Diary Cinta Naelsa: Macaca Lova
menemukan benda-benda bersejarahku dari
u minta uang ke ibu buat beli tapi takut nggak dikasih. Soalnya aku baru aja masuk SMP. Uang ortuku pasti sudah banyak tersedot unt
ah tulisan pendek. Mirip sebuah puisi. Sepertinya aku
uli
r D
itu se
h kamera untuk
u memeja
an tercipta
lalak. Sebuah pertany
u yang
t. Biasanya aku tegas. Bahkan cenderung galak. Jauh dari kat
isan kayak gini
erikutnya. Kembali aku menemuka
uli
r D
ng seper
uga seperti p
dari sekian benda lang
dia tida
kin ngga
masala
isa tersen
ga beg
AAAAAK
ar ini t
Aku kenapa waktu itu? Sampai nulis kayak ginian. Kembali ak
uli
r D
sekian ribu volt untuk mem
yang meng
mereka juga
sep
apa yang
ku sepe
ti tulisanku di masa lampau itu. Aku menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan
anggilan nada telepon ketiga sudah terdengar suara Myna yang mengucapkan salam. Kuj
i alay, lebay,
pa
ay, lebay, jabl
ni pertanyaannya.
riu
A.S
urlah kal
ng s
a yang bilang ka
. Ngga
apa nanya
iary lamaku. Aku ketakutan se
di seberang usai m
ry apa baca no
ey...kan udah
u di mana? Masak d
an Aku sampai mikir jangan-jangan ak
erdengar
apaan sih? Jadi k
apa detik kemudian aku membacakan tulisan
ngar apa yang aku bacakan itu. Aku jadi
bay, jablay te
ai saja aku tak mengenali tulisanku sendiri, mungkin aku akan beranggapan kalau itu diary-nya si Myna yang tertinggal di rumah
n itu jelas milikku, si Myna kan sahabatku waktu SMA. Jadi n
nyeritain si Cint
onyet jangan pakai penekanan k
terkekeh-kekeh
bener Cin
ata monyet dengan penuh
kai istilah
Cinta
a kan sodaraan
wa mendeng
. Kuganti aja jadi MACACA LOVA. Mac
ya enak nih.
mbali t
Kalau nggak cakep nggak bakalan
Emang
a dia s
gara buka diary ini jadi ingat pernah naksir di
ri
...nga
a masih jomblo
...apaa
tahu kal
asih kamu kesempatan bu
CINTA LAMA B
ungan telepon. Males mendengar tawanya yang meledek i
. Membuka lembaran berikutnya.
ustus
r D
tkan sebuah lingka
menemukan
u dari
nggak a
ngga
yak disebut
memegang diary kembali menggaruk-garuk k
n kayaknya pa
menghembuskannya pelan-pelan. Mencoba meng
inggi. Anaknya ramah. Seingatku, aku pernah satu kelompok sama dia. Entah di mata pelajaran apa. Yang kuingat lainnya adalah e
ustus
r D
bing
sedi
man sebangku
h jadian
n nggak secer
ku sukai sud
tinggal
alimat kayak gini di diaryku. Ya ampun. Memalukan. Untung aku nulisnya di diary. Jadi nggak ada yang tahu. Coba kalau sosmed sudah ramai kayak sekarang. Teru