icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Perjalanan Menjadi Dewa

Perjalanan Menjadi Dewa

Penulis: Green
icon

Bab 1 Membalas Kejahatan Dengan Kebaikan (Bagian Satu)

Jumlah Kata:1607    |    Dirilis Pada: 05/01/2022

enggantikan gelapnya malam, sinar mentari di ufuk timur m

ernama Zen Luo duduk tegak di depan meja, tubuhnya menutupi sebagian besar cahaya yang terpancar dari lampu min

ia 17 tahun, dia memiliki temperamen yang sangat lembut, matanya begitu bersinar bahkan di bawah

berbunyi 'Membalas kejahatan dengan kebaikan' sungguh sangat menjijikkan." Bisik Zen sambil menatap api di lampu minyak yang seukuran kacang. Wajahnya terlihat sangat sedih, "Jika sa

lamunannya. Ekspresi wajahnya yang sedih langsung berubah menjadi sangat serius, dia dengan segera m

s melangkah menuju ke arahnya dan menginjakkan kakinya di tempat tidur Zen, dia lalu berteriak kepadanya, "Apakah kamu ma

ijik, Zen duduk di tempat tidurnya sambil menggosok matanya, dia lalu menyingkap selimutnya, dan bangkit dari tempat tidurnya, kemudian mengenakan pakaian, kaus kaki, dan sepatuny

lain dengan melambaikan tangannya, beberapa pria lalu datang menghampiri dan mengepung Zen, mereka

s tersebut berjalan keluar dari ruang bawah tan

hektar tanah yang sangat subur, mereka adalah kl

imur karena di sana memiliki ribuan kota kabupaten dan jug

udah menjadi ritual hariannya, jadi dia sudah sangat terbiasa dengan hal ini. Untuk pergi ke B

diri. Pintu masuknya dihiasi dengan patung singa jantan dan singa betina yang terbuat dari marmer putih, lantainya terbuat dari lempengan batu

Klan Luo yang terlihat sedang berlatih seni bela diri di bawah

melayangkan tinjuny

eras agar bisa memenangkan posisi tertentu dalam Klan mereka, semua

tetap saja berlatih dengan semangat hingga bermandikan keringat. Panas dan din

rti Zen, mengenakan pelindung kulit dengan tangan dan kaki yang dibelenggu. Orang-ora

ni Bela Diri, penjaga menempatkannya di

nak-anak dari Klan Luo untuk melatih dan menguji kekuatan mereka, mereka diperbolehkan untuk menyerang para budak itu sesuka hati mereka, beberapa budak bahkan sampai terbun

tertua Klan Luo. Anggota Klan yang lain biasa memanggilnya dengan sebutan tuan muda, dulunya dia juga seorang bangsawan, par

a terjadi di Kabupaten C, ayah Zen yang merupakan kepala Klan Luo diracuni

ah dan membuat tuduhan palsu terhadap ayah Zen dengan mengatakan kalau dia adalah seorang pemberontak di dalam Kla

dan langsung dijadikan sebagai budak mereka, dia dijadikan sebagai alat untuk lat

ia bahkan sudah tidak tahu berapa banyak tinju dan hinaan

a sekarang! Dengan memukul tubuh manusia, memungkinkan kalian untuk bisa sepenuhnya memahami kete

ra budak yang memohon ampun dan belas kasihan pun langsung terdengar di seluruh ruang balai seni, anak-anak tersebut tida

kuli mantan tuan muda dengan serangan dan pukulan sebanyak mun

ya dipukuli bak karung pasir, dan karena sudah dua tahun menjadi budak di

masuk ke dalam Balai Seni Bela Diri, seorang pria muda

uda tel

sekarang Anda terlihat lebih segar dan bersemangat, kem

Luo yang sangat berbakat. sekarang dia pasti sudah semakin kua

n mulai berkumpul di sekitarnya, beberapa dari mereka bahkan berjalan mendekatinya dan mel

anggil tuan muda oleh anak-anak ini adalah Perrin Luo, dia adalah

uan muda dari Klan Luo setelah dia ditur

il untuk berlatih, dia menghilang untuk waktu yang cukup lama, dan sepertinya

atapnya dengan penuh kebencian. Dia lalu tersenyum menyeringai sambil berjalan ke arahnya dan berkata, "Zen, aku pergi

peduli padaku, sayang sekali aku m

cam apa itu? Beraninya kamu berbi

at berlutut dan minta maaf pada tuan muda atau k

ya, seolah-olah dia telah melakukan suatu k

seperti anjing kecil di depannya, bahkan bernapas saja mereka juga tidak berani, namun setelah dia kehilangan kekuasaanny

tersebut agar berhenti berteriak. Dia pun lalu berkata pada Zen deng

ta pun, Dia hanya menatap Perr

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Membalas Kejahatan Dengan Kebaikan (Bagian Satu)2 Bab 2 Membalas Kejahatan Dengan Kebaikan (Bagian Dua)3 Bab 3 Metode Pemurnian Senjata (Bagian Satu)4 Bab 4 Metode Pemurnian Senjata (Bagian Dua)5 Bab 5 Tubuh yang Luar Biasa (Bagian Satu)6 Bab 6 Tubuh yang Luar Biasa (Bagian Dua)7 Bab 7 Zen Memukul Para Pelayan (Bagian Satu)8 Bab 8 Zen Memukul Para Pelayan (Bagian Dua)9 Bab 9 Krisis (Bagian Satu)10 Bab 10 Krisis (Bagian Dua)11 Bab 11 Upaya (Bagian Satu)12 Bab 12 Upaya (Bagian Dua)13 Bab 13 Hari Latihan Keluarga (Bagian Satu)14 Bab 14 Hari Latihan Keluarga (Bagian Dua)15 Bab 15 Pukulan Fatal (Bagian Satu)16 Bab 16 Pukulan Fatal (Bagian Dua)17 Bab 17 Tingkat Pemurnian Organ (Bagian Satu)18 Bab 18 Tingkat Pemurnian Organ (Bagian Dua)19 Bab 19 Evil Sang Pemurni Senjata (Bagian Satu)20 Bab 20 Evil Sang Pemurni Senjata (Bagian Dua)21 Bab 21 Memurnikan Tubuh dengan Api (Bagian Satu)22 Bab 22 Memurnikan Tubuh dengan Api (Bagian Dua)23 Bab 23 Memurnikan Tubuh dengan Api (Bagian Tiga)24 Bab 24 Api Hitam Dan Sisik Naga25 Bab 25 Kebebasan (Bagian Satu)26 Bab 26 Kebebasan (Bagian Dua)27 Bab 27 Kebebasan (Bagian Tiga)28 Bab 28 Ibukota Kaisar (Bagian Satu)29 Bab 29 Ibukota Kaisar (Bagian Dua)30 Bab 30 Provokasi (Bagian Satu)31 Bab 31 Provokasi (Bagian Dua)32 Bab 32 Ujian Awal (Bagian Satu)33 Bab 33 Ujian Awal (Bagian Dua)34 Bab 34 Tekanan Tak Terlihat (Bagian Satu)35 Bab 35 Tekanan Tak Terlihat (Bagian Dua)36 Bab 36 Lulus Ujian Awal (Bagian Satu)37 Bab 37 Lulus Ujian Awal (Bagian Dua)38 Bab 38 Aku Memiliki Ide yang Sangat Sederhana (Bagian satu)39 Bab 39 Aku Memiliki Ide yang Sangat Sederhana (Bagian Dua)40 Bab 40 Kejutan (Bagian Satu)41 Bab 41 Kejutan (Bagian Dua)42 Bab 42 Pil Panjang Umur43 Bab 43 Amarah Zen (Bagian Satu)44 Bab 44 Kemarahan Zen (Bagian Dua)45 Bab 45 Aku Menolak Menerimanya (Bagian Satu)46 Bab 46 Aku Menolak Menerimanya (Bagian Dua)47 Bab 47 Yan Luo48 Bab 48 Gunung Berdarah (Bagian Satu)49 Bab 49 Gunung Berdarah (Bagian Dua)50 Bab 50 Ryan Fang (Bagian Satu)51 Bab 51 Ryan Fang (Bagian Dua)52 Bab 52 Cara Terbaik Menyingkirkan Orang Bodoh (Bagian Satu)53 Bab 53 Cara Terbaik Menyingkirkan Orang Bodoh (Bagian Dua)54 Bab 54 Tujuh Klan Bangsawan Teratas55 Bab 55 Terpaksa Bertarung (Bagian Satu)56 Bab 56 Terpaksa Bertarung (Bagian Dua)57 Bab 57 Mati-matian Melawan (Bagian Satu)58 Bab 58 Mati-matian Melawan (Bagian Dua)59 Bab 59 Raksasa (Bagian Satu)60 Bab 60 Raksasa (Bagian Dua)61 Bab 61 Menggunakan Pisau Terbang (Bagian Satu)62 Bab 62 Menggunakan Pisau Terbang (Bagian Dua)63 Bab 63 Perasaan Tertekan64 Bab 64 Mendapatkan Kembali Pisau Terbang (Bagian Satu)65 Bab 65 Mendapatkan Kembali Pisau Terbang (Bagian Dua)66 Bab 66 Memilih Metode Pemurnian (Bagian Satu)67 Bab 67 Memilih Metode Pemurnian (Bagian Dua)68 Bab 68 Metode Kultivasi Tingkat Lima (Bagian Satu)69 Bab 69 Metode Kultivasi Tingkat Lima (Bagian Dua)70 Bab 70 Gunung Neraka (Bagian Satu)71 Bab 71 Gunung Neraka (Bagian Dua)72 Bab 72 Masalah Tiada Akhir73 Bab 73 Tantangan74 Bab 74 Melupakan Diri Sendiri Sepenuhnya (Bagian Satu)75 Bab 75 Melupakan Diri Sendiri Sepenuhnya (Bagian Dua)76 Bab 76 Permainan Kucing dan Tikus (Bagian Satu)77 Bab 77 Permainan Kucing Dan Tikus (Bagian Dua)78 Bab 78 Mencapai Tingkat Pemurnian Sumsum79 Bab 79 Tetap Tenang (Bagian Satu)80 Bab 80 Tetap Tenang (Bagian Dua)81 Bab 81 Tetap Tenang (Bagian Tiga)82 Bab 82 Kebenaran Yang Dingin Dan Keras83 Bab 83 Instruktur Su Yang Marah (Bagian Satu)84 Bab 84 Instruktur Su Yang Marah (Bagian Dua)85 Bab 85 Lapangan Parkir Langit Biru (Bagian Satu)86 Bab 86 Lapangan Parkir Langit Biru (Bagian Dua)87 Bab 87 Serangan Mendadak Di Langit (Bagian Satu)88 Bab 88 Serangan Mendadak Di Langit (Bagian Dua)89 Bab 89 Diselamatkan (Bagian Satu)90 Bab 90 Diselamatkan (Bagian Dua)91 Bab 91 Tantangan Yang Tak Terduga92 Bab 92 Mempermalukan Dirinya Sendiri (Bagian Satu)93 Bab 93 Mempermalukan Dirinya Sendiri (Bagian Dua)94 Bab 94 Kesempatan Dalam Kesempitan95 Bab 95 Panen Melimpah Inti Kristal (Bagian Satu)96 Bab 96 Panen Melimpah Inti Kristal (Bagian Dua)97 Bab 97 Nasib Tragis (Bagian Satu)98 Bab 98 Nasib Tragis (Bagian Dua)99 Bab 99 Binatang Raksasa Di Danau Lava100 Bab 100 Perubahan Menjadi Senjata Spiritual (Bagian Satu)