My Romantic Alien
arena dia harus mengorbankan jasnya. Aku baru
kata Adam, lebih terd
sih susah payah berlari menerobos hujan, dikira sudah diting
di pos satpa
padahal cuman lar
selalu salah di mata si bocah. Padahal dia lebih muda dariku. Walau statusnya lebih tinggi bisa nggak
lai menyambar-nyambar seperti lampu kilat dari kamera. Disusul gemuruh guntur yang menakutkan seperti sed
aku membelalak. Ya ampun, aku lupa jika aku telah meminjam jas si bo
Bos."
yang basah melupakan tata letaknya yang klimis. Kalau begini dia menj
pa?!" b
ah marah juga bos
ya, Mas. Mas kedingi
Tapi bibirnya sudah membiru kedinginan
uka tasku dan langsung teringat. Kan aku nitip ponselku di Farah! Kebia
pi mau bagaimana lagi? Lebih baik dibilang bego da
jawab Adam. "Ke
tipin k
geleng-geleng kepala.
egitu aja (aku lebih tua dari kamu, bocah
k di charge?" tanpa sadar aku mengomel. Mungkin efek d
me sampai menang beberapa kali. Mau
a lagi ngobrol m
kalian ng
hering bareng kami? Ng
, kalian aja y
s-judesnya. Dan ini pertama kalinya aku menyela plus membentak seorang bos. Setelah m
. Dia pasti kesal setengah mati karena mendengar semua bentakan
an untuk menyelamatkan nyawaku di masa d
ggak suka aku
ggak tahu cara bagaimana bikin Mas merasa nyaman. Makanya kami ngobrolnya dengan topik maca
dak men
aku salah n
gak bisa akrab
aaf itu. Seorang Adam meminta maaf? Pa
ih dekat sama kami. Tapi ke depannya pasti kita bisa lebih akra
rena udah biki
ngung, lalu menoleh padanya. "Maksudn
u nggak akan memecat ora
enghangat mungkin
ini tentang kisah masa lalu itu? "Ak
angan pake baj
erutkan dahi.
Mau pamer ke cowok ya? Lagian dan
penampilanku? Kok aku jadi gugup begini. Ah, jangan berpikir macam-macam, Via. Di
us menanggapi
aring karena wajahku sudah panas. "Bagusnya... memang seperti apa?" Tanyaku, berdehem. Siapa tahu di
ajar kan kalau ngomong memandang lawan bicara? Dan tepat kami s
orang! Jantungku menjerit-je
asa-biasa aja." J
." entah kenapa aku mulai terbias
kok. Nggak usah te
nor
gak
aja jelek, udah bias
. Cant
akibat hujan. Aku menunduk, sudah tidak berani mengangkat wajah apalagi menoleh. Na
angan lengan jas bos ku ini kare
at ya sam
an macam
an temen kan
kantor
anya-nanya?" Aku kembal
wi
a istri apalagi anak, mak
isn
nanya aku dekat sama Yayan sama Mas Odin juga? Memang
engan jawabanku. Reflek aku menoleh
" Kata Adam, menggerak
dnya makhluk ga
." Adam tiba-t
engalihkan
arap kepada hujan un
di dinding pos satpam. Aku menggigit ujung lengan jas, sementara dada bocah itu tepat di
gsung menyesalinya setelah melihat wajah si bos dala
n si bocah ini seorang laki-laki. Jangan sa
nget
go tidak
ecil ba
n? Body s
elihat kamu
ap
aku bernapas lega. Tunggu, tadi
at-dekat sa
ar suaranya yang sep
i melihat aku denga
iap. Sejel
kamu. Berapa pun perbedaan,
a bisa tahu aku selalu menyebutnya bocah di dalam hati
ilku. Kuparkir di samping resto, gak jauh kok. Lagian Kita nggak
nik dan bingung. Aku akan