Falling for him
ane yang tengah duduk di kursi tunggu berdiri, Theo berdiri
sia saja. Syukurlah sekarang Kuma terlihat lebih baik, anjing itu sudah lumayan sehat kembali. Jaane hanya perlu memastikan semuanya baik untuk Kuma, recomendasi makanan
proteksi namun pemiliknya juga. Karna hidup di atap yang sama dengan seekor hewan tidak menutup kemungkinan
heo. "Sebenarnya kau divaksin buk
t, ia harus menghadapi omon
, supaya jadi
aksudnya Jaane itu galak? Agresif? Hiperaktif? Lalu apa kabar manus
itu. Tidak selesai-selesai jika Jaane harus melade
apa
ngukan. "
tangan di ping
i itu masih setia memegang ke
Gadis itu hendak membuka pintu nam
u ada ibu. Harus ada ayah juga, dan aku aya
Tidak jelas sekali alasan Theo. Mana mau Jaane mem
unggal!" k
s-nya dia sampai jadi ayah anjing pun
igit dokter cantik itu," tutur Theo. "
k menendang kaki Theo hingga laki-laki itu meringis sakit.
tau kalau Jaane takut jarum suntik. Bukan apa-apa, saat Thaeo tidak tau ke
o tidak menggubris, masih
esempatan lagi, mau a
Theo sama saja menjatuhkan gengsinya yang ting
n pada kaki yang ditendang Jaane, kemudian menyingkir dari
dengan percaya diri. Jaane duduk di kursi yang ditunjuk salah satu
mana lagi, juga keputusannya memelihara Kuma mengharuskannya
an botol kecil yang Jaane tak tau apa nama atau isinya. Jaane melakukan apa
lengan atasnya, gadis itu menoleh ke samping disertai gigitan di bibir guna me
di bibir, mempererat pejaman matanya, mencengkr
t bibirnya. Dengan takut ia membuka mata, panda
aki itu setia membingkai wajah Jaane dengan tangannya, usapan
-laki itu memasang raut biasa serta tersenyum sekilas mencoba menenangkan
nar ingin mena
api tak luput menolak karna detik berik
-
atkan badannya sejenak, namun pikirannya masih berkelana. Tadi, Theo langsung pergi saat Jaane selesai vaksin bahkan
Sudah tampan, baik hati, Ro
ersenyum sopan menjawab godaan itu dengan kalimat 'dia bukan
sehat setelah disuntik. Dulu waktu Jaane masih kecil, saat baru-baru masuk sekolah dasar Mamanya membawa dia imunisasi. Tentu saja Jaane takut, semua anak disana menangis histeris, menggejal menolak
nya sudah bukan seorang teman lagi. Tidak ada yang mengiming-imingi cutton candy padanya, tidak ada yang menawarinya pergi ke taman bermain untuk menghi
Suara Jung membuyarkan lamun
, nanti kau sempatkan vaksin ya. Bila
i kelinci itu menggendong Kuma lalu membawanya ke
bawa saja," ucap
ut Jung yang sudah ke
amanya. Belum lebih dari tiga menit matanya menutup,
ahkan tinggi badanku!" Suara Lica, Ja
ita sejajar! Jangan mengatai aku pendek
uncak kepalamu masih setinggi
aja satu atau dua tahun lagi, a
an juga diam saja, tidak usah berdebat! Tidak penting!" Gadis beranting
llcome to me,"
an lemas, matanya masih terp
celanya seraya melepas sepatu, mele
ah," gum
ki paha Jaane pelan. "Tidak
idak me
tuh, tangan jadi sakit, mikir pelajaran lagi, ke kafe oppa, ramai bikin pusing, mengusir gadis-gadis ganjen di sana, mencoba mendapat nomor ponsel oppa
anak kalian! A
ngar kata 'anak kalian'.
jawab Ro
itu diketiaknya. Enak saja! Jaane masih virgin ting-ting! Aish! Dari mana gadis
Jejen! Sudah lepaskan!! Jaane! Lepas! Ju
h menghilang entah kemana. Gadis itu melepaskan Rosa, ra
kau punya an
bibir gemas.
ri di samping Jungk sebagai penonton itu melot
ti setelah dari kafe ke rumah Jaane, jen
aku bilang anak be
bohongan begit
eperti kalian," ujar Jung sambil meletakan mangkuk makanan anjing di nakas sampi
dari bawah ranjang. Jaane mengangkatny
kmu?" tanya
perti Rosa. "Ini anjing yang aku
Jaane. Tapi Rosa seperti sedang memikirkan hal lain, gadis
lu berlari keluar tiba-tiba. Mengundang ker
itam itu turun dari ranjang, meletakan Kum
ari saku lalu mengaktifkan data. Tring! Tring! Trin
r setelah membuka satu postin
ica padanya. Postingan Rosa, di sebuah
selamat ya Jane dan The
ian. Jaane merasa masa sekolahnya ak