Find Me In Your Memory
njelajahi area pantai, mereka tidak saling berbicara. Sessil mengikutinya sambil menikmati sekan
alam benaknya. Ia memperhatikannya, saat pria itu tengah memotr
fer? Kok kayaknya dari tadi
ngkan wajah, gugup. Jangan sampai pria itu sadar kalau tatapannya sejak tadi mengarah padanya. Ia sampai berpindah
u ca
rkejut sejenak karena pria itu tahu-tahu sudah ada di sa
erapa banyak butiran pasir menempel di betis yang tidak tertutup oleh celana p
. Apa kamu nggak keberata
18.20, berarti sekitar 15 menit lagi. Kalau memang ini waktu terakhir untuk menjelajahi daerah ini, Sessil akan bersabar. Lag
kekeh. "Mau nggak mau aku harus ikut biar bisa barengan sama kamu ke
lah, Sessil juga nggak terlalu kecewa. Mungkin memang sifatnya seperti itu. Namun,
dre
ia itu tidak sudi memperkenalkan dirinya, tapi kenapa tiba-tiba begini?
mu, aku tidak memaksa," kata Andrew sponta
in untuk meredam kesalahpaham lantas ia terkekeh dan berbicara ses
dengan saya," sentil Andrew, tapi jus
rtukar nama ataupun saling berbicara. Menjadi asing itu lebih baik, dar
ssil mengalihkannya dengan hal lain. "Eh, matahari
u tersenyum dengan pandangan terpesona pada matahari bercahaya oranye di ujung laut. Sessil menurunkan
gak intens sekejab karena rasa gugup tiba-tiba menghampiri mereka. S
sil tersenyum kikuk,
ew, yang sama groginya. "Ka
bergelung di dalam hati mereka. Degup jantung ini aneh sekali, berdetak gelisah. Kadang, tak tahan rasanya ingi
uka? Tepatkah menyi
Keberanian seakan muncul mendadak dari d
siar," jawab Sessil mengangguk sekali tapi grogi. Ya iyalah, rugi kalau ti
erespons gadis itu setelahnya, karena p
ketahui namanya. Cupid seakan telah menancapkan panah cinta di hati mereka begitu saja.
egitu cepat tanpa disadari. Bahkan, Andrew tak tahu bahwa diam-diam hatinya tergelitik untuk menyicipi rasa itu. Jem
Terdiam, saling bertemu pandangan tanpa menghiraukan momen matahari ak
ng yang berdegup kencang. Gerakan Andrew begitu cepat, meraih tengkuk S
, perlahan ia menikmatinya, membiarkan pria itu mengecup bibirny
la Sessil menyentuh permukaan dengan kedua tangannya. Sessil terkejut bahwa pria itu pencium
kehabisan napas. Andrew mejauhkan wajahnya sedikit, me
t," saran Andrew, tapi ajak
rkannya untuk masuk ke dalam kamarnya. Alih-alih air ataupun minuman, Andrew menawarkan pelukan hangat d
h tatapan intens, lalu Andrew k
mempercayainya. "Sejak kapan?" tanyanya,
ngalihkan lirikan matanya pada bibir S
da Sessil ter
sengaja menemukan wajah cantik ini, aku tid
a, Andrew mengambil beberapa spot untuk dijadikan objek fotonya. Namun, tak disengaja kamera diarahkan pada
nya. Tidak disangka, ia akan bertemu dengan sosok yang disukainya pada pandangan perta
etelah Andrew menyelesaikan ceritanya
Aku hanya berusaha tidak gugup, tapi
r mungil itu, tak tahan untuk ia lumat lagi. Akan tetapi, ia me
" tanyanya, sekejab S
mangnya, apa yang i
"Aku ingin memilikimu," bisiknya, suara berat Andrew mendesah serak membelai r
rmainan dengan kecupan panas. Tangannya sibuk menyingkapkan pakaian
keluar dari mulutnya. Dalam sekejab, seprai di ranjang telah berantakan, pakaian mereka berse
n gelap bercahaya lampu hias di meja. Lalu, ia melirik pa
terbangun, ia sadar bahwa ini bukan mimpi. Sessil me
nyataan cinta seseorang. Tapi, kenapa kini ia mau saja tidur dengan orang asing ini? Entah
ng jawab atau justru menghilang setelah ini? Jika iya, bagaimana dengan masa depan
anya! Dia pasti mencarinya. Dan yang benar saja. Saat ia mengecek ponsel, Vanya t
arena merasakan perih di antara selangkangannya. Ia kembali menyadari bahwa dirinya benar-b
us keluar dari sini," gumamnya, setelah itu bangkit dari ranjang
an tubuhnya dulu, menghilangkan jejak aroma tubuh Andrew. Tapi
a pada pakaiannya. "Kalau kayak gini sama aja boho
dengan langkah gontai sembari berharap tidak berpapasan dengan
yentuh handel, pintu sudah terbuka dari dalam. Ia terkejut, Vanya pun t
dari ma
asuk sambil menjawab dengan bersusah pa
arannya karena Sessil membelakanginya. "Jalan-j
sedang memakai nalarnya untuk mempertanyakan keganjilannya. "
n Sessil berhasil membuatnya percaya. Bergegas, i
Ih! Bau apaan nih? Kok nyengat gini?" Sontak,
k langsung beranjak dan
ya tercengang, kemudian kesal. Kata-katanya belum habi
l yang sedang menepi. Kamera digitalnya langsung dikeluarkan dari saku tas k
iling dermaga yang ramai. Tak tampak sosok yang tengah dinantin
da di sampingnya. Padahal, ketiaknya sudah kering karena diangk
u soal Andrew. Toh, mereka bisa bertemu nanti. Kini, ia harus menghampiri Vanya
agak ketus, ketika ia su
sana? Yuk, kita
untuk menjawab rasa keingintahuannya. Lega sih, setidakn
yo kita nai
pal. Namun, Sessil kehilangan rasa antusiasnya karena Andrew yang belum muncul juga di kapal pesiar. Padah
al, menunggu sambil melihat-lihat ke tepi dermaga, b