POTRET KEHIDUPAN SANG PELAKOR
telpon, katanya D
ngnya di kantor, R
mah sakit. Nanti aku nyusul. Mas lagi ngerjain kerjaan ya
a dan Kanya di sebuah cafe. Hanya beberapa te
ng juga? Mas kan manager disana. Emang nggak bisa
yusul. Sementara kamu dulu
n menuju rumah. Deo demam dan flu berat. Entah apa penyebabnya.
bisa begini De
ekolah tadi karena Pak Hidayat yang biasa antar jemput lag
inap untuk Deo. Takutnya dokter menyu
i harus menunggu antrian di UGD.
Anak saya demam t
ya. Entah kenapa siang ini lagi p
coba menelpon Donny berkali-
" Deo merintih kesakitan. "Bunda j
a dan Dita ia titipkan dengan Bi Inem. Te
yang kami periksa," kata suste
uangan UGD namun Resti disuru
memeriksa langsung kelua
hasil, Deo istirahat dulu disini ya. Nanti infus dip
Dok. Teri
las. Ditatapnya wajah anak yang masih lugu ini. Ia baru sadar, anak-anaknya masih
ari orang kepercayaan untuk meneruskannya. Seketika muncul nama Suci di benak
n? Nanti Kakak tetap bimbing kamu. Sepertinya
ius? Aku masih
akak percaya lagi
r keluar dari perusahaan ini. Lagi pula, aku muak sama atasanku kak. Namanya Kanya
Kan kakak bisa silaturahmi
ekarang yang penting aku bantu Kaka
gakhiri percakapan mer
na typus. Sebaiknya segera dirawat ya di r
g terbaik untuk anak
pun memberitahukan hal ini di grup pesan k
a?" tanya Deo sete
k di kantor. Bunda udah tele
nnya ya Bunda daripada aku. Apa
k. Tunggu yah, a
*
esai urusan kantor. Resti telah mengir
ya
eo udah baikan?" tanya Donny
demam. Ayah jangan ti
anya mendekati Deo dan menatap anaknya itu.
mengobrol di sofa kamar inap Deo. Resti memesan
ibu nggak bisa jaga
akan menggantikanku di perusahaan.
n dong ya?"
i udah bergabung di per
ng selalu Kanya lontarkan. Berarti kali ini Donny bebas. Tak ada lagi ancaman
a tak mau mengangkatnya. Ia butuh waktu sendiri. Diisapnya rok
*
gangkat juga. Mual nih. Duh harus kuminum o
appartement-nya. Diambilny