Harem milik Suamiku
di rak kaca wastafel, berbunyi. Nina segera membebat tubuhnya dengan handuk
anya sambil membuka pintu kam
Bisa bicara de
ntak sekali lagi. Benar, ini nomer ponsel Marigold, sepupunya. "Anda sia
d?" seru panik papa Nina yang
" omel sebal Nina sambil mendorong tubuh papanya yang mende
a papa," protes papa Nina yang dengan keras kepala berusaha unt
bola matanya. Kemudian berbicara lagi di
Pak
yang terjadi dengan
nsel ini ad
syok mendengar kata 'IGD'. Nina yang terkejut karena suara teriakan yang tib
cemas karena suara orang yang ditelponnya
ada papanya sambil menempelkan jari telunjuknya ke bibir, agar tidak berisik. "
Kondisinya masih belum sadar. Kepa
ngar kondisi sepupunya. "Di-dimana ru
sakit Bh
ar. Terima kasih suda
a-sa
ungan pons
pada papanya yang sedang sibuk menelpon. Nina tahu siapa yang ditelpon
kukan?" desis marah Nin
Papa sedang menelpon bibimu untuk
yang selalu polos dan patuh pada kakak perempuannya, yaitu mama Marigold. "Kenapa papa harus menelpon bibi sekarang?
ik," bantah papa Nina keras kepala. Kemudian Papa Nina menjawab lagi
alan ke arah kamarnya. "Aku mau ganti baju,
pergi sendirian. Ajak pacarmu," teri
, karena diingatkan perihal kekasihnya yang menyebalkan. "Aku
embanting pi
ar dengan Oskar, apa tidak bosan
ingga terasa mual dan hampir muntah. Tapi bertengkar
amarnya terba
*
gera berlari ke dalam lobi rumah sakit Bhayangkara. Nina t
bernama Marigold Flora ditempa
gold
ri seseorang yang mengabarkan b
ed nomer tiga," jelas perawat yang berjaga sambil menunj
Nina cepat, lalu berlari mas
Tirai t
cil menghampiri Marigold, sepupunya. Begitu mendekat, Nina langsung mendekap erat sepupunya itu. Marigold adalah satu-satunya
pelukannya dan segera memindai tubuh sepupunya dengan cepat. Luka yang
keluh Marigold lirih sam
ut sambil membantu sepupunya kembali berbaring. "Apa yang sebenar
setelah aku pulang dari laboratorium, aku masih sempat minum k
nggalkan sepupunya tanpa kabar dan membuat Marigold sering melamun. "Lalu apa yan
ng membalas pesanmu, po
u?" seru Nina de
dirampas. Lalu aku meng
enjambret itu bisa saja melukai dan membunuhmu. Apa kamu tidak pernah membaca berita-berita di koran, betapa kejamnya p
teriak Marigol
perawat yang kebetulan sedang berjalan me
a yang meminta maaf sam
Tidak bisa," bisik
an berharga. Tetapi, kamu masih bisa membeli lagi ponsel itu, dan perihal nyawa, kamu tidak
ponsel itu hilang, aku akan benar-benar kehilangan dirinya," bisik sedih Marigold sa
ponselmu, biar aku banting s
tuh ponselku atau aku akan menendangmu hingga k
endengar sepupunya ini masih saja merindukan Nolan yang sudah meninggalkannya. "Lalu tasmu? Kenapa t
tidak bole
ga menyimpan semua kenangan Nolan?
alamnya ada hasil tes keperawanan. Aku tidak mau
tag
ambu