My Romantic Alien
lebih dua tahun bekerja ekstra, tak pernah melakukan gathering atau outing bahka
sat. Demi perbaikan, pusat memberikan langkah dengan pemecatan manager operasional kami dan digantikan personil
di sini. Sungguh canggung ketika pertama kali kami mengenal manager kami ini. Kami ingat sekali, tanpa banyak kata dan ra
ngakui jika si anak baru itu memang hebat. Si anak baru adalah tipe orang yang tidak mau bergaul dengan kami. Dia lebih sering berjibaku di dalam ruangannya. Lebih suka memanggil kami ke dalam ruangan untuk menginterogasi perkembangan pe
Anggap saja seperti kerja rodi jaman penjajahan. Kerja lembur sampai malam t
akan menonton pergelaran teater, dan selanjutnya kami akan barbeque di rumah salah satu karyawan. Sepertinya si bos satu pemikira
ian Marketing. Dan bos kami bernama Adam. Karyawan lainnya adalah Owin dan Yayan bagian pabrik; Aya dan Krisna bagian quality
an si Bos, yang sangat jelas tampak terpaksa duduk di antara kami. Dia hanya makan dan minum, main game di ponsel, mendengarkan ketika namanya disebut-sebut, mengangguk seper
ndek di antara kita tap
ody shaming, tau!" aku m
Via jadinya keliatan aw
jarang dandan dia mah!" La
sama aku. Mentang-mentang dia sudah nik
pan, Mas, jangan gitu lah sama Mbak Via." Yay
h!" Kataku
tanya Farah. "Rasanya ane
ik nih, inget kerjaa
kami mulai saling bercerita tentang
lak-balik baikin sistem, habis kami berdua disemprot selama sem
lagi. Data masih berantakan Ditinggal bos lama.
yang tidak berguna segala macam. Aku nyaris mau mengundurkan diri waktu itu juga. Tapi syukurnya selama seminggu, aku, Jimmy dan Adam bekerja sama memperbaiki sistem, merapikan data, mencari data-data yang hilang akibat kegagalan sistem
ulang, bilang mau keluar katanya,"
n, Jim!"
Via setiap hari pucat kayak zombi
an kita cuma awal-awal itu aja yang menegangkan. Kan takutnya kalau kita nggak bisa ikut rapat pertama kita semua bisa langsung dipeca
snya mereka tidak membicarakan tentang pekerjaan. Dari kisah ini pun terbukti jika aku adalah karyawan paling lemah di sini, kinerj
benar pernah memakiku lebih parah dari yang disampaikannnya di depan yang lain. Tiap hari aku menangis dan begad
n teater jam 1." F
nonton beginian." Ow
ingat siapa yang mengajak lebih dulu, tapi setelahnya jika kami mend
rdiri lebih dulu karena dia yang biasanya
e teater. Kami memang sengaja memilih restoran di dekat gedu
dung nih!"
esto!" seruku teringat ketika g
" tanya Aya deng
ampun,"
ekian kesempurnaan seorang Adam bisa lupa juga. Kelihatan owin nyaris akan meledekku,
ada Adam. "Kalian duluan aja ya." Aku melamb
Vi. Keburu hujan
gera belari untuk
tas Adam jadi aku segera mendapatkan kedua benda tersebut tanpa berlama-lama. Mungkin ini karena pengaruh pekerjaan kare
seperti tumpah begitu saja. Mana jalan menuju teater tidak ada apa-apa di kanan kiri. Seorang pria m
aku sangat terkejut karena pria itu a
dam di sin
i. Takutnya kamu nggak ingat
di luar kantor masih s
l dan malu mengingat betapa begon
ilik toko. Dia kenal kita karena kita duduk di sana
a terlalu lebat sehingga menembus dedaunan poho
s satpam seinga
h, M
di sini, m
rtutup dengan benda hangat yang dilempar ke kepalaku. Aku segera menyingkirka
i sana." katanya dengan nada memerinta
ini beneran ya, bukan ka
begitu." ujarnya lagi t
memasang jas Bos-ku ini ke badanku. Gila, aku lupa