Madu Jadi Upik Abu
Jangan pernah tinggalkan hape itu meskipun sebentar. Ibu khawatir saat Ibu
ke kamar mandi. Aku juga nggak mau Rara atau Mas
Pokoknya kalau ada apa-apa, kamu
sana sudah nggak enak, a
penting lain kalau ada. Biar gampang buat mengurus
nak lain di panti, tapi Bu Nara paling sayang kepada Wati. Hanya Wati yang paling menurut dan patuh te
ertanggung jawab dan hanya mau enaknya sendiri. Tapi Bu Nara tidak bisa berbuat apa-apa setelah melihat Wati sangat me
gga ketika Dedy memilih dirinya dibandingkan dengan gadis-gadis lain temannya di sekolah. Kenyataan bahwa Dedy hanya
kesorean aku takut Rara dan Mas Dedy keb
ata Bu Nara sebelum bangkit berdiri untu
an Bu Nara untuk dicium, seperti kebiasaannya dul
, ada sesuatu di dalam tangan itu. Bu Nara menggenggam erat tangan
u?" tanya W
kan. Biar kamu nggak terlalu tergantung pada uang pemberia
ah dan masih tinggal di panti. Rasa bersalah merayapi hati Wati yang hampir ta
y. Untuk pergi ke rumah Ibu sekarang ini saja aku mengambil uang dari saku celana Mas Dedy yan
tul-betul diperlakukan seperti b
tempat tinggal dan makan. Itu pun rumah
macam dia," gerutu Bu Nara samb
baik. Jangan sampai Dedy atau madumu
mbunyikan uang ini ba
n mata berkaca-kaca dari Bu Nara. Bu Nara tak menyangka
*
an diam di beberapa tempat untuk menunggu p
Pak," pinta Wati
unggu penuh dulu,"
rat. Sore semakin gelap. Wati sangat cemas ia terlambat pulang
di pangkalan. Wati bernapas lega. Setelah angkot sampai di depa
sudah ada di depan rumah dengan raut wajah yang marah. Bahkan Rara tidak hanya melotot dan
h kamu sekarang!" hardik Rara se
di panti dulu," kata Wati dengan suara beran saja kita ke sana. Dasar bandel," benta
ini pulang itu lapar mau makan. Eh, datang-datang rumah terkunci.
Rara yang selalu dirawat ke salon mengen
aya meringis. Air matanya mengalir tan
. Kalau mau mengamuk di dalam saja," ler
g menatap cemas dari jendela rumah masing-masing. Rara melihat juga ada beberapa tirai
erutu Rara pelan sam
unci rumah!" benta
arkan kunci rumah secara terburu-buru. Sebelum Rara membentak lagi,
suk ke dalam rumah. Rara ke
hari ini. Kamu nggak boleh pergi kecuali aku sur
gan menyilangkan kedua tangan
kan malam buatmu sampai besok pagi!"