Diary Cinta Naelsa: Macaca Lova
ada alasan untuk segera tidur. Aku
tober
r D
lajaran
Hariyati memb
lompok
ompok sama N
tern
ada di ke
bisa satu ke
ku ini. Untuk beberapa saat aku kem
an anggotanya, dia langsung melihatku sembari ngedepin mata ke arahku.
ertiti menyuruhku mengambil tempat yang dekat tembok saja. Alasannya karena ia bertubuh lebih besar dari aku, jadi perlu tempat yang luas. Susah gerak kalau ia harus duduk di dekat tem
g mepet tembok. Tiba-tiba saja Nefertiti menarik Sita supaya duduk di sebelahnya dan m
i kembali menampakkan senyum isengnya. A
an penjelasan tentang bab pelajaran yang kami bahas. Beliau
dengan baik. Tulisan di papan yang sebelah kanan terlihat denga
iri supaya bisa membaca tulisan tersebut. Aku merasa
keliatan ya?
noleh ke arahku. Mukaku dan mukanya Irham berada dalam posisi sangat dekat.
s. Aku menjawabnya pakai anggukan kepala. Saat itu badanku sudah nempel di tembok. Muk
selesai mencatat kok,"katanya sambi
dengan perasaan gamang
ya
sibuk mencatat di bukuku berdasark
-----------
tober
r D
lah ada kejadian
takut
, Nina dan Nurina naik
nemami
ak SMP dari sekolah lain y
mereka dari
menggebrak-gebrak j
mpai k
uatku sampai takut kalau ketemu mereka lagi. Dan ing
berlalu dengan angkot yang menuju ke rumahnya, angkot ya
kolah. Entah dari sekolah mana saja. Kami semua sama-sama pakai seragam SMP. Hanya bad
5-6 orang yang mengoceh terus. Dari penampilannya sepertinya
sik !"gerutuk
has. Karena aku sendiri sedang mengajak mengobrol Nina dan Nurin
tik
at,
a pacar n
itu. Yang pent
ra dia m
ting udah
u dit
un bert
in bising penumpang. Aku sungguh merasa terganggu. Enta
anak tadi turun. Sepertinya mereka tinggalnya berdekatan makanya turun bersama
k-gebrak body angkot. Aku dan seluruh penumpang jadi kaget. Takut juga sih. Untung
ntung sopir angkot segera melajukan angkotnya. Jadi angkot berjalan meninggalkan cowok-cowok anarkis itu. Terli
g dikasih ucapan I Love You?"katak
kursi seberangku. Sedangka
"sahut
i tadi mereka beri
mengg
ggak bilang s
erita soal acara liburanmu hari Minggu kemarin.
u sekali ini juga ketemu. Masak b
hatmu. Tapi kamunya aja yan
akan Nina itu. Sumpah takut beneran.
----------
ember
r D
neng tapi j
lajaran
titi biki
li duduk
ahku
ntian pakai
edekat itu dengan Irham menjadi sebuah kebahagiaan tersendiri buatku. Dan
m. Kami akan mengamati benda di bawah mi
mpai laboratorium, kami segera menuju bangku sesuai arahan Bu Hariyati, tampak Nefertiti yang sudah duduk manis di sisi lorong di deretan bangku paling depan di sisi kanan. Sebelahnya ada Sita, dan tampak pula Su
rsinya
da. Berarti
tu buat
di pojok
l itu," kat
ia dapat. Aku sampai duluan, bera
eh,"pekikn
ran macem a
laboratorium sama kayak k
an kayak gitu? Kamu ya
elompoknya. Cewek berambut panjang yang sela
iar kita nggak ribut-ribut gitu. Liat tuh kel
kelompok lain sudah duduk manis di kursi masing-masing meski beberapa di antara mereka masih ada yang asyik mengobrol tap
angsung bergegas menuju kelompok kami. Irham segera m
tua kelompok yang kebagian mengambil bahan. Satu kelompok menggunakan 2 mikroskop. Nefertiti sudah mengusulkan supaya ia, Si
hat tersenyum iseng ke arahku. Aku cemberut. Tapi mendadak a
nya begitu? Nggak mau s
nggeleng. Takut
an aja mereka sampai berbagi mikroskop
ang mutusin mau bertiga. Udah biari
n Irham sudah keburu memegang kapas dari Sita. Akhirnya aku cuma diam menonton Irham yang tampak s
kamu amati!" k
enapa a
ab Irham ke arahku sa
e cie. Buru-buru aku menggeser mikroskop itu supaya aku bisa segera mengamati kapas tadi
berganti dengan bahan kedua, kapuk yang buat kasur atau bantal itu. Usai mengganti bahan kedua Irham kembali menyerah