DOKTER FORENSIK
ecemasan yang berat. Tidak demikian dengan Randa. Dia cenderung normal, biasa saja. Hanya saja, apabila berada dalam tekanan stress yang berat penyakitnya akan kambu
pagi hari, maka otomatis membuat bawaan pribadinya jadi lebih tenang dan sabar. Selama ini setiap kali penyakitnya kambuh, Randa cenderung lebih suka berdiam diri atau beribadah sebagai tamengnya untuk m
kan-tindakan yang merugikan
siang di rumah. Kadang juga selesai pulang kerja, Randa tidak langsung ke rumah karena harus pergi ke instansi kepolisian. Terkadang, dia diperlukan untuk membantu mengungkap beberapa kasus yang berhubungan dengan kejahatan. Misalnya
saksi bisu berupa barang bukti, bekas bercak darah ataupun dengan mayat langsung. Tak heran, apabila melihat dokter forensik bekerja dan mengungkap bukti dari kematian mayat. Seolah, mendapat info langsung dari si mayat karena memang mereka bekerja bukan mela
k menyembuhkan orang. Itulah mengapa, Randa lebih tertarik untuk mendalami dunia forensik ketimbang jurusan lain. Baginya di pekerjaan itu, ada dunia yang tidak t
ga, dia belum juga mendapatkan pasangan
asa canggung dan malu. Sepanjang jalan, mereka terus bercengkrama, bercerita beberapa p
u ruang UGD, terlihat wajah orang-orang yang cemas serta wajah-wajah murung. Begitu juga di ruang administrasi, kesi
pasien pun dapat membedakan mana dokter mana perawat. Baju itu, layaknya sebuah ba
mereka gunakan pertama kalinya. Randa, merasakan grade percaya dirinya meningkat saat pertama kali menggunakan jas putih. Ada bangga, dan bahagia yang sulit diungkapkan dan dijelaskan dengan k
emarin mendatanginya sudah menunggu di depan ruang kerja Randa. Wanita itu
tungguin cewek bule. Ca
jangan pulang ikut siapa-siapa. Aku, sudah
Evlyn, disertai kekehan
kalah manis. Kulitnya yang putih, bibirnya yang berbentuk bagus serta bola mata biru dan rambut pirang
ktor Randa," ucap
goluboglazaya
sa Rusia, Dok?" Wa
sekali,
mempelajari b
ingin bertemu saya pagi ini," sahut R
rsenyum dan memberi
Randa, saat men
yukai makanan manis kare
nda. Mempersilakan, wanita
h sangat akrab sekali. Dalam hatinya kadang berkata, 'siapa wanita itu, se
embuka buku jurnal. "Melanjutkan b
ilakan,"
jinasi anda. Saya, begitu tertarik
tertarik untuk menceri
mbuka buku jurnal dengan tulisan karya Randa. "Bagaimana dengan bab 6 yang ber
ika Serikat gempar. Seorang laki-laki berpakaian serba hitam, datang menyusup membawa belati di tangannya. Ia memasuk
akang rumah yang sebagian tidak terkunci. Kejadian itu, sekitar pukul 01.45 pagi. Saat sudah
edang tidur sendirian,
pi, sebuah tongkat bisbol yang terbuat dari kayu milik Bowman dikuasai oleh lelaki itu dan menghantamnya
kan tubuh Bowman yang sudah tidak bernafas ke atas tempa
n di bawah kursi belakang. Beruntung, ketika itu ada mobil patroli polisi yang memperhatikan mobil milik lelaki itu dan mencega
alu lintas saja karena memakai mobil secara ugal-ugalan di tengah jalan raya. Polisi tid
ah ditelusuri selama beberapa jam, akhirnya mereka mendapati bau itu berasal dari mobil van berwarna coklat. Dan t
onesia untuk ikut menyaksikan penyebab kematian seorang gadis berambut pirang. Dia ikut masuk keruang visum, hanya sebagai se
es in no less than an hour?" tanya seor
visum kematiannya tidak lebih dari 16 jam. Jika kondisinya sudah membu
nda, mengambil kesimpulan." Berarti, anda hanya
tul," sa
atat poin penting yang di kisahkan Randa. La
memiliki waktu
malam. Kebetulan, lusa saya harus pulang berangkat lewat Jakarta. A
" sahut Randa, sembari tersenyum