icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Pendekar Pedang Patah

Bab 8 Sekte Awan Merah

Jumlah Kata:1116    |    Dirilis Pada: 08/02/2022

tubuh lamaku dan kembali menguasai dunia! Dan sekarang, aku terjebak di dalam tubuh kecil dan lem

an tubuh, dan tanpa praktik! Bisa hancur seluruh a

hu harus melakukan apa. Sikapnya saat ini sama pers

tidak dapat mempelajari kitab-kitab yang ada di perpustakaan seleluasa saat bersamanya. Dan kalau aku tidak bisa be

matanya untuk bisa merasakan aliran chakra dalam dirinya mengalir dengan sem

U

ter ke depan dan menginjak dahan pohon. Ia terus memaksa

E

k! Tubuh ini belum sanggup untuk melakukan ilmu

h. Kehilangan Asih sama saja kematian untuknya, dan lebih ba

awanya. Penculik itu tampak berlari cepat di bawahnya, sedangkan Panca mengintai dari atas.

ahan sebe

rulah Panca menemukan celah. Ia menukik dan

U

at Panca saat serangannya tidak ber

g tersisa, Panca menggendong Asih dan melompat tinggi kembali meningga

u penculik tersebut seraya mengejar kem

atkanku?!” Raut wajah Asih menyiratkan perasaan lega s

sahkan! Kita masih belum aman seka

ya senang kau

Saat ini, hanya kaulah batu loncat

ring bertindak begini?” tanya Panca di ten

Jaka menjadi pengawal pribadiku,” jawab A

i pengawalmu kalau di luar kau diincar ba

masuk menjadi murid di sektenya sendiri! Aku lupa

rubah kecil

an rubah

ya. Rubah

juga

anyak prot

E

paru-parunnya terasa sesak d

khawatir melihat wajah Panc

a berlari lagi,” ucap Panca yang kini jatu

as mengeluarkan sebuah toya kayu dari balik pakaiannya. “Aku akan patahkan salah satu

ang tubuh Panca yang saat ini bergerat

ak karena sudah memaksakan diri menggunakan ilmu meringankan tub

sak saat ini. Aku sudah tidak bisa memaksakan untuk mengg

ini selagi aku masih berkata dengan sopan. Aku ada urusa

ang bergetar hebat. Ia benar-benar ketakuta

anku habis!” ucap penculik itu lagi, ka

atnya dan menatap Panca ya

n langkah panjangnya dan menepuk kepala Asih dengan keras. “Ak

aksa Asih dan membawany

anca memperingati. Perlahan ia berusaha

?” Penculik itu kembali mengeje

ocah berumur lima tahun sepertiku, kau sampai mengeluar

embalas ucapan Panca. Ia t

eringanan? Baiklah, kita

melihat penculik itu mema

ua, dengan begitu ini akan berakhir dengan mudah. Namun, aku harus beranggapan kalau dia a

ng kuda-kuda yang membuat

idak mungkin salah lagi, dia dari

nku. Apa kau mengetahui sesuatu?” tanya penculik it

uruh gadis kecil di belakangmu itu untu

ankah di

U

asakan sakit di ulu hatinya karena Panca yang

nduk dengan air liur yang

u bisa membunuh semut dengan sekali serang!’ umpat

lik itu bergerak zig-zag dengan cepat dan hendak

un tidak tinggal diam, ia meraih tangan kiri Panca yang hendak

ET

rg

seketika karena di henta

an

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka