icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Kafan Hitam

Bab 6 5. Jenazah yang Hilang

Jumlah Kata:1228    |    Dirilis Pada: 06/04/2022

kedua tangannya sebagai bantalan. Pandangannya menerawang pada tirai jendel

nya. Malu sebenarnya, tetapi Rojali tak punya pilihan lain. Di sisi lain, jemaah di masjid mendadak mengh

ya diisi dengan lantunan ceramah dari radio tua yang bertengger di b

kepolisian. Semua mengangguk setuju tanpa terkecuali dirinya. Pembunuhan dan

akat. Setiap kali Rojali bertemu warga yang kebetulan ada di luar, mer

i bibir kasur sembari memijat kepala perlahan. Langkah mengantarnya ke luar rumah untuk mengamb

ya kemudian menyisir sekeliling. Rumahnya berada di ujung perkampungan, berdampingan d

ila seseorang meniup tengkuknya. Dingin sekali. Beberapa kali ia harus menahan

la kamar mendadak terbuka. Rojali mematung sesaat, lalu bergerak untuk menu

sir dahaga. Pintu diketuk dari luar. Kencang sekali. Kening pemuda ber

dari balik tirai. Tak ada siapa-siapa di halaman rumah. Saat ber

ong

Bangunan berdinding bilik ini tak menampilkan sosok siapa pun se

ng s

hingga tengkuk. Bulu kuduknya meremang seketika. Mata pemuda itu melebar saat melihat pantula

ong

eringat segera mengucur deras selaras dengan debar jantung yang s

nggalkan rumah. Pemuda itu seketika jatuh terduduk. Kakinya bak kehilangan tulang saat sosok itu tiba-tiba berbalik. Kini, makhluk y

ong

mar ketika embusan angin dingin menerjang kulit kepala. Ya Allah, kenapa wa

*

uh di gerbang masuk perkampungan, sebuah motor yang membawa dua orang warga tengah melewati bec

kang pria paruh baya itu bicara. “Biasanya jam seg

da tahi lalat kecil di atas bibir dan lesung pipi yang timbul ketika te

opir yang juga bapak

uk. Euis mengeratkan pegangan pada pinggang bapaknya, sedang satu tangannya memegang keresek pem

menyapu pandangan ke dalam surau,

paknya sembari m

udian. Setelah salat subuh dan membersihkan diri, gadis itu membuk

apu halaman depan. Beres dengan satu pekerjaan, gadis itu kembali ke

” ucap Euis ramah m

atanya kosong dan wajahnya tampak pucat. Euis tak berani berkomentar meski sebenarnya merasa aneh. Pelang

gan. Ia meyampirkan jilbab ke bahu begitu dua wanita mengunjun

anita berciput kuning, Ceu Cucu. Matanya be

eu Ikoh. Kedua wanita itu saling melempar p

Tangannya kini menuangkan air p

eu Cucu cepat. Suaranya men

?” timpal

eu,” jawab Euis terbat

riak Ceu Ikoh dan C

arung dengan langkah tergesa-gesa. Dasternya sengaja ia angkat untuk memudahk

ieu? ba

g. Rona wajahnya berubah. Beberapa kali ia melonggo

tanya menyisir sekeliling sebelum bicara. “K

a memang, Ceu? Memang t

Mati!” Wanita itu menekan sua

pi

ya berubah jadi batang pisang. Orang seperti dia pa

idak bohong,

indai sekeliling. “Sekarang kamu

cek, ia bergegas keluar dari pekarangan. Tubuhnya bergidik

nya masih denga

berang jalan, ia melihat bapaknya berjalan terges

” perintah bapaknya d

Euis membuntuti

ngan tergesa-gesa. “Bapak

ngat yang mengucur ia seka dengan ujung baju. Matanya bergerak gelisah dan se

k dalam. Napasnya tiba-tiba memburu. Sekilas ia meliha

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 00 - Ciboeh2 Bab 2 1. JASAD TANPA KEPALA3 Bab 3 2. Santri4 Bab 4 3. Kebingungan5 Bab 5 4. Kain Hitam6 Bab 6 5. Jenazah yang Hilang7 Bab 7 6. Diskusi8 Bab 8 7. Doa Bersama9 Bab 9 8. Penyusup10 Bab 10 9. Tolong Saya11 Bab 11 10. Obrolan Warung12 Bab 12 11. Rencana13 Bab 13 12. Gubuk14 Bab 14 13. Ruang Rahasia15 Bab 15 14. Undangan16 Bab 16 15. Kunjungan Seorang Cucu17 Bab 17 16. Kelompok Berseragam Hitam18 Bab 18 01. UJANG (1)19 Bab 19 01. UJANG (2)20 Bab 20 17. Sejarah Desa (1)21 Bab 21 18. Sejarah Desa (2)22 Bab 22 19. Kecurigaan23 Bab 23 20. Pertanyaan24 Bab 24 21. Kunjungan25 Bab 25 22. Perbicangan di Dalam Gubuk26 Bab 26 23. Potongan Kepala27 Bab 27 24. Teror (1)28 Bab 28 25. Teror (2) 29 Bab 29 26. Musyawarah30 Bab 30 02. MAKHLUK HITAM (1)31 Bab 31 02. MAKHLUK HITAM (2)32 Bab 32 27. Sosok yang Hilang33 Bab 33 28. Rasa Cinta34 Bab 34 29. Sosok Pengawas35 Bab 35 30. Dugaan yang Keliru36 Bab 36 31. Penjaga Makam37 Bab 37 32. Pesantren38 Bab 38 33. Penguntit39 Bab 39 34. Kiai40 Bab 40 35. Pesan Dari Rojali41 Bab 41 36. Kalong Hideung42 Bab 42 37. Rojali43 Bab 43 03. RITUAL (Part 1)44 Bab 44 03. RITUAL (Part 2)45 Bab 45 38. Kepulangan Ujang46 Bab 46 39. Cerita Dari Ujang47 Bab 47 40. Kebuntuan48 Bab 48 41. Informasi Dari Ilham49 Bab 49 42. Penolakan50 Bab 50 43. Rencana Baru51 Bab 51 44. Keterkejutan52 Bab 52 45. Dua Pusaka53 Bab 53 46. Ketidaksukaan54 Bab 54 47. Kecemburuan55 Bab 55 48. Kekesalan Reza56 Bab 56 49. Peringatan Dari Sang Guru57 Bab 57 50. Lamaran58 Bab 58 51. AEP59 Bab 59 52. Kebencian Aep60 Bab 60 53. Amarah Reza61 Bab 61 54. Kekalahan62 Bab 62 55. Obrolan Dua Sahabat63 Bab 63 56. Liontin Merah64 Bab 64 57. Ujang dan Engkos65 Bab 65 58. Dua Pemimpin Kalong Hideung66 Bab 66 59. Kegundahan Reza67 Bab 67 60. Mimpi68 Bab 68 61. Awal Perjalanan69 Bab 69 04. DUA SAUDARA (Part 1)70 Bab 70 04. DUA SAUDARA (Part 2)71 Bab 71 62. Kemunculan Mbah Atim72 Bab 72 63. Musyawarah Warga73 Bab 73 64. Cerita Dari Sang Bapak74 Bab 74 65. Penyusupan Ke Pesantren75 Bab 75 66. Hilangnya Buku Pusaka76 Bab 76 67. Dua Kejutan di Pagi Hari77 Bab 77 68. Sepucuk Surat78 Bab 78 69. Tuduhan Aep79 Bab 79 70. Orang Suruhan80 Bab 80 71. Larangan81 Bab 81 72. Pembuktian82 Bab 82 73. Dalang Kerusuhan83 Bab 83 74. Markas84 Bab 84 75. Dugaan Rojali85 Bab 85 76. Kesalahan86 Bab 86 77. Musuh Desa87 Bab 87 79. Amarah Warga Desa88 Bab 88 80. Lukman89 Bab 89 81. Korban dan Pengusiran90 Bab 90 82. Fitnah91 Bab 91 83. Kebohongan dan Pertemuan92 Bab 92 84. Penyesalan93 Bab 93 85. Pertarungan94 Bab 94 86. Pemimpin Kalong Hideung95 Bab 95 87. Kekalahan96 Bab 96 88. Kemunculan yang Tiba-tiba97 Bab 97 89. Menyusun Rencana98 Bab 98 90. Kembali ke Desa99 Bab 99 91. Pengepungan100 Bab 100 05. KEJAHATAN (Part 1)