icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Cinta Berkalung Noda

Bab 7 Karena Utang Budi

Jumlah Kata:1152    |    Dirilis Pada: 27/01/2022

*

enjuru rumah, tetapi hasilnya nihil. Mata ini tertuju pada rumah Kusuma. Mungkinkah A

aca tempat menyimpan lauk matang. Tidak aku temukan apapun, mata ini beralih ke tuduh sa

sudah mulai besar. Boleh jadi dia kesusahan untuk memasak. Tidak mengapa, setelah dia kembali nanti aku akan m

an sapuan angin malam. Entah kenapa mata ini ingin melirik ke rumah Kusuma. Rumah itu terlihat tenang tanpa suara. Tid

. Lalu, kenapa Andin belum pulang juga? Apakah Andin pergi dengan temannya yang lain?

Andin dan Kusuma. Sepertinya mereka sudah banyak bica

cinya. Kurebahkan tubuh ini di sofa, nyaman juga rasanya. Persendian yang sakit menjadi lebih rileks. Bekerja seharian di bengkel lumayan melelahkan jasmaniku, tetapi aku tidak

sa aku lupakan. Saat itulah aku memutuskan hubungan sebelah pihak. Aku cukup tahu bagaimana Kusuma keberatan, bahkan mungkin dia menjadi murka padaku.

*

ng sedang berkutat dengan perkakas. Dia menatapku, lalu tersenyum ramah. A

p Pak Harudi, kemudian dia berlalu menaiki

utang itu? Saat ini aku belum bisa melunasi utangku, bahkan mungkin beberapa hari lagi aku justru aka

menenangkan diri, mengusap dada dengan telapak tangan. Setibanya di pintu

am,

a tidak akan menyampaikan kabar uang buruk.” Pak Harud

ada di depan Pak Harudi, aku duduk setenang mungkin. Walaupun hati ini rasanya tak karuan, aku mencoba un

, San?” tanya Pak Haru

han, Pak. Saya berharap

Harudi masih menunjukkan rasa simpatinya. Menanyakan keadaan ibu yang berjuang melawan penyakit, yang sengaja dia undang sendiri. Ibuku mengidap penyakit berbahaya, akibat kebiasaannya menjadi wanita

era pulih kembali,

mii

n. Jangan pernah sungkan untuk meminjam

asih bany

narnya aku ingin cepat-cepat keluar dari ruangan ini. Namun, itu semua belum bisa ak

Pak Harudi menatapku serius, bah

udnya

t bagaimana tindak tanduk kamu. Pun, tenyata saya tahu di

udnya

ti tahu arah pembicaraan ini, tentu saja saya

pa yang harus aku lakukan? Sementara di belahan kota seberang K

saya. Saya yakin kamu tidak akan menyesal jadi menantu saya. Tidak usah buru-buru, kamu bi

u keluar dari ruangan Pak Harudi dengan pikiran yang mengambang. Anak ta

entara di sisi lain aku banyak berutang budi. Namun, untuk saat ini aku hanya memikirkan ibu. Jika aku menolak permintaan Pak Har

. Saat ini, yang aku butuhkan adalah kebaikan Pak Harudi, berarti aku harus mengorbankan Kusuma. Bagaimanapun aku butuh uang untuk membiayai ibu. Ya, tekatku sudah bulat, a

e

lagi membuatmu menunggu. Menikahlah ketika sudah menemukan laki-laki yang tepat. Setelah kamu b

m. Sangat sakit! Bagaimanapun aku masih mencintai Kusuma, dia adalah cinta pertama

aku, Dik K

---

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka