icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Cinta Berkalung Noda

Bab 4 Melepas Rindu

Jumlah Kata:1536    |    Dirilis Pada: 27/01/2022

*

97878

aimana derita hatiku. Setiap hari hanya memikirkan. Kamu juga tidak tahu 'kan? Seberapa besar

a-katanya, aku berpikir apakah itu Kusuma? Namun, tidak mungk

bar janji kepada wanita di luar sana. Lalu, siapakah pemilik nomor ini? Di satu sisi aku s

pun itu, membuat mata ini enggan dipejamkan. Aku menghela napas dalam-dalam, mungkin aka

ha membuatku ‘Ingin’. Namun niat itu aku urungkan, tidak tega membangunkan Andin. Memang, sejak dia hamil aku jadi

dari ingatanku, apalagi semenjak kami bertemu kembali. Robb ... jangan biarkan hati ini kembali berangan-angan akan indahnya dosa di masa silam. Ak

suma? Apakah ini kebetulan, atau memang sudah menjadi takdir yang dibuatkan untuk kami. Aku berpikir untuk l

i pembaringan, melangkah menuju meja rias. Jantung ini langsung berdebar ketik

i ujung sana aku tidak mendengar apa-apa, b

nginkan tubuh ke teras. Sudah pukul 23.44, suasana sudah sepi, aku buka pintu menjatuhkan diri di kursi santai yang

li membuka pesan dari nomor yang

97878

erdu. Aku

e

siapa? Dari man

97878

rius ma

e

a

97878

dang menatapmu di bawah cahay

*

a. Rambutnya tergerai begitu saja. Apakah dia sudah kehilangan akal? Apa yang dia lakukan di l

97878

aku? Bukankah sudah la

t ke arah Kusuma. Tampak jelas dia tersenyum, sembar

e

kamu laku

97878

dukan aroma tubuhmu. Entah kapan aku bisa

e

k. Jangan jatuhkan har

97878

u palsu, Bang! Kau menghilang setelah memutuskan cinta sep

e

maks

ir. Sementara dia sudah tidak ada lagi di

e

mu bicarakan? Wanita murah

97878

tahu, Bang. Ay

rcaya. Jika bertemu dengannya, aku takut! Takut tidak bisa menahan diri. Seperti waktu itu, perjumpaan melepas rindu setelah

*

edia mengeluarkan uang untuk biaya penginapan hotel. Sebenarnya aku agak sungk

asih yang lama tak berjumpa. Memang, kami sudah sangat lama

suma membuka kerudung yang m

.” Protesku kurang suka, karena itu

u ya?" Kusuma malah cekikikan

ya yang lentik, dan sepasang bibirnya yang tipis merah merona. Kusuma juga memiliki bentuk tubuh yang ideal. Pinggangnya ramping, membuat pinggulnya lebi

engeluarkan laptop, lalu membawanya ke tempat tidur. Dengan

gan yang sama, tertutup rapat membuatku jadi berhalusinasi, andai saja kami sudah menikah, tentu k

ikirin apa," ucap Kusuma mendekatiku. Aku jadi sala

n aja, dua hari semalam

n yuk,

ton

ptop ke dekatku, lalu mel

apa si

itatap seperti itu, rasanya bunga-bunga berhamburan di kamar

Dik. Nggak hobi

kalau nggak ikut nonton." Kusuma mulai memainkan kursor den

ilm anu

nton begituan ya?" Kusum

h, enak s

ernah nggak nonto

enjawab dengan gelengan. Pikiranku tiba-tiba

bih tahu," uca

sering melihatnya secara langsung." Kutatap waja

d Aban

g. Tatapanku beralih ke jendela yang tertutup rapat

g, ceritakan, Ban

pku tersenyum menatap fil

nonton sama Abang." Kusuma menggeser duduknya, mendekat bahkan sa

akku mengusap rambut Kusuma. Di

ganteng saja,"

onton,

pelukannya. Lalu kami dudu

sana. Abang tidak

aku sibuk kerja, pergi

k ada cewek yan

ada

er

dah punya pacar n

enalkan, kadang juga ikut ngomporin juga. Katanya 'Hati-hati loh, Ma. Cowok cakep kayak

Aku kan sudah janji. Lag

ya erat. Kami teruskan nonton film itu. Beberapa saat

dipercep

ang. Itu tadi ada ade

. Bagus

ng penge

n dipercepat sepert

lewatkan. Di situ aku melihat sepasang kekasih yan

?" Kusuma mematikan f

lihat

Kusuma segera m

ok dima

anin sih. Memangnya

k. Kamu bosan

, maksudnya

u ingin kita melakuka

Kusuma

Kurangkul pundak Kusuma,

ya, Dik. Tapi, kamu tahu tidak?

li ke kampung sana. Kutarik napas dalam-dal

Ibu kena

in tahu segalanya. Namun, aku masih berpik

*

ambu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka