icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

DOKTER FORENSIK

Bab 9 dr Avita

Jumlah Kata:1371    |    Dirilis Pada: 22/03/2022

salah satu caffe. Tempat nongkrong favorit kawan-kawa

ri melihat mobil kawan yang kebanyakan dia kenal

ita, salah satu dokter umu

rdengar jelas, walau butiran hujan

na, V

caffe. Kamu, di

lam mobil. Aku, tidak melihat mob

luar dulu. Kamu, lihat

lah. Aku,

baju gamis berwarna cream turun bergegas mencari

gkan, suaranya berbunyi via handphone

pnya, sembari melambaikan

"Oke-oke. Aku, sudah melihatmu." Ber

t, hujannya,

ntong kanannya. "Sini, mukamu!" ucapnya, sembari mengelap wajah Randa yang bas

jahnya yang basah diacak-acak menggunak

h? Penggunaan, kata hujan itu der

pelototi wajah Avita de

seketika dan langsung tertawa

bagian bawah dipadukan dengan sepatu sneaker putih. Wanita di hadapannya itu, terlihat stylish, excellent dan mahal. Baju minimalis yang dipakai wanita itu, memperlihatkan tulang cantik di antara bahu dan lengan. Di pergel

berwarna hitam. Penampilan wanita itu, tentu bertolak belakang jauh

lin ini temanku

ngat dari Randa pada pe

an

nita itu, menyamb

a. Kemudian, duduk di hadap

sekitar 20 menitan,"sahut

rapa sampai?

rusan saja datang. Selesa

ian berdua saling k

u tinggal di Sampit, Randa?" sahut Av

tahun tingg

sibuk banget. Siangnya di rumah sakit, sorenya kadang dinas di kantor polisi. Sabtu sampe minggu

r polisi? Dokter,

a, sambil memb

mana sih rasanya tiap ha

a saja. Hanya saja yang datang sudah tidak bernyawa. Kalo pasien, biasany

terlihat begitu antusias, mendengar setiap cerita yang keluar dari mulut Randa. Wa

a menjadi dokter forensik seru-s

zah yang kondisinya sudah membusuk atau rusa

nya saja, dulu waktu pertama-tama agak jijik dan gugup saja

l gelar sp.FM. Padahal, prakteknya aja mahal. Udah gitu,

anya. Sedang di sebelahnya, terlihat Avita memberi isyarat pada pelayan ca

amu mau p

nya,

yang kebetulan juga belum makan, memi

r tiramisu. Capuccino

percakapan Randa dan Avita. Avita, diam-diam memperhatik

diri kegiat

um memperkena

?" canda Randa, semba

berdua. Aku, kan cuma pendengar yang baik," sahut A

" Kalin menyodorkan tangannya, disambut oleh Randa. Dan, ke

lalak. Apa yang dilakukan Kalin,

Kalin, diselin

rtawa dan berkata "Aku, tadi hampir saja pulang

aperan. Apalagi, dikit-dikit

ring baperan,

di aku melulu." Av

mendekati setengah dua belas malam. Merasa, sudah terlalu

punya rumah Ran

pa. Aku, tid

. Hanya, Avita yang masih bersama Randa. Mereka, berdua pulang bersama. Randa, mengantar Avita karena suda

kaki lima di pinggir jalan terjebak antara pulang dan bertahan dengan dagangannya. Mobil pun berjalan melambat, dikarenakan curah huja

sti sudah h

banyak,

sa obat di kotak dan menggantinya dengan obat yang baru saja dipesannya dari salah satu toko onl

bunuhan dan pemerkosaan. Kadang, setelah pulang dinas aku seri

, kamu akan cepat sembuh. Berobat, jauh-jauh k

gak ada yan

ya selalu ada yang menjaga dan ada juga

aku sudah

Dadanya, terasa menjadi sesak mendengar penuturan dari mulut Randa. Meskipun, polo

menga

a yang dekat

awat di tempat

u bisa enggak

ami berdua ba

a, namanya teme

vl

berpikir keras. Nama itu, sepertin

wat b

sudah lama beker

t, ruan

ruang

ok wanita yang diceritakan oleh Randa. Hujan yang sangat dera

Avita dan membimbingnya turun dari mobil. Saat pintu rumah dibuka, Randa begegas pergi. Avita yang

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka