icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Merebutmu Kembali

Bab 3 3. Lamaran

Jumlah Kata:1769    |    Dirilis Pada: 04/02/2022

siapa yang akan datang. Ini tidak seperti tamu biasanya. Kali ini Darma meminta keluarganya untuk memasak

kan malam nanti. Kenapa papa nggak bersikap sep

sana malam begitu sejuk dan cerah. Chandani pun menghela napas panjang. Jujur, hatinya terasa amat lelah. Chandani meras

dengan mudah. Itu masihlah hal terberat baginya. Bagaimanapun hidup tanpa keberadaan mereka adalah yang ternyaman b

pa lagi

n tau," jawab sang ayah

mas. Kemudian dia melonggarkan rengkuhan. Matanya menelisik pakaian sang ayah. "Papa, kenapa pak

bisa saja. Memangnya, Papa,

Chandani mengacungkan kedua jempolnya

melihat kembali tawa ayahnya yang sempat lenyap. Semenjak musibah naas itu menimpan

na tamu yang akan datang hari ini? Entahlah tetapi, Chandani sangat bersyukur b

anjang menjuntai. Gaun berwarna salem muda yang indah dengan renda-renda d

dani segera kembali ke akal sehatnya. "Tunggu ... tunggu ... kok nggak kaya biasanya, sih? Kali ini pake disediakan gau

. Mama dan Papa bakal menikahkan, Teteh,

nyum seraya mengg

udah suuzon kepada kedua orang tuanya

ganti baju, gih. Nih, gaunnya." Miran

lalu dia mengamit gaun itu dan masu

ngar suara bel

mereka, M

u ya, Pa." Gegas Mirand

g kira-kira sebaya dengan suaminya. Istrinya mengenakan gamis syar'i berwarna cream yang indah dan terlihat elegan sedangkan, sua

tih dengan celana jeans berwarna cream, pria itu sudah pasti adalah putra tunggal dari se

ucap salam yang segera dibalas Waalaikumu

handani dengan penuh rasa hormat. "Gi

juga udah tua, James."

uangan bergaya victorian elegan itu seolah menjadi saks

ayal gurauan akan terlontar di tengah obrolan y

kepergian Darma pada lima tahun yang lalu. Hal itu memutuskan tali silaturahmi ketiga sekawan tersebut. Miranda dan Darma te

kalipun, yang orang lain lakukan amat menyakitkan. Kalimat itulah yang se

n menunjuk dengan sopan ser

n senyuman lalu men

melihatmu itu lima tahun yang lalu. Kamu m

mengenali ketiga orang ini. Wajar saja, karena saat itu Alia

aturahmi." Deg. Dada Darma seketika bergemuruh. Penyesalan segera me

ukan hal yang sama jika hal itu menimpa keluarga

isa menatap mata sahabatnya dengan te

arma. Dia merangkul pria paruh baya yang lumpuh itu dengan bersahab

isyah-istri Daniel yang segera dibala

ati itu. Mereka berdua beruntung masih bisa saling memiliki. Darma dan Daniel tidak pe

disuguhkan kepada tamu-tamunya. "Mangga dileueut, kue dan teh

h jadi ngerepotin ini."

otin atuh tibang kaya gini,

lalu meminum teh yang disuguhkan

James, silakan kue dan tehnya." Dia mempersilakan Dani

*

ner tipis mempertegas bagian kelopak mata serta eyeshadow berwarna cokelat tetapi, agak muda dia ulaskan. Rona merah tipis pun tak lupa di

seulas senyuman dia tampakan. Kemudian Chandani mencubit lembut pipinya. "Wow ... kamu cantik, Canda." Senyum pu

. Namun, dia segera kembali ke akal sehatnya. "Astaghfirullahaladzim." Dia mengelus dadanya. Rupanya setan elah menelusup ke dalam pikiranny

yang seketika membuat tubuhnya agak te

u kita udah pada nunggu, tuh." Miranda tersenyum kagum kala

un seraya meremas buku jarinya agak gugup. Chandani melakukan ini bukan

mpai kapan Chandani akan berhenti melakukan ini. Belum ada yang mam

salah jika seumur hidup harus dihabiskan seorang diri tanpa memiliki pendamping. Chandan

at anggun malam ini. Dia terlihat begitu cantik dengan riasan make up natural

eng sang ibu me

pkan salam dengan sopan kepada para

ada yang berkurang. Perempuan itu masih terlihat cantik seperti dulu, hanya bertambah aura dewasa yang menjadikannya lebih sempur

ahnya tampak kagum kala melihat kecantikan Chandani. Dia-anak gadis yang sudah Aisyah anggap

liar, dia pun memangukan kepalanya. Seketika dia terpegan kala

berdiri di samping Daniel. Di sana dia melihat seorang pria tengah memandanginya

ntung yang tiba-tiba terpacu. Dia pun mundur beberapa langk

i. Lantas dia segera berbalik dan melangkah dengan tegas

dan Darma bersamaan lalu seg

Dia hanya terus melihat kakaknya sembari menger

" Darma merasa tak enak ha

l memalsukan senyumannya, terlihat je

yah justru tak dapat melakukan apa-apa. Aisyah sangat menyesalkan sikap Chandani. Namun, dia juga tak dapat menyalahkannya karena memang kesalahan terletak padanya. Gadis ca

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka