Pendekar Pedang Patah
ika kini tubuhnya menyusut sampai sekecil ini. Ia mencoba mengingat-ingat lagi hal tera
ibiarkan, aku harus segera kembali ke ukuran semulaku dan menuntut balas pada si tua sok asik
e tempat semula di mana ia tersadar. Dan wajah Panca semakin p
rti pekikan wanita. Pedang yang sudah seperti separuh hidup
ni pasti mimpi! Ya, ini pasti mimpi
ma, berharap ia tersadar dari mimpi buruk ini. Namun, sekeras apa pun i
yang berharga, Panca memandangi langit di atasnya. "Aku
g kini menjadi lemah. Sekelebat ingatan masa lalu kembali terlintas dalam be
eketika Panca bangkit dari kesedihannya da
judku seperti semula." Panca lalu melangkah pergi dengan amarah yang
ey
bergerak dan hanya berdiri diam mematung ket
Hari sudah sore, sebaiknya kau pulang seb
ap intens dirinya. Jika dilihat-lihat, gadis kecil itu pastilah dari keluarga yang berkecukupan. Panca berani menilai b
apan kau memata-mataiku!" tuding Panca pada gadis kec
in sejak kau bergumam akan membunuh seseorang yang kau panggil si tua tak asik. Dan siapa aku? Perkenalkan, namaku Sri Asih Kumala
tan tangan dari gadis kecil di depannya. "Dan kenapa kau me
tangannya dan menyunggingkan senyum bersahabatnya pada Panca. "Aku hanya penasaran. Aku belum pernah melihat wajahmu
a merasa familiar dengan nama desa yang disebutkan ol
dengan polosnya. "Aku bisa membawamu ke rumahk
ting yang harus aku urus. Jadi, sampai jumpa. Dan jangan p
nya gadis ke
slinnya, tapi ia segera berkilah. "Karena tadi aku buang air be
g air sembarangan? Apa benar kau tidak punya rumah?" Dengan ekspresi jijik ia masih berusaha ingin tah
pun
amu?!" teriak sebuah suara membuat
. Entah kenapa ia bersikap begitu, mungkin karena pengalamannya yang per
h yang terpaksa berlari mengimbangi Pa
da-tunggu dulu. Siapa namamu tadi?" uc
wab gadis kecil bernama Asih itu
orang tadi
u. "Iya. Itu mungkin Jaka, dia adalah orang
i?!" umpat Panca yang kesal karen
i. Ia dengan dengan lucunya mengerucutkan bibi
il ini!' umpat P
i. Dan di depannya saat ini, ada gadis kecil kaya yang bisa saja ia manfaatkan selama proses tersebut. Ia berniat memanfaatkan Asi
u tinggal
sebuah gapura yang sangat
anya Panca ketika melihat sebuah pintu
di perguruan Se
i kau t