icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Pendekar Pedang Patah

Bab 2 Perjalanan Baru Pancaka

Jumlah Kata:967    |    Dirilis Pada: 08/02/2022

ika kini tubuhnya menyusut sampai sekecil ini. Ia mencoba mengingat-ingat lagi hal tera

ibiarkan, aku harus segera kembali ke ukuran semulaku dan menuntut balas pada si tua sok asik

e tempat semula di mana ia tersadar. Dan wajah Panca semakin p

rti pekikan wanita. Pedang yang sudah seperti separuh hidup

ni pasti mimpi! Ya, ini pasti mimpi

ma, berharap ia tersadar dari mimpi buruk ini. Namun, sekeras apa pun i

yang berharga, Panca memandangi langit di atasnya. “Ak

g kini menjadi lemah. Sekelebat ingatan masa lalu kembali terlintas dalam be

eketika Panca bangkit dari kesedihannya da

judku seperti semula.” Panca lalu melangkah pergi dengan amarah yang

ey

bergerak dan hanya berdiri diam mematung ket

Hari sudah sore, sebaiknya kau pulang seb

ap intens dirinya. Jika dilihat-lihat, gadis kecil itu pastilah dari keluarga yang berkecukupan. Panca berani menilai b

pan kau memata-mataiku!” tuding Panca pada gadis kec

in sejak kau bergumam akan membunuh seseorang yang kau panggil si tua tak asik. Dan siapa aku? Perkenalkan, namaku Sri Asih Kumala

tan tangan dari gadis kecil di depannya. “Dan kenapa kau me

tangannya dan menyunggingkan senyum bersahabatnya pada Panca. “Aku hanya penasaran. Aku belum pernah melihat wajahmu

a merasa familiar dengan nama desa yang disebutkan ol

dengan polosnya. “Aku bisa membawamu ke rumahk

ting yang harus aku urus. Jadi, sampai jumpa. Dan jangan p

nya gadis ke

linnya, tapi ia segera berkilah. “Karena tadi aku buang air be

g air sembarangan? Apa benar kau tidak punya rumah?” Dengan ekspresi jijik ia masih berusaha ingin tah

pun

amu?!” teriak sebuah suara membuat

. Entah kenapa ia bersikap begitu, mungkin karena pengalamannya yang per

h yang terpaksa berlari mengimbangi Pa

da—tunggu dulu. Siapa namamu tadi?” uc

wab gadis kecil bernama Asih itu

orang tadi

u. “Iya. Itu mungkin Jaka, dia adalah orang

i?!” umpat Panca yang kesal karen

i. Ia dengan dengan lucunya mengerucutkan bibi

il ini!’ umpat P

i. Dan di depannya saat ini, ada gadis kecil kaya yang bisa saja ia manfaatkan selama proses tersebut. Ia berniat memanfaatkan Asi

u tinggal

sebuah gapura yang sangat

nya Panca ketika melihat sebuah pintu

di perguruan Se

i kau t

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka