Hijaunya Rumput Tetangga
nak juga kerap bermain bersama, apalagi Fian dan Bandi. Entah apa rahasia kedua lelaki beda gaya itu. Yang aku tahu, Bandi ha
sesuatu yang menyakiti hati
perasaan galau yang sontak
isannya masuk kategori tanda seorang pria tak setia. Mungkinkah? Aku tak ingin memiki
-b
nyentuh tanganku, memb
trus ngamuk-ngamuk," bisik Bi Nani s
ak mungk
mereka bertengkar," pungkas bibi kembali.
bertengk
Lagipula, paling sebentar abis itu baikan lagi. Tapi hari
t ini. Aku berencana pergi meninggalkan rumah, suami dan anak entah untuk berapa lama. Mungkin bagi sebagian ora
ira lagi. Titip liat rumah ya. Saya mau ke
a, B
mah." Ya, aku juga belum
masuk. Pintu mobil kututup tanpa memberi kesempatan Bi Na
masih tak lepas dari sahaba
*
kau di
rlah, aku tidak berniat membalasnya. Perasaan ini telah terpendam terlalu la
g. Adek di mana,
ik-baik. Please. Ber
laki itu harus merasa kehilangan agar
lan. Hingga dering itu berhenti dengan sendirin
kukan. Sekarang, bisa merasakan kembali nuansa inda
hadiran dua buah hati, tapi entah, itu tidak cukup bagiku. Sesuatu menghilang dari hati, mungki
u memutuskan melihat-lihat toko
antusias menyambut kedatanganku. Ia menyempatkan diri menjem
ang masih on
ngat menyukai segala sesuatu bernuansa batik. Aku a
rang pria. Sepertinya aku mengenalnya tapi samar. Lelaki itu berjalan c
an Dira menangis, Band
ihat. Banyak orang
gika dan hatiku m
n Fian setelah aku mengabaikan text dan panggilannya. Mungkin seperti biasa, ia mengisi waktu dengan nongkrong di pos S
andi, seperti yang sering dilakukan dua sahabat itu, lalu nan
i dia tidak punya ide sama sekali mengenai hal yan
anku, ketika aku ingin agar Fian lebih sen
masih sama, centang satu. Aku mencoba meneleponnya, tidak masu
ara selalu membuat sport jantung. Walau entah berapa ratus kali sudah, aku bolak balik naik p
enasaran, aku memeriksa notifikasi. Entah apa lagi yang
kan dulu semua persoalan, sepertinya
area Bandara. Seorang wanita cantik seusia denganku, tampak berdiri dengan tanga
ik aja," ujarku seraya
bisa menandingimu
li, I miss u," celotehku riang. Sejen
ah nanti kuajak keliling.
usnya aku sering kem
sekarang udah
seakan magnet yang bisa menarik sia
dirinya. Padahal bila dilihat secara fisik, Tania w
nya, semakin aku tak m
bandara menatap ke arahku. Membu
diliatin,"
biasa a
mang beruntung banget si Fian dapetin lu. Udah cantik, pinta
lelaki itu seperti sebuah garis datar, flat saja.
bahagia tapi yang j