POTRET KEHIDUPAN SANG PELAKOR
Deshinta masih duduk di kelas enam Sekolah Dasar (SD), anak kedua Deo kel
aku bermain,
ma kakak
n pulang?" tanya
a main. Ayah capek." Jawab Donny memainkan po
aknya ke teras. Bi Inem, ART di rumah sedang banyak
u. Tumben sekarang Ayah di rumah?" tanya Deo d
kan pergi. Lagian Ay
nya dan bermain bersama. Deo memilih bermain game di
ran jatuh di halaman rumah. Ia tersandung
dengan geram dan mulai
k kamu aja nggak bisa?" tanya
jatuh sendiri tadi.. Huhu huhu
onny berdering ada
dong, masih belum pulang
sebelum Resti datang. Aku ga bisa gitu aja ning
Kanya mendengarnya. "Berisik banget sih
p teleponnya
uah restoran. Dita yang menangis karena bundanya sedang ke kamar mandi dan tak kunjung tiba, mendadak diam saat Kanya menggendongnya. Saat itu Kanya kebetulan sedang men
tu cantik. Terlihat jelas bahwa Kanya sangat merawat tubuhnya dengan baik. Sedangk
k Kanya berkenalan dan mereka sal
up banyak dari mendiang almarhum ayahnya. Jika ia mengakui Kanya seba
i banyak karyawan. Omset per bulannya bisa sampai puluhan juta
k-anak ud
uk ke notifikasi
dur sama Bi Inem. Kira-kira j
a jemput di stasiun kan? Biasanya s
di luar kantor. Kamu dijemput supir
amu jangan sampa
*
nny, ia meminta Pak Eman supir kantornya untuk menjemput R
h sakit untuk menemaninya k
h? Tinggal satu orang lagi
stasiun. Tapi aku udah minta Pak Eman untuk jemput dia. Kan aku mau nemenin kamu k
lu membuatku g
ggil Suster. "Si
an langsung saja kesitu. Saya per
a D
i perut Kanya, dokter tersenyum dan be
anya nampak tak menyukainya. Itu art
uju kantin rumah sakit. Diayunkannya langka
ak apa-apa kalau dua. Bo
enin aku. Aku nggak suka kalau harus pakai baby sitter. Nanti
kan saja mereka. Yang satu kita titipkan di
ih. Biar ngga
in makan di tempat seperti ini. Lalu Kanya meminta Donny untuk pindah ke resto