Madu Jadi Upik Abu
n dompet ke dalam tas dan bersiap-siap untuk pergi pada waktu yang telah direncanakan. Sekarang ia harus mengantarkan
an siang ke toko kelontong milik Rara, Wati melaksanakan aksi. Pada jam-jam begini Dedi dan
n ibu pengurus panti yang baik membuat Wati bersemangat. Dengan bersenandun
ga tidak pernah mengizinkan Wati untuk memiliki alat komunikasi itu, meskipun ponsel denga
Wati dibesarkan tidak terlalu jauh. Wati bersyukur kar
umah yatim piatu tempatnya dulu dibesarkan. Melihat ba
n rumah yatim itu untuk menikah dengan Dedy. Hanya cat temboknya s
etelah mengetuk pintu ut
endekati pintu. Saat pintu terbuka, Wati melihat ibu pengu
dengan mata terbelalak. Ia seolah tak percaya bahwa
untuk dicium olehnya. Perbuatan itu sudah biasa dilakukan Wati terhadap ib
amu sekarang," celetuk i
jah tidak terurus, dan kulit kering dan pecah-pecah. Masih ditambah lagi dengan pakaian yang melekat di tub
Suamimu kerja?" tanya ibu pengurus setela
kerja," sahut Wati
upnya saat ini pada ibu pengurus panti, t
Ibu ingin menghubungimu tapi tidak tahu ke mana dan harus m
andang sekarang, Bu. Ada a
tang kembali untuk mencarimu," terang ibu
terbe
lkah Wati memiliki keluarga? Bukan anak
gkatnya, ayah dan ibumu masih hidup. Mereka datang kemari dengan mobil m
uga mencubit lengannya sendiri. Ia perlu meyakinka
saat Bu Nara ikut
Bu," rin
ini bukan mimpi," ujar Bu Nara tenang. Tak ta
a yang memerah akibat dicub
ka nggak salah orang, kan?" tanya Wa
h anak yang terbuang dari keluarga yang tak menginginka
rik kembali. Ia tak mau kecewa, seperti rasa kecewa yang dialami bocah ketika diberikan permen l
ereka cari. Ciri-ciri bayi yang mereka ceritakan itu y
riku sewaktu bayi, Bu?
li, tapi anehnya baju dan selimut bedong yang kamu
a dulu membuangku, B
enginginkan kehadiranmu di dalam keluarga ayah ibumu. Dia menukar bayimu dengan bay
g, Bu Nara masih ingat wajah istri Pak Sultan yang sangat mirip dengan wajah Wati. Hanya saja, wajah Bu Sultan kelihatan leb
hwa aku tertukar?" lanjut Wati, masih penasar
bersalah kepada keluargamu dan mengakui perbuatannya di masa lalu kepada ayah dan ibumu. Tes DNA dilakukan pada anak mereka.
di lubuk hatinya, Wati masih merasa
kemari, Bu?" tanya Wati setela
menikah juga kamu baru sekali datang kemari. Ibu sih ingat alamat rumahmu yang dulu,
umah yang lain sudah beber
telah kabar mengejutkan yang diberikan oleh Bu Nara, Wati mengubah pikirannya