Find Me In Your Memory
Sessil ditariknya untuk mengikutinya masuk ke dalam taksi online. Alih
enyuruhnya duduk di depan meja rias, sementar
?" keluh Sessil,
lo," omel Vania, melemparkan beberapa poto
epot-repot, gue nggak suka sama semua koleksi baju lo," sindirn
epat di wajahnya. "Berisik!" sahutnya jengkel, kemudian berseru puas k
gaun warna cokelat yang sedang dipegang Vania saat ini? L
ar it!" teg
dengan agak memaksa. "Mau lo bilang yes or no, k
kan baju itu di ranjang, lalu
h cepat, sebelum Sessil menuju pintu. "Lo nggak a
ntuk menghampirinya segera. Tidak ada pilihan lain, Sessil melangkah kes
amar mandi dengan sudah berganti pakaian. Senyum gadis itu terke
ir dari kedua tangan gue ini," kata Vania, menggerak-gerakk
srah duduk di depan meja rias, dipulas oleh Vania
t make up itu, tunangannya yang seorang
a?" tanya Sessil, ketika sesi memulas
tetap lanjut meratakan foundation ya
tiba-tiba menoleh, membu
ikan make up lo dulu nih!" gerutu Vania, jengk
masih ingin protes lagi bertepatan Vania membubuhkan blus
k tahan lagi mendengar ocehannya. "Nggak ada tawar-menawar kayak
nya dipermak secantik mungkin dengan memasang wajah cemberutnya. Vania puas den
. TAPI! Jangan mencoba buat kabur!" an
sil jengkel sambil b
lah para teman sekelas Sessil dan Vania saat di kampu
n masuk dengan malas. Karena Vania sangat supel, dia menghampiri sekumpulan wanita yang
manya Gunawan," kata Vania, setelah sali
si mereka itu. Sessil mencibir di belakangnya, tak heran dengan sifat pamer Vania yang tak pernah hilang. Daripada
langsung menarik Sessil ke hadapan para wa
?" katanya, menatap mereka, tak m
sil dari atas ke bawah, lalu w
ap pergi ke pesta pernikahan, gue l
rsenyum sinis. "Baik. Memang gue masih suka jomblo. Tapi masih men
beri teguran oleh Vania, sebua
ri dengan menunjukkan sifat aslinya di depan para tamu yang kebanyakan dari ke
k. Namanya juga CEO perus
pat tangannya di dada. "Jadi
itu, Vania jadi panik. Ia perlu menarik Sessil dari kumpu
ainya dulu," kata Vania sungkan. Alih-alih mengam
tara Gunawan melongo karena ditinggal oleh
n nyari ribut kenapa?" ge
balas Sessil acuh tak acuh. "
a dan Gunawan, kemudian lengan Vania Sessil lingkarkan ke lengan pria itu. "Lo nikmatin aja pesta ini sama pacar
gapai tangan Sessil. "Tapi lo stay
gue nikmati makanannya di pojokan. Lo tau ka
arus meninggalkan di tengah pesta seperti ini, tapi Sessil mengibas-kibaskan tang
an untuknya menepi. Tapi, ia tergugah untuk mengisi perutnya dulu denga
gangkat telepon, tiba-tiba seseorang menyenggol lengannya sampai terjatuh.
enempelkan ponsel di telinganya. Wajah pucatnya itu mengingatkan Sessil pada pria yang ditem