Terjerat Cinta Duda Bucin
as Ryan sudah satu langkah lebih maju. Aku sudah mulai nyaman ketika Mas R
Dan aku sudah tidak kuasa lagi untuk menolaknya. Pun dengan perhatian-perhatiannya yang setiap jam istirahat selalu meng
Nisya berangk
nap
n, nanti sore se
kem
nggak boleh ya nggak
pergi nantinya, sebab aku masoh belum punya keberania
ijinkan kamu berangka
Mas," ucapku
ntas membuat Mas Ryan mendenhkus kesal a
, padahal mas juga bisa l
kalinya? No way, Nisya enggak ingin na
n alasan." Balas Mas Ryan ser
nku lebih tenang dan mulai bisa menerima keadaan kami. Perlahan aku mencoba untuk ikhlas meski belum bisa sepenuhnya, tapi
i lagi? Jangan bilang kamu lagi
aku selesai memarkirka
aku sudah ijin sama Mas Ryan
nap
any
gkat s
inggu aku ng
alau kamu belum cerita m
ngguk, "Ya Tuha
kenapa?" ta
itakan ini pa
anian kalau cerita perihal ini sama Mas Ryan. Lagian k
biaa sep
toh Mas Ryan sen
nah menyinggung masalah
di tempat makan langganan kita, bertepatan dengan
er
bra
Butuh ekstra kesabaran! Kamu ce
engan
idak cerita mas
an sama kamu Arsena Nadhira! Aku belum siap, dan mungkin tidak p
mu nggak cerita nanti malah jadi sa
, tapi untuk membuka kembali kisah lamaku sama 'dia' sungguh aku nggak sekuat it
ring terdengar di ruangan ini, yang memang belum semua guru ha
dia melihat layar ponselnya, "Aku speaker, ka
tan
kau, sama
agi sudah culi
, pacar sendiri ini kecuali pacar orang
i ini, aku aduin ke papa, kalau
kan kamu
eran, lihat saja besok aku minta p
h tante tuh tidak menerima an
i aku pindah ke sekolah tante, lumayan kalau bikin ulah di sekolah
jadi wali murid
telepon sama tante, pokoknya tunggu aja, beso
nteraksi mereka, ini baru lewat telepon. Aku tidak bisa bayangkan ketika mereka bertatap muka lang
Baru seminggu sekali ketemu aja sudah bikin tekanan darahku naik, apalagi kalau setia
a beneran m
etan kecil yang kerjaannya selalu bikin ulah, te
ah berat, Sen," ucapku terkekeh g
begitu," u
an sebenarnya mungkin kenakalannya itu bertujuan untuk menarik perhatian saja, khususnya Sena yang sudah masuk dalam daftar ke
Sena, makanya dia selalu merecoki Sena semata-mata hanya untuk menarik perhatiannya saja
an ini sudah mulai penuh sama kehadiran para guru pengajar. Kit
ertamaku mengajar ada di kelas 12 IPA 1, kelasnya para
sedikit bisa pulang lebih awal dari biasanya, segera
tapi sebelum itu aku harus pergi ke kantorku
mulai lulus kuliah yang berjalan di bida
egang penuh usaha itu, karena aku memilih unt
tempat Mas Ryan bekerja, semoga saja Mas Ryan tidak seda
laptop di hadapannya itu menarik perhatianku. Tanpa mengetuk pintu lebih dulu,