Secret Wife
ang sedang memegang batu dan mengarahkan ke bocah yang menolong sinta. Sinta
ng sudah bersiap dengan t
ng. Benar saja, ketika preman itu hendak memukul k
riak bocah i
sempat Sinta mela
lima preman, dan Lu masih mau diem aja disini! .
uk diantarkan pulang, setidaknya ia bisa aman dulu dari kumpulan pre
ukul pundak bocah di depannya berkali-kali, tatkal
an memegang pinggangnya, berniat untuk mengusili Sinta dengan mengerem secara mendadak. Sinta ya
a juga senang. " Ia cengengesan ketika melihat e
-pelan aja! " Ia dibuat seb
mau dianta
bisa diam membisu, ia sendiri saja tidak mempunyai tempat t
, aku ini bukan tukang ojek
" Putus Sinta untuk mendatangi rumah sah
bak juga tin
gkan muka, ia sudah merasa tidak
merasa bersalah telah kasar pada bocah SMA, tapi sungguh, ia tidak
ni aja. " Ia menepuk b
tung di udara setelah melihat Sinta berlalu
pa gitu." Gumamnya yang masih bisa terdengar jelas o
*
capai rumah sahabatnya, ia menepuk dahinya sendi
irumah. " Gumam Sin
pan rumah sahabatnya, langsun
... " Sinta mengetu
kedatangan Sinta yang berderai air mata, belum sempat Tika
engelus punggung Sinta, agar sa
lukannya dan menarik tangan Sinta un
i dulu ya, aku bua
an merepotkan diri kamu sendiri. " Ia me
" Ia melepaskan tangan Sinta, d
dua. " Ia tersenyum tulus sembari m
, ia bertanya, " Jadi ... Ada apa k
lain aku! " Tanpa terasa, air matanya
gsek itu! " Ia dibuat ge
ri dulu Sin! ... Kalau s
ng sebongkah berlian!
kan aku dan mas Bram, belum pernah cek ke Dokter. " I
ngan itu. " Ia meremas samping kursi dengan kuat. Sungguh ia dibuat
a rencana Kam
elingkuh, gak mungkin kan
a sepuluh tahun, dan gak dapet apa-apa tuh ... Termasuk gak a
sud k
enatap Tika dengan bingung, ia tidak
kalem, kalau emang sudah gak dihargai
a orang jangan mudah di bujuk. " Ia yang hafal dengan sifat Sinta, hanya bisa memberi saran supaya sa
sempat Sinta mela
a tidak bisa memberi keturunan kan? Kita buktikan besok, lebih baik sekarang
*
enunjukkan pukul sebelas siang, betapa terkejutnya dirinya, ketika menda
mengguncangka
akit. " Ia yang geram karna sahabatnya tak kunjung bangun, menco
enatap Sinta dengan marah, tapi yang di tat
n sih!? Mau b
Sakit gak? " Tika hanya
di mual-mual, kaya
an tatapan yang sulit diartikan, kedua jarinya mengapit
Kamu miki
na! " Ia menatap Sinta y
ta tidak dalam kea
lalu macet dan sampai ke Rumah Sakit dengan cepat, setelah menemukan te
si Mbak. "
g bisa dibantu? "
Dokter kandungan, kira-k
belokan kanan pertama disitu tem
gikutinya, setelah sampai di depan ruangan, Tika meraih
Lu!
annya secara bersamaan, sedangkan Tika hanya