POTRET KEHIDUPAN SANG PELAKOR
an pintu. Adegan berciuman sudah
ya kamu cantik banget. Wangi lagi
um baru ini sayang. Kamu pa
dek tanpa lengan dan cenderung memamerkan dada. Bahannya satin halus. Warna merah sebagai da
rah menyala. Ia tak memakai
egera memeluknya dar
ja masak steak untuk kamu. Hari ini kan masih tanggal
ny pun meninggalkan Kany
aramu kemarin
alhamdulullah lancar. Tapi aku tak su
Enggak, juga sal
dengan Resti untuk sekedar menanyakan kondis
emburu?" tanya
ak suka aja," ja
rarti mencintai Resti sepenuh
alau aku tak cinta padam
capan Donny. Donny terus mema
nannya sudah sele
akan Kanya tersangkut di uj
nih," keluh Kanya. Ia menarik daster
gaja ya m
tuk menyentuh tubuh Kanya. T
dulu da
aaa
selesai tercabut namun d
nggak mau pakai yang robek lagi. Susah p
rut gitu dong. Ngg
TV. Siang itu mereka saling bertu
yi. Resti menelponnya berula
al
i telepon ga dijawab. Ada
umah teme
nnya aku m
a Kanya pun tak sengaja mendengarnya. Kanya lan
enalkan saya Kanya
a lemas. "Oh jadi kamu yang pernah mengirim peya. Bagus kala
selnya kembali. "Res, ad
aja di rumah
cuman lagi beli cemilan ke minimarket.
buat anak kita. Sesekali kek
pulang. T
n pun
kupastikan semua akan jelas. Aku hanya
*
ah berikutnya ia akan ke Jogja bersama Resti dan kedua anaknya
Ancol bersama Kanya. Ia ingin menikmati m
erangkat ke Jogja. Resti tak begitu percaya. Menurut Resti permainan Donny kali ini seperti tak masuk akal. Tapi ia memilih d
a pergi berdua sama
pan Resti. Kita bisa belanja sepuasnya. Kartu kredit Res
enjawabnya. Mau bagaim
ang. Kamu pasti suka," ucap
get nanti renang ya. Angga
ang sekali. Dikelilinginya kolam renang ini yang
apa bulan lagi lahir kan. Kembar lagi.
menuju kamar dilantai atas. Saat di lift
artemen bagian lain. Nampaknya ia tak
edang berlibur j
u. Sen
i sama
onny tajam. Ia mulai terheran-heran. Kare
Kanya yang turun d
iy
nya tangan Donny begitu pintu lift tertut
Sayang memili