Cermin
putih yang hampir mirip seperti pakaian terakhir yang ia kenakan, saat mayatnya ditemukan. Mataku sembab, sekaligus menahan kantuk yang teramat sangat. Semalam bukan mala
melihat tingkah Ramon. Dia menangis dengan hebat, seperti orang yang sangat berduka. Bagi semua orang pastilah wajar melihat sikap Ramon
aikan perasaan berduka akibat kepergian wanita mungil tersebut. Sementara itu, di sisi peti mati, ruh Lili berdiri di sana. Masih memakai
aanmu sekarang. Yang jelas, Tuhan memang lebih sayang kamu," gumamku sambil menu
yang sama bentuknya, seperti yang kulihat di toko buku kemarin. Sudah jelas siapa pemiliknya. Hanya saja kali ini, tubuhku tidak memb
tuaku, Ros, seperti apa
ilik suara ini, terus menutup. Aku menatap Lili sambil sesekali memperhatikan sekitar. Berusaha m
. Kamu nggak b
. Lagi pula, kalian nggak akan menikah, jadi Ramon nggak akan mendapatkan apa yang dia mau
terbunuh ditunjukan padaku. Ramon memang brengsek. Dia tidak mencintai Lili dengan setulus hati. Semua hanya karena
kan, Ros? Kamu tau bagaimana perasaanku. Aku ngg
ia lakuin sih? Dia udah nggak bisa saki
ditepuk hingg
di samping ku, sementara Lili langsung pergi. Aku tengak tengok mencari keber
ah bengong!" Mey kembali
Diam
aan
il
dan bertingkah sama sepertiku. Tengak ten
lihat aja!" ujarku me
gue! Eh tapi, Lili ada pesan terakhir gitu, Ros? Atau d
rus gimana?" Akhirnya aku menceritakan semua yang kulihat dan alami kemarin. Me
Gila sih, nggak nyangka gue
e cerita hal ini ke keluarga Lili, apa me
Ros. Terus gima
glihatan semalam justru muncul. Berjalan dengan santai di antara pelayat yang hadir. Bahkan dia dan Ramon salin
gue baru lihat, dan kayakny
baru lihat, siapa y
lia dan Om Roy berjalan di belakang wanita tadi. Melihat gelagatnya, aku yakin mer
kalau itu cewek yang
yang
i tunjukin Lili di mimpi g