icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Find Me In Your Memory

Bab 2 2 - Sunset

Jumlah Kata:2007    |    Dirilis Pada: 07/03/2022

njelajahi area pantai, mereka tidak saling berbicara. Sessil mengikutinya sambil menikmati sekan

alam benaknya. Ia memperhatikannya, saat pria itu tengah memotr

fer? Kok kayaknya dari tadi

ngkan wajah, gugup. Jangan sampai pria itu sadar kalau tatapannya sejak tadi mengarah padanya. Ia sampai berpindah

u ca

rkejut sejenak karena pria itu tahu-tahu sudah ada di sa

erapa banyak butiran pasir menempel di betis yang tidak tertutup oleh celana p

. Apa kamu nggak keberata

18.20, berarti sekitar 15 menit lagi. Kalau memang ini waktu terakhir untuk menjelajahi daerah ini, Sessil akan bersabar. Lag

kekeh. "Mau nggak mau aku harus ikut biar bisa barengan sama kamu ke

lah, Sessil juga nggak terlalu kecewa. Mungkin memang sifatnya seperti itu. Namun,

dre

ia itu tidak sudi memperkenalkan dirinya, tapi kenapa tiba-tiba begini?

mu, aku tidak memaksa," kata Andrew sponta

in untuk meredam kesalahpaham lantas ia terkekeh dan berbicara ses

dengan saya," sentil Andrew, tapi jus

rtukar nama ataupun saling berbicara. Menjadi asing itu lebih baik, dar

ssil mengalihkannya dengan hal lain. "Eh, matahari

u tersenyum dengan pandangan terpesona pada matahari bercahaya oranye di ujung laut. Sessil menurunkan

gak intens sekejab karena rasa gugup tiba-tiba menghampiri mereka. S

sil tersenyum kikuk,

ew, yang sama groginya. "Ka

bergelung di dalam hati mereka. Degup jantung ini aneh sekali, berdetak gelisah. Kadang, tak tahan rasanya ingi

uka? Tepatkah menyi

Keberanian seakan muncul mendadak dari d

siar," jawab Sessil mengangguk sekali tapi grogi. Ya iyalah, rugi kalau ti

erespons gadis itu setelahnya, karena p

ketahui namanya. Cupid seakan telah menancapkan panah cinta di hati mereka begitu saja.

egitu cepat tanpa disadari. Bahkan, Andrew tak tahu bahwa diam-diam hatinya tergelitik untuk menyicipi rasa itu. Jem

Terdiam, saling bertemu pandangan tanpa menghiraukan momen matahari ak

ng yang berdegup kencang. Gerakan Andrew begitu cepat, meraih tengkuk S

, perlahan ia menikmatinya, membiarkan pria itu mengecup bibirny

la Sessil menyentuh permukaan dengan kedua tangannya. Sessil terkejut bahwa pria itu pencium

kehabisan napas. Andrew mejauhkan wajahnya sedikit, me

t," saran Andrew, tapi ajak

rkannya untuk masuk ke dalam kamarnya. Alih-alih air ataupun minuman, Andrew menawarkan pelukan hangat d

h tatapan intens, lalu Andrew k

mempercayainya. "Sejak kapan?" tanyanya,

ngalihkan lirikan matanya pada bibir S

da Sessil ter

sengaja menemukan wajah cantik ini, aku tid

a, Andrew mengambil beberapa spot untuk dijadikan objek fotonya. Namun, tak disengaja kamera diarahkan pada

nya. Tidak disangka, ia akan bertemu dengan sosok yang disukainya pada pandangan perta

etelah Andrew menyelesaikan ceritanya

Aku hanya berusaha tidak gugup, tapi

r mungil itu, tak tahan untuk ia lumat lagi. Akan tetapi, ia me

" tanyanya, sekejab S

mangnya, apa yang i

"Aku ingin memilikimu," bisiknya, suara berat Andrew mendesah serak membelai r

rmainan dengan kecupan panas. Tangannya sibuk menyingkapkan pakaian

keluar dari mulutnya. Dalam sekejab, seprai di ranjang telah berantakan, pakaian mereka berse

n gelap bercahaya lampu hias di meja. Lalu, ia melirik pa

terbangun, ia sadar bahwa ini bukan mimpi. Sessil me

nyataan cinta seseorang. Tapi, kenapa kini ia mau saja tidur dengan orang asing ini? Entah

ng jawab atau justru menghilang setelah ini? Jika iya, bagaimana dengan masa depan

anya! Dia pasti mencarinya. Dan yang benar saja. Saat ia mengecek ponsel, Vanya t

arena merasakan perih di antara selangkangannya. Ia kembali menyadari bahwa dirinya benar-b

us keluar dari sini," gumamnya, setelah itu bangkit dari ranjang

an tubuhnya dulu, menghilangkan jejak aroma tubuh Andrew. Tapi

a pada pakaiannya. "Kalau kayak gini sama aja boho

dengan langkah gontai sembari berharap tidak berpapasan dengan

yentuh handel, pintu sudah terbuka dari dalam. Ia terkejut, Vanya pun t

dari ma

asuk sambil menjawab dengan bersusah pa

arannya karena Sessil membelakanginya. "Jalan-j

sedang memakai nalarnya untuk mempertanyakan keganjilannya. "

n Sessil berhasil membuatnya percaya. Bergegas, i

Ih! Bau apaan nih? Kok nyengat gini?" Sontak,

k langsung beranjak dan

ya tercengang, kemudian kesal. Kata-katanya belum habi

l yang sedang menepi. Kamera digitalnya langsung dikeluarkan dari saku tas k

iling dermaga yang ramai. Tak tampak sosok yang tengah dinantin

da di sampingnya. Padahal, ketiaknya sudah kering karena diangk

u soal Andrew. Toh, mereka bisa bertemu nanti. Kini, ia harus menghampiri Vanya

agak ketus, ketika ia su

sana? Yuk, kita

untuk menjawab rasa keingintahuannya. Lega sih, setidakn

yo kita nai

pal. Namun, Sessil kehilangan rasa antusiasnya karena Andrew yang belum muncul juga di kapal pesiar. Padah

al, menunggu sambil melihat-lihat ke tepi dermaga, b

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka