CINTA TAK MEMILIKI POLA
r... Malam min
a laki-laki langsung bersiap-siap untuk perg
Kataku meminta persetujuan pada 2 orang laki - laki yang usiany
ingguan?" Ejek sal
boleh begitu," jawab yang lainnya
Sama om
samaan. Bener juga sih, kan tinggal aku dan kedua
andangi kepergian rekan-rekanku itu dalam diam, sampai akhirny
utuskan untuk mencari orderan sambil jalan. Setelah berpamita
k. Aku mulai melewati tempat-tempat hiburan malam, mengendarai motorku dengan laju sangat santai, sambil melirik k
mencari tahu apa yang sedang terjadi di sana. Sekelebat aku melihat seseorang yang aku kenal berada di tengah kerumunan tersebut, aku cepat mematikan mesin moto
im
yang sedang dipukuli oleh beber
mas
n, langsung mendekati Dimas yang sudah terb
i!! Berh
ikan aksi mereka, lalu menatapku dengan tajam. Aku jongkok mendekati Dimas yang bergelung di a
a dia hanya sendiri! Dasar pengecut!!" Kataku lagi. Tidak berapa lama
a jika berani membuat masalah di tempat ini!!" Sahut salah seorang dari lima pr
.. Dima
l menepuk-nepuk pelan pipinya, sekedar untuk m
sakit saja la
daku. Kemana saja mereka tadi, sudah seperti film India saja mereka ini. Korba
lan. Aku benar - benar iba melihat keadaa
e motor, bisa kan?" Tanyaku pada dua s
ke boncengan motorku. Aku meraih kedua tangan Dimas dan mengarahkan kedua tangannya itu untuk memeluk tubuhku. Dimas yang masih sangat lemas hanya bisa menurut, melakukan semua arahanku. Setelah itu, aku langsung tancap gas menuju rumah sakit terdek
esai ditangani pun dia masih sanggup membuka mata. Sehingga, Dimas tidak perlu di rawat inap dan luka-lukanya j
abar ke mama, kan?
an nomor ponsel bel
u mamanya tahu apa yang sudah terjadi. Sekalipun aku sendiri
us administrasi dan mengambil obat, Di
mau kamu
nsel miliknya pecah tergeletak di aspal tadi, makanya aku berinisiatif meminjamkan ponselku kepadanya. Dimas menggeleng lemah, sepertin
?" Tanyany
it," j
an saya ke s
menikmati sunyi dan keindahan langit gelap bertabur bintang. Sudah lama aku tidak merasakan ketenangan se
inum k
eberapa jam sebelumnya. Dimas memintaku untuk mengantarnya ke salah satu rumah peristirahatan keluarganya, karena iba melihat kondisinya yang sangat lemah dan wajah yang penuh lebam, maka aku bersedia mengantarkannya. Aku beralasan
u, jarak kami tidak terlalu dekat, tapi aku bisa
ng. Langit gelap bertabur bintang, bulan sabit yang sedikit terang dan angin dingin yang sesekali menyapa. Sudah lama
ah kita memaafkan ora
saja berdesir hangat saat menatap wajahnya sedekat seperti ini. Arghhh!!!