POTRET KEHIDUPAN SANG PELAKOR
di tendang segala!" bentak
rokoknya. "Bi, buatkan kopi!" Tangan kanan ia gunakan untuk memegang rokok lalu me
apa kamu kayak gini?" tany
sedih atas sepeningga
bercampur aduk dengan permasalahannya dengan Kanya. Ia bingung
ya!" Tangis Resti pun pecah. Ia mencoba men
a nenek, kita bisa saling kangen. Habis itu giliran kita yang k
i memeluk Deshinta diserta
ini. Suci yang melihat hal i
ci menyalami Resti dan
*
sa yang merawat nenek setelah kepulangan almarhum kakek. Terkadang ia juga sangat cekatan dalam hal membantu Resti dari dulu. Te
n Deshinta saling be
edih ya saudara kalian Deo, sudah meninggal. Tenang ya ad
Mas," s
ny hanya ter
ik dari Resti maupun Donny sudah duduk di karpet. Hidangan tersedia di tengah-tenga
ang masih butuh perhatian kamu," ucap Nenek
lama mereka menghadiri acara ini. Acara pun selesai.
kabarmu?" t
as. Mas
ak meninggal!" j
melipat karpet. A
hkan ya. Bi Inem udah masak
enyang itu,"
k bantu loh," kata Resti. Donny
harus pulang ke Jogja lagi. Argo tidak bisa meninggalkan tokonya lama-lama. Langganan
elesai kan? Ki
anya muncul di noti
s meninggalkan Resti. Besok ya habis
ya
teras depan dan
gin menghampiri ayahnya.
ok dulu," kata Rest
Donny pun menggendong Dita dan duduk dipangkuannya.
pergi ke atas ya?
kanya Dita doakan ya biar Mas D
nama Kanya di notifikasi ponsel Donny. "
ayah ya!" kata Donny sambil merebut ponse
yang menangis di pangkuan Donn
-A, Ka. Terus ponselnya direbut ayah pas Dita mau baca lanjutannya.
ya. Itu pasti Kanya yang kucuri
uk bobok!" ajak Resti sambil m
*
ih lagi," kata nenek sambil memeluk Rest
i mobil. Kebetulan hari ini tanggal merah. Jadi Donny
ponselnya. Ia duduk di depan menemani Donny. Sementara itu
ny tiba-ti
bar," kata Donny kemud
an anak lelaki di j
ggilan sayang sudah
tidak begitu percaya. Nenek berniat menyuruh
tiket untuk nenek dan Argo lalu pergi meninggalkan merek
n Ibu, Le? Sampai kere
da urusan!"
ertatapan dan langsung