Cermin
tnya berkobar saat menyadari hal tersebut. Aku hanya mengangguk, dan kini rasanya aku tidak ingin hanya berpangku tangan saja meli
gapain
at a
gila lu!" jerit M
yang kini berdiri di sudut ruangan, hanya menatapku sambil tersenyum getir. Aku me
lam pelukannya. Aku menyambut tante Dahlia dengan ikut terbawa suasana. Sejak datang tadi, aku meman
salah ke kamu. Lili ... Astaga, kenapa ini terjadi
memang lebih sayang Lili, tante. Setidaknya dia nggak sampai jatuh ke tangan laki-laki
dengar perkataanku, Ramo
tante Dahlia yang memang tidak
rang lu kalau ngomong!
a nggak ada orang yang tau busuknya elu, kan, maksudny
pa ini?" ta
lau dia!" tunjukku pada pria brengsek di d
Dahlia mulai tertar
am. Gue tau, kita semua berduka karena kepergian Lili, tapi elu harus te
ngacau. Saya sayang Lili, makanya s
Roy terlihat kebingungan di tengah wajah
itu!" kataku dengan menunjuk wanita yang berdiri tak jauh dari
rt elu, bahkan saat semua orang hina elu aja, dia yang belain elu. Kok bisa-bisanya elu malah mempermalukan dia di hari pemakamannya? Elu ngomong gitu nggak mikir? Apa kata orang di sini? Elu sama aja mempe
si yang ngomong gitu. Kurang baik apa Lili
get cari sensasi. Dia itu emang pembawa sial, lihat aja, kan? Tiap oran
Sembarangan lu kalau ng
ah mengapa kalimat Ramon sangat menusuk hatiku sekarang. Perdebatan Mey dan Ramon terus berlanj
elum berjalan makin jauh dari rumah duka. Beberapa tetes air jatuh dari pelupuk mata, dan langsung kusapu cepat.
pada sebuah pedagang kaki lima
Silakan du
menjual makanan. Lebih tepatnya warteg, dan cukup ramai. Melihat aneka lauk di etala
kasih makan," kata seseorang yang duduk di samping ku. Aku yang awaln
di hadapannya. Cumi cabai hijau dengan goreng
Lupa," tukasku samb
an sebagai simbol perkenalan, yang tidak dilakukan sebelumnya. Mungkin ini adalah perkenalan resmi kam
n di sini?"
lah. Masa
t rapi dengan kemeja serta celana hitam berb
? Siapa yang mati?" tanyanya,
Aku lagi
agi. Ya kali mau dugem." Kalimatnya sering terdengar menyebalkan, tap
an di sini?" aku menunjuk pakaiannya yang formal, tidak seperti kemarin
Cuma gue di bagian office,
ham. Masih memper
aper, udah buang energi banyak. Gih, pes
njak dan memesan makanan j
okopi." dia menyeruput es teh
ku sudah tersaji. Aku segera makan, t
lah kalimat pertama setelah beberapa menit ber
k sekali sepertinya, padahal baru saja aku mengalami hari yang buruk. Tapi setelah
vel situ, dapat ins
ya udah
sih? Wa
uu
r dari hidung dan mulut. Tatapannya lurus ke rumah duka, tempat peristirahatan
asain lapar. Biasanya jarang banget bisa makan yang
asain lapar? Kebanyakan nulis seta
di depan wajah, sekaligus menutupi hid
jari dan puntung rokok yang mas
a-tiba petir menyambar, langit berubah
t itu bersamaan, dan berakhir dengan
ta sehati de
h. Ap
can
ni
gin kencang. Membuat kami berdua terpaku dan hanya menatap
m berapa, Ngga? Tela
nih. Udah habis jam istirahat ku. Tapi n
inya, menatap wajahnya s
ik ke situ? Bukannya ac
lagi mereka mau ke inti acara. Udah beda keyak
erdua sama-sama terkejut saat dua mobil pol
mau takzi
g mau nangkap penjahat. Pakai ad
ar
g tersebut. Beberapa orang heboh berlarian keluar gedung, tak peduli hujan yan
n membuat orang- orang di sekitarnya cemas. Aku beranjak dengan ekspresi tak percaya. Bukan karena penasaran dengan apa ya
Lili! N
i?" tanya Rangga menunjuk buket bunga besa
makan ini, tangan ku di tahan Rangga. Aku p
h! Mau n
Bahaya banget i
ili ... Setannya? Di
a melepaskan tangan Rangga. Namun dia
beranjak mendekati pemilik warung lalu kemb
h-ubah. Dari elu gue, atau k
melambaikan tangan pada mobil yang hendak menerobos
inya. Ramon terus menoleh ke belakang, dan menjerit histeris. Ia ter
ekat pada kami, melirik Rangga namu
Ngap
k Lili sampai masuk jurang. Ada saksi. Jad
riu
uk semangat.
a hanya memperhatikan Ramon
ila sih," ujar Rangga tetap memeg
ak akan lepasin dia," kataku sambil m