Merebutmu Kembali
ruangan. Dia berjalan sembari terus tersenyum dan mengucap syukur setia
dan hidupnya. Chandani kerap kali menenggelamkan diri dalam pekerjaan. Hingga tak ayal dia akan pu
ilah insomnianya sembuh. Chandani tidak lagi kesulitan tidur atau memerluka
dani langsung disambut perta
gimana?"
, Kak?"
keduanya t
serius lalu seulas senyum perlahan tersungging di kedua sis
natap keheranan lalu beberapa det
Alisia dengan rom
senyumannya. Hingga sepersekian detik seterusnya dia pun
u ketiganya
*
uduk di kursi keagungannya-Muhammad Aldebaran Prawiro, dua puluh empat tahun. Dia adalah pemilik King's Palace Group serta hati para karya
ima sentimeter dengan berat delapan puluh delapan kilogram. Para pegawai wanitanya yang semula berpakaian minim, kini satu persatu mulai menutup aurat. S
ik dan santun, Nona Chan
urna." Aldebaran tersenyum s
dengan Pak Menteri nggak berbenturan dengan rapat proyek Istana Tekstil?" tan
ikan keuntungan berarti, bahkan perusahaan itu juga sedang tidak stabil. Istana Tekstil hanyalah sebuah perusahaan tekstil kecil yang baru memiliki dua cabang
menjalin kerjasama dengan IT bukan sebab untung rugi, tetapi karena jatuh cinta. Namun, segera Andy menepis pikiran itu. Tuannya bukanla
tnya." Aldebaran
s itu merupakan adik kelasnya. Namun, karena sikap egois dan kebodohannya dulu. Dia m
ulsif dalam mengambil keputusan. Dia mengira dengan melakuk
an bahkan hanya untuk sekedar mendekatinya. Beruntung keluarga Bahuraksa
ani. Dia merasa menjadi laki-laki terbodoh di dunia, karena perempuan ya
seseorang. [Assalamualaikum] Terdengar su
h," jawab Aldebaran. "Dad, aku rasa malam in
kamu
enerima segala kemungkinan buruknya."
Dia merasa tak habis pikir dengan apa y
n tersenyum puas saat mendeng
hari ini, kita berangkat
ai
ggu, Assal
ahi wabarakatuh." Aldebaran le
wajah. Dia merasa sangat bahagia karena hari yang selalu dia tunggu pun akhirnya tiba. Malam nanti Aldebaran akan berju
*
ing ponsel
mualaik
rakatuh, Teh. Ini Papa pengin ngomong]
Darma-ayahnya, dari
Pa, ad
lang jam
k melihat jam di pergelangan tangan. "Pukul lima,
ikl
ya ada a
ngin bertem
gerutkan ken
uga kamu
tanya Chandan
tak me
dah malas menghadapi setiap pria yang melamarnya. Tidak bisakah para pria itu mengerti, kalau Chandan
an ke mana saja] ujar ayahnya memp
annya." Chandani menyandark
kamu sudah memiliki seseorang yang bisa melindungi kalian, melindungimu dan adikmu," tutur Darma lirih dengan suara bergetar. Dia selalu merasa
nggalkan dunia ini bersama, Pa." Perlahan cairan bening mulai menggenang di telaga mata
hilangannya. Chandani sangat menyayangi Darma, dunia terasa gelap setiap kali dia membayangkan hari i
*
ang. Namun, sebagai seorang anak yang baik, dia tidak boleh mempermal
da di tangannya. Entah sudah berapa lamaran yang ditolaknya. Bukan Chandani sombong atau mempunyai selera tinggi terhadap laki-laki. Chandani hanya
baginya. Karena setelah Chandani menikah, dia takkan bisa tinggal bersama ayahnya, dan takkan bisa lagi mengurusinya. Be
ala melihat temannya menggeleng-ge
jawab Chandani sing
o. Gue perhatiin dari
." Chandani t
lu bertanya, "Em lo mau balik? Balik bareng, yu
ggak nge
Masa nganterin lo do
aku mau." Ch
kebetulan seumuran dengan Chandani. Mereka baru saling mengenal sekitar enam bulan lamanya. Namun,
baik?" tanya Alisia dengan mata yang masih f
disi papa sudah leb
t. Kami semua selalu mendoakan untuk kesehatan Tuan Darma, dia boss yang
ti senang kalau tau para karyawannya nggak pernah
kenapa lo masih belum married? Jangan bilang kalo nggak ada yang
mah. "Mungkin belum s
tersenyum lal
k lupa mengucapkan terima kasih kepada Alisia. Chandani berjalan sekitar dua menit sebelum sampai di depan pintu rumah
engah menonton tv sebari duduk di kursi roda. "Pa
adi sama
o ma
adi sama
i sang ayah. "Maaf, yah, Pa. Tet
usin perusahaan. Papa yang harusnya minta maaf sama
dah kewajiban bagi seorang untuk nguru
um saat mendengar u
menatap langsung sang ay
n silaturahmi yang baik dengan sesama umat Nabi. Papa mau Teteh untuk selalu menjaga hubungan baik
akan selalu mengingat nasihat Papa i
la anak kesayangannya. "Papa sayang sama Teteh. Papa ingin kelak yan
a. "Teteh juga sayang sama Papa. Papa, cepet se
yaal