontarkan oleh sang Mama me
, Ma. Lagi pula besok Mas B
i tertarik dengan kamu," ucap Re
mit ke ka
u merebahkan tubuhnya di a
an ada apa lagi
|