Hijaunya Rumput Tetangga
mobil ke Fian yang ma
kunci mo
" ucap abah d
ita, Bah?" ce
bur
pa dengan abah hari ini? Udah pusing kepa
Sebelum ke
impan sebuah rahasia, Fian tak ingin mendebatnya lagi. Keduanya memasuk
emekakkan telinga, tak mampu menggoyahkan diamnya. Entah apa yang ada dibenak abah, Fian tak ingin mengganggunya dengan pertanyaan atau ucapan konyol. Abah terlihat memendam
rea TPU Kampung Kandang di Jakarta Selatan, sesuai permin
rea makam dari tempat duduknya
mi makam, hingga berhenti si sebuah makam dengan tanam
Bandung 11 juni 1952, wa
tertera di
us batu nisan. Kabut terlihat
iapa?" tany
nya pelan tapi memb
Tapi bukankah i
sini di
gungan Fian, abah akhi
marhumah beristirahat dengan tenan
rhumah pergi entah ke mana? Ken
ya lebih baik abah membayangkan dia entah ada di man
membuat sa
mintaannya, abah malah tertawa sepanjang hari, lalu setelah puas meledeknya, abah pergi meninggalkannya untuk perg
mampu menggerakkan tubuhnya. Tubuhnya lumpuh dalam semalam. Abah sempat syok. Selama sebulan abah merawatnya,
npa tau harus mengucapkan apa. Apa yang dilihatnya ini sangat mengejutkannya. Bertahun-tahun i
' dan abah tidak bisa mengabulkannya. Betapa bodoh. Bila tau itu sangat berarti baginya, abah akan katakan 'Neng' be
at. Tak heran abah memilih mengha
kenangan abah denga
sampai menghabiskan hari tua dengan menyesali hal bodoh yang k
tinggi, keduanya membisu hingga ti
uh harap Fian ingin
ya? Tampak pintu dan j
bi Nani, assisten rumah tangga
Na
i kuncinya, Pak. Beruntung bapak cep
?" tanya Fian tercek
-buru naik taxi. Maka
ngnya berdebar kencang, takut apa yang dikhawa
retan koper yang disimpan di dalam rak lemari paling bawah. Hatinya teriris. Apa yang ditakutkannya saat memasukkan anak
na dan menekan nomor yang sangat dihapalnya. Ia terus menunggu dan menunggu panggilannya tersambung nam
elip di bawah sisir di atas meja rias. Perasaan Fian mak
k p
emetar ia memeriksa barang-barang milik Anti. Koper ber
ah." Fian langsung
i, ke
lang," ucap Fian
b abah denga
ana,
l meneguk secangkir kopi. Santai tanpa beban s
nya gak mungkin ke rumah mertua, Anti gak
au memang sayang istrimu, nanti k
h." Fian menyugar
, entah berapa kali dia kabur dari rumah, namun ia akan p
Diamnya mungkin menyimpan sejuta kata. Seiring wak
eka tau sesuatu. Tapi sudah terbayang, ibun
perginy