Secret Wife
mput Kamu, kita k
iap. " Ia memasukkan hp nya k
*
a bisa sampai di titik ini. " Bram menggen
banget saat awa
ersenyum malu karna mengingat awal pertemuan mere
dulu kan? " Sinta yang kebingungan
han, aku harap kamu jangan tinggalin aku ya, tu
nta sedikit merasakan risih di dalam hatinya karna ucapan suaminya, ia
*
dang mengandung anak dari Bram. Ketika di dalam mobil, mereka berdua hanya berdiam, Rani takut jika suaminya akan murka terhadapny
mpai disitu saja, mama Bram sudah membayar orang untuk mematikan saluran listrik, ketika lampu padam o
gam lengan Bram dengan erat, tidak lama kemudian lampu mu
aat ini, ketika layar proyektor menunjukkan sebuah foto suamin
tepukan tangan yang terdengar seperti mengej
amanya yang sudah ber
cap Bram dan Si
ah memberi Bram keturunan. " Ucap mama Bram
– " Kalimat B
ong mama Bram dengan menarik kedua sudut bi
! " Tanya Sinta dengan
bata-bata, ia dibuat panas dingin d
ia ini istri kedua Bram. " Jelas mama Bram dengan melipat
ditampar kenyataan, hanya bisa
kan, bukan Bram yang di tampar oleh Sinta. Ketika Sinta hendak menampar suamin
ram, ia terkejut deng
untuk duduk kembali, Sinta l
Tanya Sinta dengan emosi yang sudah tidak bisa di tahan, ia mendongakkan
dir Sinta dengan menunjuk Rani, ia memandang kearah mereka semua dengan tatapan yang marah, kecewa, dan benci. Ia berjalan k
?! " Bentak Bram sambil memba
ma harus bawa
nku dan Sinta !? " Ia benar-benar takut j
h hamil, mending kamu ceraikan saja Sinta. " Ia melipatkan kedua tang
n ... Aku ... Tidak akan
n perasaan Rani !? " Ia menatap Bram dengan kil
ama pernah memikirka
nah Sinta berlaku tidak adil ke Mama !? Apa pernah Sinta marah ketika Mama selalu memojokkan dia!? "
*
gang, ia terlalu syok bahkan pikirannya buntu seketika, tidak pernah terfikir di benaknya suaminya tega menggores luka
ta-rata. Kondisi jalanan yang gelap membuat Sinta tidak terlalu terlihat, tanpa sen
pun, langsung cepat-cepat member
ketika Sinta mendongak keatas, ia dibuat terpana d
dengan bocah yang menyerempetnya, sudah tau dia jat
ak sengaja. " Ia mengulurkan tangannya untuk me
iri, kaki sebelah kirinya terasa sangat saki
mau kemana? Ma
u kemana juga buk
lah sana banyak preman yang suka godain per
an apa yang dibilang bocah ingusan tadi. Ya, bocah yang menyerempet Sinta tadi masih menggunakan seraga
k jauh dari tempatnya berdiri, terlihat banyak pria k
a yang ketakutan karna telah dihadang lima preman itu hanya b
dirian aja nih. " Ucap t
in gak? " Sahut
buru-buru. " Ucap Sinta yang menghi
lau diculik gima – " Belum sempat
pegang-pegang pacar gua! " Sent
man itu membuang luda
ok jadi kakak lu. " Ucap preman y
menatap para preman de
Milik ... Gue! " Bentak bocah itu samb
an, bagaimana ia tidak takut jika yang menolongnya bocah ingusa