Lentera Rindu
mpan pikulan beserta jerigen yang masih kosong. Usai ya
ana Bary akan mendapatkan pesanan Rima, tidak terlalu jauh. Hanya seki
ktu, berbekalkan uang dua puluh
menyentuh kantun
ain ekstra hati-hati agar tidak merusak barang dagangan, Bary juga tidak akan menyentuh barang dalam warung sebelum mema
. Harganya hanya empat ribu rupiah, lebih m
paling murah, harganya sembilan ribu rupiah. Setelah itu, Bary keluar dari warun
ke dalam pasar, ke lapa
Bu?" tanya Bary. Kini ia sudah ber
g pemilik lapak. "Satu kilo,
Bary dalam hati. Sesaat,
ak, seorang wanita yang usianya di kisar
boleh, tidak, Bu?" jaw
k!" sahut si Ibu. "Beli se
ya tidak cukup," a
mu berapa juga?"
ikir, mungkin akan jauh lebih baik jika aku berterus-te
emudian menambahkan, "tapi saya
tkan gigi peraknya. "Kasi tau mamamu, uang segitu mana cukup dibelanjak
empat belas ribu rupiah yang ada di tangan Bary. Bary mengabaikannya. Lalu,
m hati Bary, Ibu itu pasti tidak tahu jik
lainnya menyapa Bary. Bapak ini tadi diam-diam meng
perhatikan, barang dagangannya, baik dari segi jumlah maupun varian, di si
itu, Pak!" jawa
juga memangnya?
at. Sambil pula ia mengembuskan asap rokok bambu yang ia isap. Wan
sama beras, biar setengah lit
ri plang harga yang tertancap di karung beras yang si Bapak jual secara
ng sambil meraih tas kresek kuning tembus pandang beru
y dalam hati, lalu menguca
y memamerkan uang yang ia miliki, setelah sebelumn
cap sang Bapak tanpa memperhatik
n Bary. Kini tangannya mulai sibuk menggantan
r, ya, Nak!" t
si Bapak menambahkan satu genggam kacang tanah tanpa kulit, lalu mencampurk
jarnya kemudian sembari menyod
saja, Pak?" Bary tida
mah. "Iya, Nak!" ucap
atu lembar uang lima ribuan dari genggamannya,
ma kasih banyak, Pak! Terima kasih. Semoga
Bapak masih dengan senyumnya yang ramah.
uno, Pak!"
ak. Di sini, tiba-tiba ke
empat bercocok tanam jagung dan ubi kayu, bukan nama des
ka Bapak ini kembali bertanya. Katanya, "Kali
k, lalu menjawab
si Bapak sembari mem
mengernyit, di
ak lagi dengan nada
gu, tetapi pada akhirnya Bary mengembalikan kantu
embali si Bapak memperdengarkan nada ketusnya sembari
Jangan berdiri di situ! Bikin sia
rih. Namun,
ang yang jatuh ke tanah barusan, lalu bangkit, k
an silam, sudah merebak ke mana-mana
menangis. Akan tetapi, apakah dengan menangis duni
k kecil yang berada di bagian belakang pasar. Syukurnya, di bagian sini ada yang men
anan Rima, meskipun hanya
ibu rupiah. Bary masih punya uang sebanyak lima ribu rupiah. Akan
ng, dengan pikiran, hari ini Ri
barusan tadi, lalu beredar menuju sumur gali yang berada di hutan jati milik Pe
ary benar-
k, Bary telah pun disambut sayu
kah ba