Harem milik Suamiku
itu, di te
mall dan kafe-kafe yang menjamur bak musim hujan. Maximilian memandang kela
lusif yang sering kudatangi, dengan suasananya yang dingin dan membosankan?" gumam Max yang tertarik pada sepa
iit
a yang tiba-tiba menghentikan mobil di tempat seperti ini. Tempa
erkelahian di depan sana," jawab Pak Umar sambil m
"Jangan pedulikan. Bukan
meski sudah berlumuran darah," kata Pak Umar yan
ng tanpa lelah mengejar pencuri dan berteriak minta tolong. Namun tidak ada satu orang pun yang datang
ntu gadis yang telah melayangkan beberapa tendangan kaki pa
ang
k. B
penjambret itu. Dia telah memukul belakang kepala gadis malang itu dengan sebuah balok kayu. Tanpa banyak
MENGHAJAR KALIAN," hardik Ma
kejadian. Max memandang gadis yang tergeletak tidak sadarkan diri di jalanan a
berat sekali," keluh Max yang mering
ng tergopoh-gopoh mendekati pintu
k mobil Rolls-Royce nya, kemudian dirinya menyusul masuk k
b. Sambil mengeringkan rambut, mata Max mengamati gadis malang yang bersandar pada pintu penumpang di sisi yang lain.
ax sambil menyenggolkan lututnya pada lu
andang dari spion tengah. Pak Umar mencemaskan gadis yang merin
an kucing yang jatuh ke selokan lumpur. Begitulah penampilan berantakan gadis itu. Namun, a
itu," perintah Max yang masih setia memandangi gadis yang sama sekali tidak b
b Pak Umar sambil mem
agi, Pa
Y
a kendaraan atau tidak. Setelah itu, katakan pada pem
Tuan
k. B
ng meringkuk di pintu seberang, Max merogoh
," jawab law
untuk meetin
eh saya tahu alasannya? Bukannya anda sedang dalam
tak terduga,"
cemas, karena Maximilian bukan han
k, berikan semua laporan
an Max.
Aku tutup
anduk dan disekanya darah yang nampaknya mulai mengering di dahi gadis itu. Max memiri
ntitas dirimu," kata Max yang tentu saja tidak akan
tas kain miliknya, seolah barang kusut itu adalah benda yang berharga. Max b
uk tas itu, lalu menariknya sekali lagi. Namun yang terjadi adalah gadis itu justru oleng dan menubruk ke arah dadanya. Kini gadis itu berada dalam pelukanny
e
?" bisikny
dis itu. Aroma shampo yang lembut itu memasuki indera penciumannya dan anehnya itu sangat menenangkannya. Kemudian tangan Max
a-tiba terbuka dan masukla
mobil. Dan gadis malang itu masih juga belum terbangun. Max segera merapikan kemejanya yang kusut dan menyilangkan kakinya, berpura-pura seakan tidak
Umar?" tanya Max
man CCTV kejahatan itu," jawab sopi
gedikkan dagunya ke arah CD itu. "Sekarang jalank
sambil memasang sabuk pengaman,
mencari dompet yang pasti berisi kartu identitasnya. Kemudian sudut matanya melihat selembar kertas yang dilipat, yang enta
m Max sambil membaca sepintas hasil tes itu. "Masih perawan," lanj
Max?" tanya Pak Umar yang meman
dan mengembalikannya ke dalam tas kusut itu. "Tidak lama lag
ambu