icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Ingin Tenang, Dengan Menumpang

Bab 6 Salah paham

Jumlah Kata:1563    |    Dirilis Pada: 02/01/2022

gat-ingat sesuatu. Entahlah, aku benar-bena

aRa_A

nakanmu jadi kamu lebih memilih membantu dia saja dan tidak membantu aku tetanggamu yang sedang butuh bantuan, hah! Padahal jumlah uan

ndiri tak sedikit pun bicara mau meminjam sejumlah uang padaku. Baru saja selesai masalah tentang Rima dan kamar tamu untuk

sangkut paut kan semua ini karena kedatangan Kak Deli? Rasanya, sem

dengar secara langsung dari Kak Laura kalau Kakak mau meminjam sejumlah uang. Tolong Kak Laura

dik. Aku tetap bersikap tenang, tak perlu

g Hasyim nggak bisa langsung memberikan pinjaman karena harus bicara dulu sama kamu. Dia berjanji akan segera memberi kabar, karena kami membutuhkan uang itu malam ini juga. De

arang pesanan. Setelah itu, Dena langsung kembali lagi ke rumah Amel tanpa sempat mengobrol sedikit pun dengan Bang Hasyim. Dena terlalu fokus mengurusi acara rujakan yang tiba-tiba

Dari raut wajahnya, sudah tampak tenang dan rileks. M

ya jelas dan tidak akan ada salah paham lagi, maafkan Kakak yang tad

a bicarakan sama Amel, cuma sebentar saja. Dena juga mau ambil toples nastar, jadi bisa sekalian dib

rabotan sudah kembali seperti semula dan tertata apik, indra penciumanku dimanjakan oleh p

ang digunakannya ini, pasti dia tak akan keberatan kal

membuatku tersentak, tiba-tiba saja dia sudah berada dihadapanku. Suara tawanya begitu l

ak lagi kesurupan, kan?" Amel tergelak kembali, hingga d

muda!" seloroh ku sambil mendelikkan mata. Amel semakin tergelak, tubuhny

ang berlebihan. Rasanya menyenangkan bisa tertawa lepas

, masalah pribadi. Berhubung ada hal lain yang lebih mendesak, terpaksa ditunda dulu. K

ngurainya terlebih dahulu, mengingat Kak Laura sudah terlalu lama menunggu. Ku raih kardu

keluar dari pintu garasi rumah Amel. Aku memberi isyarat ang

a hingga tiba di teras rumahku. Setelah coba ku

depan dikunci." Kak Laura hanya menganggukkan kepalany

meja makan Zio dan Nisa sedang mengobr

l, kok tiba-tiba sudah di sini aja! Sebelum pulang pamit dulu nggak sama Tante Amel? Kalian sudah mandi dan s

menghampiri, mengambil kardus yang kubawa.

ang tamu. Setelah membuka pintu depan, ku persilahkan Kak Laura masuk

ang Hasyim dulu, ya, Kak!" Sebenarnya sangat tak enak hati, karena dari tadi aku selalu

gunakan earphone. Agar tak membuat Kak Laura menunggu lama, sebaik

perlahan melepaskan earphone di telinga Nisa. Dia tersentak, kemudian menoleh ke arahku. Kalau ea

n lupa, tiga gelas kosong juga, ya! Bawa pakai nampan biru yang di lemari, terimakasih, Sayang." Nisa hanya menjawab dengan isyarat tangan o

memanjakan hidung, ingin rasanya juga segera mandi menyegarkan tubuh yang sudah sangat lelah ini. Pastinya sangat tak nya

ndar di sofa, aku pun i

bang. Tentang bisa atau tidaknya mereka mendapatkan pinjaman uang. Sekarang Kak Lauranya ada di ruang

engajaknya keluar bertemu Kak Laura. Namu

h mengirimkan pesan ke ponsel Kurdi, mengabarkan bahwa Abang bersedia memberikan pinjaman uang untuk mereka. Pesan abang sudah terkirim tapi belum dibaca ju

Bang Hasyim hanya tersenyum menanggapi ocehanku, jemari tangannya mulai menggelitiki bawah leng

egera menemui Kak Laura yang sedang menunggu di ruang tamu. Semog

kue kering coklat buatanku, dia hampir tersedak

ebentar lagi kesini. Tadi Bang Hasyim berpesan, minta tolong Kak

lah dicoba berulang kali sampai Bang Hasyim sudah berada d

ra beranjak dari duduknya hendak berpamitan memanggil suaminya l

, sudah terkirim tapi belum dibaca juga sampai sekarang!" Bang Hasyim memperlihatkan layar

meninggalkan kami menuju rumahnya. Suara teriakannya memanggi

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka