Lentera Rindu
a mau potong tali pusarnya," u
g pada akhirnya paha
beredar meraih pisau dapur, lalu
, Dek!" ta
isau lain lagi? Atau
Dek, gunting. Tolong cepat ambilkan,"
iya!" s
Rima menyambutnya, lalu mulailah pula ia mengurusi bayinya. Sedang Rima mengurusi b
an Bary. Rima sudah melahirkan, Bary mulai berpikir, bagaimana kehidupan
atkan kami," liri
diam Bary m
piki
ni dia bisa secerdas ini? Apakah tadi ada Malaikat yang datang menyembuhkan
rang-orang di kampung sana, Bary yakin orang-orang di kampung sana ak
ima tidak gila. Orang-orang yang menga
lagi, ndak?" Suara Rima
pa?" jawab Bary balas bertan
anya berlenterakan teplok, tetapi Bary masih bisa
wa apa yang Bary lihat memang adalah darah.
cil, ya, Dek!" ucap Rima kemudian setelah bar
, Bary beredar ke ruang belakang gubuk, meraih sebuah ge
gentong yang terbuat dar
angan tak bersekat dengan ruangan lain, ini yang mereka sebut dapur
Rima. "Anu, De
at Rima masih menggantung dikarenakan
yang belum mendapatka
gentongnya!
enyodorkan
a mulai menjabarkan apa
malah sibuk menjiwai bayi yan
hati untuk bayi yang sudah teng
tir jika dia tidak lagi bernapas. S
liat dulu!" Rima m
iya," sah
ua lutut terlipat menyamping dan saling berimpitan,
," ucap Rima seraya menyentuh leher gentong. "Hati
ebut, tanpa kata, Bary langsung beringsut, meng
ke bagia
gerat gentong buah maja kering ini. Sangat hati-hati, agar
ada Rima dengan gentong yang sudah terpoton
a berbau anyir yang tidak lain adalah Tembuni bayinya. Tembun
embuni barusan. "Kakak mau urus ini dulu, sekalian mau rebus air," tambahnya
ak?" tanya Bary.
baring-baring saja temani dia di sini.
mpal Bary. "Saya belum
menguap, tetapi Bary merasa masih cuk
i, kamu pasti capek bolak-balik
lah begitu saja. "Kakak pasti lebih capek. Apalagi, kata orang-o
ah Rima melakukan pekerjaan yang
ara begitu, itu hanya alasan saja," sangga
edangkan Bary, ia juga tidak mau mengalah. Bary lebih memilih meng
tetapi ia masih khawatir, jangan sa
rasanya Bary mendekatkan jari telunjuk ke hidung sang bayi demi memastikan
elah diyakinkan oleh Bary,
gentong dengan menggunakan kresek atau apa saja agar Tembu
bagi Bary. Beberapa saat kemudian
ada yang mengganggunya seperti kucing at
u panci berisi air sudah berada di atas tungku tanah liat berbahanbakarkan dahan-dahan kayu kering. Ini tidak akan lama karena pa
menyempatkan diri menyandarkan pungg
uga sudah mengantuk berat. Bary bersiker
jaraknya dari rumah penduduk sekira satu kilometer, Bary dan Rima tidak mempunyai sebarang ben
hanya berpatokan pada kicau burung, juga cahaya di u
lah malam memb
ntun Bary ke alam mimpi. Bary tertidur tanpa t
merenungi wajah Bary. Setelah itu, Rima
*
kayu bakar di atas tungku
Bary sampai t
panasi. Maaf, tadi kakak icip sedikit," sambu
elah-celah dinding, ia mengintip ke
ulang
ak," sa
gi ini kian membuat
tidak mer
lapa yang Bary dapatkan dari sisa jamuan Halal
Bary yang memaksakan diri ke sana, tidak berani ikut berb
ang gedung, sembari menunggu hingga pa
i persembunyian. Usai memastikan sekeliling dalam k
tetapi ada makhluk lain yang ju
ilah mereka berebut makanan sisa yang dibuang dalam
menggunakan baju yang ia kenakan, Bary membungkus rezeki yang setahun sekali belum te
h tersentuh najis berat. Selain itu, bisa jadi
, Bary tid
ih dulu ada dalam tong sampah saat Bar
kup jauh. Sekira delapan kilometer. Butuh langkah
. Dari situlah Bary sibuk mondar-mandir ke rumah Mama Yohana, yang jaraknya sekira dua kilometer d
ses persalinan Rima, telah membuatnya l
ka bukan karena Rima, Bary tidak akan mung
*
kanan olahan sejeni