Madu Jadi Upik Abu
menahan sakit sambil memegang ubun-ubun. Rara kembali mengangkat tangan hendak memu
ena ulahmu, kamu sendiri yang repot. Siapa yang akan mengerjakan pekerja
an aku yang memberinya tempat tinggal dan makan, memang dia mau pergi ke mana?
al oleh Dedy. Rara kemudian berkacak pinggang di hadap
stirahat. Simpan energimu untuk kita nanti malam," le
untuk dibimbing menjauh dari Wati yang tertunduk. Sebelum pergi ke kamar, Dedy menole
lah Wati berlari masuk ke dalam kamarnya. Hatiny
erima balasan atas perbuatannya. Tunggu sa
uat. Ia bagaikan mendapat tempat berpegangan yang kokoh. Meskipun keluarga itu belum ditemuinya, t
oleh Rara, maka sekarang sudah berbeda. Ia tak mau lagi dipe
a tak akan terang-terangan memperlihatkan sikap memusuhi dan melawan Rara. Ia akan tetap bersikap seb
l di rumah Rara. Setelah merasa yakin pintu kamarnya terkunci dengan baik, Wati menge
g kuno itu. Ternyata sudah ada pesan masuk dari Bu Nara untuknya. T
kamu sudah ditemukan. Mereka ingin bertemu kamu secepatnya. Mereka in
dupan yang lebih baik bangkit kembali. Tak akan lagi ia diperlakukan
n Dedy akan ternganga apabila ia dijemput oleh keluarga yang selama ini tidak diketahui keberadaannya. Ia aka
buruk yang dialaminya saat ini. Mereka mungkin akan bingung ketika mendapati dirinya ya
tidak boleh bertindak gegabah. Untuk membalas Ra
u apa-apa tentang aku dan masalahku. Jangan sampai mereka bingung nan
uk membalas Rara dan Wati. Hal pertama yang dipikirkan oleh Wati
belum pernah lagi melihat bukti pernikahan mereka. Ia harus
luar!" teriak Rara d
aju. Wati tak mau meninggalkan ponsel itu di dalam kamarnya. Meskipun Rara tak pernah masuk ke ka
melihat Rara meringis kesakit
ung. Sekarang!" perintah Rara seraya meny
ng memegangi perutnya. Ia sempoyongan lalu bersandar pada dinding. Dedy datang
di kamar. Kataku juga biar aku saja ya
kembali ke dalam kamar. Langkahnya tertatih-tatih dan go
a-tiba Rara menoleh ke be
" bentak Rara. Ternyata meskipun sedang
u pintu keluar. Masih sempat didengarnya suar
gagal deh kita
ang yang diminta oleh Rara, Wati lekas-lekas pulang. Ia tak mau lagi mendapat kemarahan dari Rara. Sekaran
ng pesanannya. Saat Wati bergerak menuju kamar Rara untuk memberi
iminta Rara sudah aku
erikan saja jamu itu
tapi Dedy tidak mengambil bungkusan itu. Dedy malah mena