icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Pendekar Pedang Patah

Bab 3 Sekte Pedang Suci

Jumlah Kata:1099    |    Dirilis Pada: 08/02/2022

saja membuat Panca merasa sedikit nostalgia. Dahulu, ialah penyebab kehancuran dari sekte Pedang Suci. Sekarang ia sadar akan satu hal, dirinya tidak menyusut tanpa alasan yang

dirimu?” teriak Asih—masih setia menyeret Pa

i dapur!” sahut ibun

akangnya. “Ibuu! Lihat, aku dapat teman bermain! Dia juga tidak punya rumah, bisakah

imu? Ke mana dia?” tanya balik ibu Asih berusaha men

satu giginya yang tanggal di bagian tengah. “Kami meninggalkannya di hutan depan. H

nya. “Nak, memang itulah tugas Jaka. Ia mendapat perintah dari ayahmu untuk menjagamu,” jelas ibu Asih berusaha member

lkan diri dengan kikuk pada ibu Asih ya

. “Halo, anak manis. Aku ibunya

ulu. Wanita yang sering ia khayalkan akan menjadi ibunya di masa lalu itu kini

sini, kan, Bu?” desak Asih menggo

ilnya itu. “Sabar ya, Nak. Ibu tidak bisa mengambi

ula rasa bencinya pada sekte Pedang Suci. Tanpa sadar, ia mengepalkan kedua t

lang, Bu?” ren

pat kakekmu, Nak,” jawab Ratna dengan pe

gi ke tempat ka

sendiri ketika ia mendengar Asih menyebut se

Ia melepaskan genggaman tangan pada ibun

,” jawab Panca penuh horm

berubah sopan ini tak tahan untuk tidak menyeletuk. “Tumb

hut Panca sambil meringis memaksakan senyum dan mengatakan sesuatu pada gad

aneh Panca hanya mengerutkan keningnya

kan sangat tidak etis dilihat oleh Ratna—orang yang begitu ia kagumi. Jadi, untuk sa

yang telah merubahnya menjadi seperti sekarang ini tinggal. Mungkin itulah yang menjadi alasan kenapa si kakek tua itu murka kepadanya, karena ia tela

ek pada ibunya untuk mengijinkan Panca tinggal agar bisa menem

h dan mengelus puncak kepala anak semata wayangnya itu. “Baiklah. Tapi kalau

a tahu, ayahnya pastilah tidak ak

atkan apa yang diinginkannya, Asih menyeret paksa

h bertingkah sopan karena mereka masih dala

at biasa para murid-murid ayahnya berlatih, Panca langsung berhe

a? Kenapa kau bersikap begitu padaku, Panca? Apa salahku?” tanya Asih sedih. Ia melepaskan

rumah! Dia menggusur tempat bernaungku demi kepentingannya sendiri!’ jawab Panca dalam hati. Ia tahu bahwa

sih—yang pada saat itu menggusur pemukiman pengemis demi membangun sebuah cabang perguruan sekte p

pengemis lainnya mengambil upah dan jatah milik Panca sehingga Panca berakh

nca.” Asih melambaikan satu t

erusaha mengalihkan kebencian dalam benaknya. Saat ini, fokusnya adal

uan sekte pedang suci, maukah kau?” pint

a diri pada usia kepala dua. Sekarang, mungkin aku harus mulai lebih awal. Jika memang benar i

kadang ia terlihat melotot tajam, tertawa, lalu sedih secara be

tur sesuatu sehingga ia

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka