Find Me In Your Memory
irih Sessil
til bentuk rupa pria itu-memang semuany
uk singkat, lalu melangkah cepat kelu
langkat karena sepatu hak tinggi milik Vania yang dipakainya, Masa bodo! Ia lepaskan sepatu it
memasukkan kamar kelas satu untuk Yuri. Namun, tidak semua orang
ngis sembari dirangkul oleh seorang wanita paruh baya yang duduk di sampingnya. Sementa
uara langkah, tantenya langsung menoleh
ebelah kanan ibunya Yuri. Sessil memberikan dadanya untuk menumpahkan tangi
tanya Sessil serak, mendonga
arkan diri," jaw
, Om?" cecar Sessil, masih tak
ditumpanginya sedang berhenti karena lampu merah, tiba-tiba se
Pria berkacamata tadi menambahkan. "Penge
ang, sejenak merinding mendengar cerita t
gkin tak bisa menahannya lagi, pertanyaan yang disimpannya sejak tadi akhirnya t
nangis terus, sampai lupa mau memperkenalkan keponakan kesayangannya
n mencium tangan suami-istri itu. "Iya,
Dia sering ngomongin kamu, lho." Sepertinya, wan
rsama dengan om dan tantenya ini? Apa tetangganya? Dan tanteny
uri." Wanita itu menempelkan telapak ta
perlihatkannya selain tersenyum dan mengangguk. Tapi ngomong-omong, kalau
ua orang menoleh, termasuk Sessil. Mereka menunggu dengan wajah tegang. Namun,
rkenalkan pada Sessil, yang Vania temukan di sini. Namun, ia bukan itu yang membuat Vania
rkan pandangan ke segala arah, l
keresahan hati Vania. "Kamu mau pulang?" Cuma itu yan
dia di tengah pesta," jawab Vania, tet
skan ide sembari memasukkan kedua tanga
ering sekali. Ada pesan masuk dari teman kantornya, tetapi diabaikan
tak sabar menekan ikon muncul di layar. Mulutnya terbuka
membaca chat yang tertera di sana. Hanya ingin penjelas
rmenung dengan wajah menegang. "Dia pe
h sakit?
i tahu jawabannya dengan bergegas menghubungi Sessil. Sambil m
on diangkat ol
Gimana keadaan lo sekarang? Maag lo nggak kambuh lagi, 'kan? Hah? Hah? Jawab kenap
eponnya masih tersambung. Tapi yang mengherankan, ken
ke telinganya. "Sil! Sil! Lo m
erdengar, Vania bertam
nti kayak kereta?" sindir Sessil, jengkel tapi suaranya sengaja dipelankan karena
angguk tan
n gue ke rumah sakit karena ..." Sessil menarik napas panjang karena kabar be
kaan? Kok bisa?" Vania berseru sangat kencang, samp
rfungsi dengan baik," jaw
a, matanya melirik sekilas pada Gunawan yan
uanya, termasuk fakta t