Merebutmu Kembali
siapa yang akan datang. Ini tidak seperti tamu biasanya. Kali ini Darma meminta keluarganya untuk memasak
kan malam nanti. Kenapa papa nggak bersikap sep
sana malam begitu sejuk dan cerah. Chandani pun menghela napas panjang. Jujur, hatinya terasa amat lelah. Chandani meras
dengan mudah. Itu masihlah hal terberat baginya. Bagaimanapun hidup tanpa keberadaan mereka adalah yang ternyaman b
pa lagi
n tau," jawab sang ayah
mas. Kemudian dia melonggarkan rengkuhan. Matanya menelisik pakaian sang ayah. "Papa, kenapa pak
bisa saja. Memangnya, Papa,
Chandani mengacungkan kedua jempolnya
melihat kembali tawa ayahnya yang sempat lenyap. Semenjak musibah naas itu menimpan
na tamu yang akan datang hari ini? Entahlah tetapi, Chandani sangat bersyukur b
anjang menjuntai. Gaun berwarna salem muda yang indah dengan renda-renda d
dani segera kembali ke akal sehatnya. "Tunggu ... tunggu ... kok nggak kaya biasanya, sih? Kali ini pake disediakan gau
. Mama dan Papa bakal menikahkan, Teteh,
nyum seraya mengg
udah suuzon kepada kedua orang tuanya
ganti baju, gih. Nih, gaunnya." Miran
lalu dia mengamit gaun itu dan masu
ngar suara bel
mereka, M
u ya, Pa." Gegas Mirand
g kira-kira sebaya dengan suaminya. Istrinya mengenakan gamis syar'i berwarna cream yang indah dan terlihat elegan sedangkan, sua
tih dengan celana jeans berwarna cream, pria itu sudah pasti adalah putra tunggal dari se
ucap salam yang segera dibalas Waalaikumu
handani dengan penuh rasa hormat. "Gi
juga udah tua, James."
uangan bergaya victorian elegan itu seolah menjadi saks
ayal gurauan akan terlontar di tengah obrolan y
kepergian Darma pada lima tahun yang lalu. Hal itu memutuskan tali silaturahmi ketiga sekawan tersebut. Miranda dan Darma te
kalipun, yang orang lain lakukan amat menyakitkan. Kalimat itulah yang se
n menunjuk dengan sopan ser
n senyuman lalu men
melihatmu itu lima tahun yang lalu. Kamu m
mengenali ketiga orang ini. Wajar saja, karena saat itu Alia
aturahmi." Deg. Dada Darma seketika bergemuruh. Penyesalan segera me
ukan hal yang sama jika hal itu menimpa keluarga
isa menatap mata sahabatnya dengan te
arma. Dia merangkul pria paruh baya yang lumpuh itu dengan bersahab
isyah-istri Daniel yang segera dibala
ati itu. Mereka berdua beruntung masih bisa saling memiliki. Darma dan Daniel tidak pe
disuguhkan kepada tamu-tamunya. "Mangga dileueut, kue dan teh
h jadi ngerepotin ini."
otin atuh tibang kaya gini,
lalu meminum teh yang disuguhkan
James, silakan kue dan tehnya." Dia mempersilakan Dani
*
ner tipis mempertegas bagian kelopak mata serta eyeshadow berwarna cokelat tetapi, agak muda dia ulaskan. Rona merah tipis pun tak lupa di
seulas senyuman dia tampakan. Kemudian Chandani mencubit lembut pipinya. "Wow ... kamu cantik, Canda." Senyum pu
. Namun, dia segera kembali ke akal sehatnya. "Astaghfirullahaladzim." Dia mengelus dadanya. Rupanya setan elah menelusup ke dalam pikiranny
yang seketika membuat tubuhnya agak te
u kita udah pada nunggu, tuh." Miranda tersenyum kagum kala
un seraya meremas buku jarinya agak gugup. Chandani melakukan ini bukan
mpai kapan Chandani akan berhenti melakukan ini. Belum ada yang mam
salah jika seumur hidup harus dihabiskan seorang diri tanpa memiliki pendamping. Chandan
at anggun malam ini. Dia terlihat begitu cantik dengan riasan make up natural
eng sang ibu me
pkan salam dengan sopan kepada para
ada yang berkurang. Perempuan itu masih terlihat cantik seperti dulu, hanya bertambah aura dewasa yang menjadikannya lebih sempur
ahnya tampak kagum kala melihat kecantikan Chandani. Dia-anak gadis yang sudah Aisyah anggap
liar, dia pun memangukan kepalanya. Seketika dia terpegan kala
berdiri di samping Daniel. Di sana dia melihat seorang pria tengah memandanginya
ntung yang tiba-tiba terpacu. Dia pun mundur beberapa langk
i. Lantas dia segera berbalik dan melangkah dengan tegas
dan Darma bersamaan lalu seg
Dia hanya terus melihat kakaknya sembari menger
" Darma merasa tak enak ha
l memalsukan senyumannya, terlihat je
yah justru tak dapat melakukan apa-apa. Aisyah sangat menyesalkan sikap Chandani. Namun, dia juga tak dapat menyalahkannya karena memang kesalahan terletak padanya. Gadis ca