icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Falling for him

Bab 6 Gossip

Jumlah Kata:1749    |    Dirilis Pada: 11/02/2022

dan kemarin tepat ia tidak terlihat dengan laki-laki yang sama, dan tentu saja mu

, waktunya habis digunakan u

alu tangannya berpindah memegang tali ransel. Masih melangkah dengan

nganya hingga Jaane memutar bola mata. Jelas, telinganya berdengung karena sapa

erjalan disamping Jaane, gadis tinggi it

h?" tany

a apron hitam mengalihkan duniaku. Maaf, tapi aku tidak

melepas tangan Rosa yang

mana saja?"

nya heran. "Please, Jen. Jangan seperti jomb

ang Jaane

jakku, sih,"

uga hanya mengikuti jalan. Ti

bagaimana semangatnya dia kemarin, di kafe sepi peng

au namanya?"

tidak bisa bicara," ucapan Lica yang merupak

ari tau, tenang saja,"

sampingnya. Gadis itu memandang Jaane, matanya terlihat sedikit berair lengkap bersama

urunkan matanya sedikit, berfikir apa yang terjadi pada Suya, biasanya jika be

ng!" cela Ro

g dari waktu dia ada di depanmu tadi."

utkan! Ben

ya, benar." Lalu

Lica yang terdengar, pun saat mereka

nakan untuk menghabiskan poin game di computer Jung, memakai semua nyawa yang tersisa h

ua temannya. Hingga seseorang melakukan hal yang sama sepert

uduk disitu?"

n memang Theo selalu masuk kelas terlambat, Jaane jug

Jaane lagi masih pa

eo tak putus menatapnya, Jaane juga tidak t

kirkanya dan bersikap tak perdul

berbalik menghadap meja Rosa. Dan langsung mendengus. Kemarin Rosa baru mendeklarasikan kalau dia akan mendekati ba

ya," ucap Jaane. Rosa yang sedang meleleh karena kehadira

h Jaane dengan buk

engindahkan kejahilan Rosa ataup

ana karena beberapa detik kemudian guru memasuki kelas. Saat

ng. Harusnya saat ini

l di meja, kemudian membaginya sambil berkata. "Guru Jieun tidak bisa mengajar hari ini, belia

lajaran sudah selesai. Lalu

b Rosa sambi

u titik. "Kau. Kemari," ucap Namu

ragu, mereka telah membicarakan ini di rumah kemarin, dan sepertinya yang ke

depan, satu pertanyaan langsung disodorkan padanya. Sebagian siswa dikelas it

a tidak bagi yang mengetahui kedua orang

berhasil membuat kantuknya menghilang. Karena bu

eluarga, sir

gar jawaban adiknya, jadi ini yang dijadikan alasan anak itu setiap bolos

r. Jadi tidak sempat m

gar dari kakakmu, kau ju

heo memasang wajah polos.

ih mengerjakan soal daripada menyimak pembicaraan tidak pentin

ya saya yang a

i. Gadis berrambut coklat itu mendongak, Ros

lagi. Kenapa

Sumpah demi dewa Yunani yang tampan nan mempesona

olos sepertimu," sahut Na

itu aku ju

dan Lica langsung menoleh kaget kearah Jaane yang masih diam, h

rasanya pernyataan yang dikatakan Namu tadi memang ditujukan padanya, walaupun nyatanya bukan. Jaane kembali mengesah, setelah selesai m

ri tempat ini, makanan standar kafe, tempat yang tidak terlalu

mendongak, tidak terasa sia-sia karena setelah m

pesan? At

cepat. Pria tinggi yang menjadi incaran hati Rose ini

k, hari ini oppa itu tidak menggunakan apron hitam. Kaos

ng mengangkat nampan kayu denga

g kau disini tanpa temanmu," ujarnya sem

nak rasanya jika hanya memesan minum tapi duduk hi

abnya menenteng nampan kayu i

i." Lica langsung duduk di samping Jaan

ane, masih tersisa se

ya, pria itu mendekat memb

sa pelan, lalu mengulum senyum saat p

dinampan ke meja. "Selamat menikma

dalah hasil dari kebersamaan mereka selama dua tahun ter

ta yang menatap tiga gadis itu kagum, yang sepe

ukan ekspresi tidak aman. "Bagaimana jika kita terkena diabet

t Lica. Jaane yang baru melihat Lica ya

k. Di sekolah ada Theo, di

iknya, lalu mengalihkan pandangan kear

pantai. Jen?" ujar Rosa, Jaane mengambil satu kentang goreng lalu digigitnya. Otak Rosa

ata Lica. Rosa mengerut dahi. "Lal

manya," tanya Lica pada Jaane mengab

kelas kemarin justru pergi bolos berdua, yang Lica tau Jaane pergi ke pantai seorang diri, namu

tidak penting." Jaane menggeleng kec

lak Rosa. Mata yang hampir menjadi pink it

ah pergi ke pantai bersama. Sedangkan kau b

kan. Itu tidak sen

yakin nantinya kalian akan jadi lebih

tus persen

g kekasih." Rosa mengaitkan jari-jarinya menj

ya!" seru Jaa

au itu tidak bersyukur jadi manusia.

mau pulang," potong Lica mencibir. "Kau akan

n," kata Jaane. Ia merasa tidak ada hal yang istimewa ha

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka