icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Pendekar Pedang Patah

Bab 10 Bantuan

Jumlah Kata:1159    |    Dirilis Pada: 08/02/2022

doh!” Panca menggeram panik. Ia t

. Bukan karena hujan, tapi karena sesoso

Panca mendongak dengan wajah panik melihat sosok ba

ala

ucap sosok tersebut begitu

aha G

di?” ulang Abiyasa yang langsung men

a sadar berlari ke hutan. Saat aku menca

culi

engangg

yasa yang sudah tidak bisa memper

a apa adanya. Ia juga sekalian ingin memberitah

kalimatnya, tiga orang tak dike

bergelar yang bersama anak dari Erlan

cunguk bususk yang berani merencanakan sesuatu yang jahat untuk menangkap put

ni rasanya berhadapan langsung

ggung Abiyasa di depannya. ‘Jadi dia … ya. Selama ini, aku tidak mengh

langsung ke nirwana.” Abiyasa sama sekali tidak gentar meski ia seo

ntuk mengalahkanmu, tapi kalau hanya

pala itu maju menyerang dengan tangan kosong

, bawa pergi Asih sebisamu. Akan aku kirim

ntas menyeret Asih dengan satu ta

juknya ke langit. Dan bunga api meledak di sana. Sebuah siny

emberitahuka

itu kita h

kan senjata bertipe pedang, sedangkan yang satunya lagi hanya mengandalkan tangan

. Kalian cuk

a memang tidak membutuhka

cap salah satu pencul

ng itu lantas kembali maju dan bertukar serangan dengan Abiyasa. Saat Abiyasa berhasil memojokannya, penculik

kar

enyabetkan pedangnya ke tubuh Abiyasa. Meski sempat menghindar, tapi luka yang dit

bah s

H

rah. Wajahnya yang menghitam karena debu aneh tadi makin terlihat garan

a benar-benar

penculik. “Kita mundur perlahan. Setidakny

ahut kedu

rtukar serangan untuk yang

ndekati aura milik Abiyasa meski masih di bawahnya beberapa tingkat. Ia lanta

iru terang menyelimuti tangan kanan Abiyasa dan menciptakan siluet pedang. Dengan pendar

benar-bena

karang!” titah salah satu penculik yan

an lembut, asap hitam itu menghilang. Dan bersam

idak tangguh, tapi kombinasi serangan mereka sangat mematikan. Aku

lanan, ia melihat beberapa murid sekte yang ikut bersamanya dalam pencarian su

*

udah b

nya Panca yang mera

h kembali

hal-hal yang Panca alami kemb

si

ang dalam pengobatan tabib t

an menatap api unggun di hadapannya. Ia lalu kembali

un. Ada satu hal yang ingin aku tanyakan padamu,” ucap Abiyasa tanp

aha Guru?” tanya

hwa satu penculik dikalahk

ngangguk

npa kepala sebab kepalanya sudah hancur menjadi bubur ….” Abiyasa lalu menjeda kalima

tan putri Asih?” tanya Abiya

uga tidak perc

sa memanggilku guru. T

ucapannya dikoreksi. Ia sebenarnya kesal, tapi apa da

jutk

ua itu terjadi begitu saja. Asih—maksudku putri As

pengakuan Panca. Ia lantas bangkit berdiri

n chakramu juga sudah kembali stabil. Butuh waktu sekitar tiga hari untuk sembu

yang saat ini ia duduki. Ia menatap tangannya y

s mulai serius besok. Tidak

li ke kamarnya untuk mengisitarahatkan tubuhnya. Namun

ntar. Ketua sekte ing

ti

saya sedikit sibuk. Dan saya harap, para pembaca masih setia m

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka