icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Sketsa Hati

Bab 3 Meet Up

Jumlah Kata:1697    |    Dirilis Pada: 06/04/2022

ama kali aku mengenalnya, cuek. Siang itu dia memakai jaket jeans belel dengan kaus oblong longgar di balikny

agi," sapanya deng

." balas

laper," ajaknya sam

ingan belajar. Menyusuri jalan Juanda ke arah Gasibu. Aku berboncen

cowok itu di sebuah rumah m

dok beberapa centong nasi ke piringnya. "Cocoklah buat mahasiswa budget pas-pasan,

hat porsi makan cowo

sorot mataku ke arah piringnya. "Gue 'kan masih dalam masa

mengalihkan perhatian pada menu la

bulan tinggal di Bandung, nafsu makanku berkurang. Pasal

nya Ares setelah isi pirin

, kok," sahut

rumah makan itu yang memang nikmat, atau karena hatiku sedang berbunga-bunga

sketsa, Li?" Ares

udah nggak se

tas Seni Rupa dan Desain). Sayang lho bakat kayak gi

Nggak dapat ijin ortu,"

l sukses sama bakat lo itu, nggak usah sedih," hiburnya dengan senyum khasnya. Salah satu u

rumah makan. Mengobrol ngalor ngidul hingga s

*

hanya jalan berdua dengan Ares. Dari pertemuan-pertemuan itu kami saling bertukar cerita. Dan dari

tahun. Setelah perceraian itu, hidupnya seakan kehilanga

eban yang ikut larut dalam setiap petikan na

berasal dari keluarga broken home, tak lantas ia menya

dingkan dengan masalah yang dihadapi orang lain. Di jalani santai aja," kekehnya ringan. "Don't think abou

utau anak-anak korban broken home akan menjadi anak-anak yang bermasalah denga

" tanyanya mengal

a lolos FK. Nilai try out-ku se

au?" tanyanya mengaba

adi diant

on, y

jian." Aku menjawab setengah me

ulu. Kalau kepenuhan sama pelajaran, ya

ernah menikmati fasilitas hiburan yang ditawarkan oleh kota itu. Pik

ng di titahkan oleh orangtuaku membuatku melupakan k

u?" tanyany

deh," sahutk

ar dari aturan yang diterapkan oleh or

Ares. Hingga tak terasa waktu telah menunjukkan puk

, wajah garang kak

es kuliah, karena khawatir sama kamu, kamunya malah enak-enakan pacaran sampa

lokasi ujian, Kak," s

i, Lia. Kamu pikir aku sebodoh itu bisa dibohongi." Ka

ng makin terasa menusuk. Tatapan

otak, biar besok bisa segar menghadap

blank!" ujarnya deng

elegakan pikiranku yang selama ini selalu ditekan oleh keluarga. Namun,

sa lolos FK," ancam Kak Daren sebelum berlalu

dia pergi. Membuat mataku sulit terpejam. Ketakutan yang semp

ar Papa akan mencoretku dari kartu keluarga seperti yang di

suntuk membuat kepalaku terasa berat. Entah nanti disaat ujian

u kamar, ponselku berdering

an, untuk apa cowok i

utnya singkat. Lalu

unggu di depan gerbang dengan skuter tuanya. Mema

kembang ketik

arapan,

tempat ujian aja," sahutku masih hera

erahkan helm berlapis kulit deng

E

iannya sama lo," terangnya

ak bilang da

ng barusan," s

!" sergahnya

ru setengah kaki yang naik ke jok penumpang, kul

uter Ares, aku berjongkok mengikat

aku ditinggal, aku menatap heran tanpa mampu bersuara. S

il berlari ke arah jalan utama setelah sadar co

ba-tiba Ares muncul lagi dari ar

n pukulan ringan ke punggungnya sambil mengatur napas. "Aku pikir kamu n

terlalu jauh, gue heran kok lo enggak jawab-jawab pas gue nanya, pas gue ngelon

h!" sungutku men

nya sendiri. Jika ada yang berkata tawa adalah obat kecemasan, terbukti benar adanya. Gelak

, Res?" tanyaku saat kam

Universitas negeri, belajar yang bener, lulus dalam

a," sahu

lo apa?" tany

Kedokteran

ban, tuh? Kenapa engga

k punya pi

. Coba lo pikirin, deh. Kalau misalnya lo e

kuliah sendiri tanpa bantuan ortu," sahut

eraguin kemampuan lo. Cuma, selama jalan sam

ta Ares. Aku seolah tak menemu

u masih belum mengerti kem

l jurusan yang kira-kira lo suka untuk pi

enggak bakal diaku sama ortu." Aku menolak men

bisa kuliah di PTN, biayanya nggak semahal kuliah di swasta," terangnya menoleh ke b

-benar di coret dari kartu keluarga, kita bikin kartu keluarga s

ngutku menampar

tercatat di kartu keluarga." A

ul. Jika memang nanti Papa benar-benar melaksanakan ancamannya, tentu aku

jalan buntu. Berterima kasih pada Tuhan karena telah me

buah jitakan pelan

ahutku dengan

jalan hidupmu se

separuh beban yang terasa terangkat. Apapun yang akan terjadi nanti, biarlah kupasrah

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Sesak2 Bab 2 Awal Bertemu3 Bab 3 Meet Up4 Bab 4 Anak yang tak dianggap5 Bab 5 Apakah Tuhan menyiksaku 6 Bab 6 Mahasiswa Baru7 Bab 7 Menyukai Dalam Diam8 Bab 8 Masa Lalu Ares9 Bab 9 Hidup Bebas10 Bab 10 Hiburan Malam11 Bab 11 Sahabat Rasa Pacar12 Bab 12 Sahabat Terbaik13 Bab 13 Rahasia yang terbongkar14 Bab 14 Salah Paham15 Bab 15 Konfirmasi16 Bab 16 Hati yang lain17 Bab 17 Hanya tak ingin sendiri18 Bab 18 Menyamankan hati19 Bab 19 Khawatir20 Bab 20 Lelaki Pencemburu21 Bab 21 Menyerah22 Bab 22 Setitik Rasa23 Bab 23 Kepingan Puzzle24 Bab 24 Lelaki yang perhatian25 Bab 25 Alat Gambar Baru26 Bab 26 Butiran Pasir27 Bab 27 Rasa yang masih tersisa28 Bab 28 Melepaskan29 Bab 29 Bertemu Kak Daren30 Bab 30 Lengan yang Nyaman31 Bab 31 Wisuda Kak Daren32 Bab 32 Dia yang Memperjuangkanku33 Bab 33 Papa Murka34 Bab 34 Masa Depan Suram35 Bab 35 Bertemu Aldo36 Bab 36 Lulus37 Bab 37 Bahagia yang Sederhana38 Bab 38 Halo Calon Mertua39 Bab 39 Kami Ingin Menikah40 Bab 40 Sebuah Perjuangan41 Bab 41 Sampai Maut Memisahkan42 Bab 42 Pengakuan Aldo43 Bab 43 Persiapan44 Bab 44 Sketsa Usang45 Bab 45 Hari-hari Menjelang Pernikahan46 Bab 46 Aku Harap Ini Mimpi47 Bab 47 Kenapa Bukan Aku 48 Bab 48 Dia Masih Ada49 Bab 49 Melepas Kenangan50 Bab 50 Dia Kembali51 Bab 51 Aku Takut Bangkit52 Bab 52 Ajang Perjodohan53 Bab 53 Kesempatan Kedua54 Bab 54 Hal yang Mendebarkan55 Bab 55 Bersamamu56 Bab 56 Memupus Bimbang57 Bab 57 Harta yang Paling Berharga58 Bab 58 Menyelesaikan Masa Lalu59 Bab 59 Satu Kepingan Puzzle60 Bab 60 Selamat Tinggal61 Bab 61 My Pain Killer62 Bab 62 Ke Bandung Aku Kembali63 Bab 63 Hapus Ragumu64 Bab 64 Tuhan Tidak Adil65 Bab 65 Yang Terlupakan66 Bab 66 Calon Suami67 Bab 67 My Protective Man68 Bab 68 I'll Stand by You69 Bab 69 Hati yang Kembali Patah70 Bab 70 Ambil Saja Nyawaku71 Bab 71 I Need You72 Bab 72 Langkah Baru73 Bab 73 Luka yang Kembali74 Bab 74 Mimpi Buruk75 Bab 75 Tempat Ternyaman76 Bab 76 Pasrah77 Bab 77 Janin Tak diharap78 Bab 78 Belajar Menerima79 Bab 79 Percaya Saja80 Bab 80 Menata Kembali81 Bab 81 Aku Yakin Kuat82 Bab 82 My Panacea, My Pain Killer