icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Sketsa Hati

Bab 4 Anak yang tak dianggap

Jumlah Kata:1481    |    Dirilis Pada: 06/04/2022

an seleksi dilaksanakan. Cowok itu kebagian gedung di ba

dung lo aja, Li. Biar gue jemput ke s

thank

pun beranjak ke gedungku. Bimbang tiba-tiba saja menyelubungi. Apakah aku berani m

menjadi anak yang pemberontak. Di tengah perdebatan batin dan kepa

lo,

Hari ini kamu ujian, kan? Kenapa enggak ada kabar sama sekali? Sudah di lokasi uji

t, takut kesiangan. Ini baru mau masuk

malam-malam sama cowok? Sama sia

ung lagi." Jika tak disudahi, bisa-bisa sam

apa kata Papa? Mama sudah tidak bisa nego lagi sama Papa," sahut

a,

orangtua yang benar-benar akan tega membuang a

ertama hidup di dunia. Kalau lo beruntung, ya bakal dapat orangtua yang baik hati dan nerima lo apa adanya. Kalau enggak, ya lo ha

yang mendekati minatku. Karena aku benar-benar tak melihat celah untuk bisa me

akutanku seakan sirna. Saat itu yang kurasakan, bersama Ares saja sudah cukup. Bersama cowok itu ak

kulit durian itu bisa dim

ng digimanain?" Jiw

il-kecil, ter

buat

tang dibuang,"

apa direbus?" tan

ilang bisa dimasak bukan buat dimak

Gelakku menertawakan kebodohan send

, hanya bersamanya aku

bertemu. Untuk urusan hasil ujian, aku tak lagi memusingkan. Segala omela

*

e kosan. Seperti biasa, dia baru mengaba

ak?" tanyanya tanpa banyak basa-basi

Jadi

aitress. Gajinya lumayan, ada bonus juga kalau

mbanganku, jika nanti benar-benar harus lepas dari keluarga,

r di salah satu universitas di Bandung. Tidak terlalu banyak persyaratan yang diber

kerja," ujar Kang Hilmi si pemil

dalam lingkungan yang serba ada, berbalik menjadi pelayan bagi orang lain. Minggu-minggu awal bekerja, bany

masa-masa ujian akhir semester. Sehingga dia tidak terlalu hirau de

tau keadaanku di Bandung. Apalagi Papa, selama aku keluar dari rumah, tak sekali pun dia sekedar b

semakin dekat. Jika dulu aku mulai senewen setiap kali hasil ujian akan diumumkan, tidak untuk kali ini. Aku benar-benar merasa

m selimutku yang hangat. Suara dering ponsel mem

l test-mu?" Suara Mama

Perasaanku sudah tidak enak. Masih antara sadar dan mata masih m

eharusnya semalam aku menunggu hasil ujian keluar. Akan tetapi karena ter

? Papa benar-benar akan melaksanakan janjinya, Lia." Suara Ma

yang membayangi. Mendadak udara sekitar terasa berat untuk kuhirup. Aku merapatka

gan airmata yang mengambang. Berharap sedikit bel

Lia." Suara mama p

Mama bukan, sih?" tiba-tiba saja pert

membuang napas ka

an Papa tidak bisa di tawar lagi," ujar

pang?" Mama mengulangi pertanyaannya

Ma. Daripada nanti Lia bingung membiayai kuliah

Aku seakan tidak mengenal suara itu. Mama yang kukena

ingin jadi anak yang membanggakan buat Mama dan Papa, tapi apa daya, sekuat apa pun Lia berusaha, te

canamu apa?" tanya Ma

Lia akan tetap kuliah bagaima

ngirimimu uang, bia

yak yang iri padaku. Lahir di keluarga yang berkecukupan. Kedua orangtua dokt

ang mereka

hidup dalam segudang aturan dan segunung tuntutan dari orangtuanya. J

ang diucapkannya. Aku tidak akan mendapatkan biaya untuk m

hidup setelah ini. Aku merasa benar-benar dibuang dari keluarga. Kupikir, ancaman akan dicoret dari daftar keluarga, hanya ancaman

engar isakan di

gis?" tan

mi berikan sama kamu Lia. Semua fasilitas ya

an. "Tak perlu Mama mencari-

rharap itu hanya mimpi buruk. Rasa-rasanya tidak mungkin aku akan dibuang be

n hidup baruku, dan Ares seolah men

perlu berkecil hati. Akan ada masa depan untuk mereka ya

an ketenangan padaku saat itu. Seperti halnya Ares yang yang menemukan ketenangan setiap kali

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Sesak2 Bab 2 Awal Bertemu3 Bab 3 Meet Up4 Bab 4 Anak yang tak dianggap5 Bab 5 Apakah Tuhan menyiksaku 6 Bab 6 Mahasiswa Baru7 Bab 7 Menyukai Dalam Diam8 Bab 8 Masa Lalu Ares9 Bab 9 Hidup Bebas10 Bab 10 Hiburan Malam11 Bab 11 Sahabat Rasa Pacar12 Bab 12 Sahabat Terbaik13 Bab 13 Rahasia yang terbongkar14 Bab 14 Salah Paham15 Bab 15 Konfirmasi16 Bab 16 Hati yang lain17 Bab 17 Hanya tak ingin sendiri18 Bab 18 Menyamankan hati19 Bab 19 Khawatir20 Bab 20 Lelaki Pencemburu21 Bab 21 Menyerah22 Bab 22 Setitik Rasa23 Bab 23 Kepingan Puzzle24 Bab 24 Lelaki yang perhatian25 Bab 25 Alat Gambar Baru26 Bab 26 Butiran Pasir27 Bab 27 Rasa yang masih tersisa28 Bab 28 Melepaskan29 Bab 29 Bertemu Kak Daren30 Bab 30 Lengan yang Nyaman31 Bab 31 Wisuda Kak Daren32 Bab 32 Dia yang Memperjuangkanku33 Bab 33 Papa Murka34 Bab 34 Masa Depan Suram35 Bab 35 Bertemu Aldo36 Bab 36 Lulus37 Bab 37 Bahagia yang Sederhana38 Bab 38 Halo Calon Mertua39 Bab 39 Kami Ingin Menikah40 Bab 40 Sebuah Perjuangan41 Bab 41 Sampai Maut Memisahkan42 Bab 42 Pengakuan Aldo43 Bab 43 Persiapan44 Bab 44 Sketsa Usang45 Bab 45 Hari-hari Menjelang Pernikahan46 Bab 46 Aku Harap Ini Mimpi47 Bab 47 Kenapa Bukan Aku 48 Bab 48 Dia Masih Ada49 Bab 49 Melepas Kenangan50 Bab 50 Dia Kembali51 Bab 51 Aku Takut Bangkit52 Bab 52 Ajang Perjodohan53 Bab 53 Kesempatan Kedua54 Bab 54 Hal yang Mendebarkan55 Bab 55 Bersamamu56 Bab 56 Memupus Bimbang57 Bab 57 Harta yang Paling Berharga58 Bab 58 Menyelesaikan Masa Lalu59 Bab 59 Satu Kepingan Puzzle60 Bab 60 Selamat Tinggal61 Bab 61 My Pain Killer62 Bab 62 Ke Bandung Aku Kembali63 Bab 63 Hapus Ragumu64 Bab 64 Tuhan Tidak Adil65 Bab 65 Yang Terlupakan66 Bab 66 Calon Suami67 Bab 67 My Protective Man68 Bab 68 I'll Stand by You69 Bab 69 Hati yang Kembali Patah70 Bab 70 Ambil Saja Nyawaku71 Bab 71 I Need You72 Bab 72 Langkah Baru73 Bab 73 Luka yang Kembali74 Bab 74 Mimpi Buruk75 Bab 75 Tempat Ternyaman76 Bab 76 Pasrah77 Bab 77 Janin Tak diharap78 Bab 78 Belajar Menerima79 Bab 79 Percaya Saja80 Bab 80 Menata Kembali81 Bab 81 Aku Yakin Kuat82 Bab 82 My Panacea, My Pain Killer