Sketsa Hati
di kafe. Bukan saja karena jarak yang harus kutempuh dari Jatinangor-Ban
edikit membaik, tidak ingin mencari masalah baru j
enti bekerja di kafenya. Pada hari terakhir
ambarkan kalau lagi senggang, apa
, Kang?" Aku balik
gambarnya ada di Jatinangor, kalau
apakah masih bisa keluar bebas jika
erjanya bisa diatur," tukas Kang Hilmi
Saya coba dulu,"
rlalu menggantungkan harapan akan biaya kuliah terhadap kedua orangtuaku. Berharap
reka berikan dengan cuma-cuma. Mereka meminta bayaran untuk setiap rupiah yang mereka kucurkan pada kami anak-anak mer
anya Ares ketika aku keluar
tau a
ut kerja, sih?" kulirik wajah Ares. Tidak bi
antungku kebat-kebit. Sebenarnya, aku juga sedikit berharap dia mempunyai perasaan yang sama denganku. B
lan kepalaku. Jawabannya serta merta memup
tepisku, melenggang meninggalkannya.
*
menyesuaikan diri kembali dengan lingkungan baru. Kosan yang dicar
untuk perempuan. Diantara dua bangunan
milik kosan suka mengadakan acara yang meli
erempuan. Setiap bangunan Terdiri dari dua lantai dengan sepuluh kamar yang berhadapan sep
sewaktu Bandung. Perabotan yang disediakan juga cukup bagus. Lemari ukuran besar, tempat tidur dengan
atang menjemputku ke Bandung, untuk membantu mengemasi barang-bar
ot bantuin," ucapku ketika Kak Dare
nya aku ini orang lain?"
mau sidang, masih sempat-sempatnya bantuin
lagi sibuk sama urusan persiapan masuk kuliahnya." Aku mena
erutu seperti biasa kalau Lia
mbah. Ada apa dengan keluargaku. Kata maaf seperti kata yang s
. Entah apa yang menyebabkan me
uk a
kakak yang menebalkan," jawabnya
g buruk. Tidak per
sedang berdua seperti saat itu, terasa bagai dengan orang asing. Kak Daren denga
kalau Lia butuh apa-
itu keluar dari mulut cowok meny
ak?" Aku mencoba tertawa
a jadi kakak yang baik buat Lia," ucapnya menepuk pelan kepalaku. Seperti ditarik ke
pasti, aku harus bersyukur, hidupku tak seburuk yang kupikir selama ini. Paling
*
dengan Kang Dadan-teman Kang Hilmi yang memiliki distro. Kang Dadan menawarkank
urkan, jam kerja yang tidak terlalu mengikat membuat
untuk bekerja paruh waktu. Khawatir dia mengira ak
nkah Mama telah mengatakan akan tetap memberikan biay
s disia-siakan. Lagipula, pekerjaannya sesuai denga
wab. Dia seolah tengg
bakat Lia ini juga berguna," lanjutku, berharap Kak Dare
i itu. Yang penting harus bertanggung jawab
ur ke pelukan Kak Daren. Rasa bahagia yang seakan meledak
kusenangi dari anggota keluarga. Sekilas kulihat Kak Daren tersenyum. L
nya. Perlahan aku mulai membenci cowok berwajah kaku itu. Karena sikapku yang membencinya, Kak Daren pun seolah tak berhenti mem
ng, karena selalu saja ada aduan
nnya bagai mukjizat yang Tuhan berikan dal
*
ah kesibukan untuk persiapan sidang kelulusan, dia masih berusaha membantuku untuk menyiapkan segala
ilih untuk tidak mengik
oh," ujarnya memberi alasan ketika aku menanyaka
u dipersulit nantinya, Res?" tanyaku
gucilin gue karena
lah. Kan ka
ng perlu dikhawatirkan
pun dimulai. Lalu aku kembali dipertemuk
takdirkan untuk bareng ya, Li,"
yang ditaksirnya selalu melontarkan kalimat seperti itu. Namun aku masih
ut untuk berharap. Aku takut mengetahui bahwa aku bukan s
i kelasku banyak yang mengaguminya. Aku cukup tau diri dengan penampilan dan wajah yan
asiswi lainnya di kelasku. Bagaimana mungkin
k berhenti mengagumi Ares, semakin sa
u sketsa menjadi pelampiasanku untuk melepaskan cowok itu dari pi
iskan hanya untuk menyel
asih terus berada di sisiku. Tak peduli berapa banyak mahasiswi yang berusaha me
henti berharap jika laki-laki yang
uk bisa terus berada di dekat Ares, maka aku akan bertahan