Ingin Tenang, Dengan Menumpang
gat-ingat sesuatu. Entahlah, aku benar-bena
aRa_A
nakanmu jadi kamu lebih memilih membantu dia saja dan tidak membantu aku tetanggamu yang sedang butuh bantuan, hah! Padahal jumlah uan
ndiri tak sedikit pun bicara mau meminjam sejumlah uang padaku. Baru saja selesai masalah tentang Rima dan kamar tamu untuk
sangkut paut kan semua ini karena kedatangan Kak Deli? Rasanya, sem
dengar secara langsung dari Kak Laura kalau Kakak mau meminjam sejumlah uang. Tolong Kak Laura
dik. Aku tetap bersikap tenang, tak perlu
g Hasyim nggak bisa langsung memberikan pinjaman karena harus bicara dulu sama kamu. Dia berjanji akan segera memberi kabar, karena kami membutuhkan uang itu malam ini juga. De
arang pesanan. Setelah itu, Dena langsung kembali lagi ke rumah Amel tanpa sempat mengobrol sedikit pun dengan Bang Hasyim. Dena terlalu fokus mengurusi acara rujakan yang tiba-tiba
Dari raut wajahnya, sudah tampak tenang dan rileks. M
ya jelas dan tidak akan ada salah paham lagi, maafkan Kakak yang tad
a bicarakan sama Amel, cuma sebentar saja. Dena juga mau ambil toples nastar, jadi bisa sekalian dib
rabotan sudah kembali seperti semula dan tertata apik, indra penciumanku dimanjakan oleh p
ang digunakannya ini, pasti dia tak akan keberatan kal
membuatku tersentak, tiba-tiba saja dia sudah berada dihadapanku. Suara tawanya begitu l
ak lagi kesurupan, kan?" Amel tergelak kembali, hingga d
muda!" seloroh ku sambil mendelikkan mata. Amel semakin tergelak, tubuhny
ang berlebihan. Rasanya menyenangkan bisa tertawa lepas
, masalah pribadi. Berhubung ada hal lain yang lebih mendesak, terpaksa ditunda dulu. K
ngurainya terlebih dahulu, mengingat Kak Laura sudah terlalu lama menunggu. Ku raih kardu
keluar dari pintu garasi rumah Amel. Aku memberi isyarat ang
a hingga tiba di teras rumahku. Setelah coba ku
depan dikunci." Kak Laura hanya menganggukkan kepalany
meja makan Zio dan Nisa sedang mengobr
l, kok tiba-tiba sudah di sini aja! Sebelum pulang pamit dulu nggak sama Tante Amel? Kalian sudah mandi dan s
menghampiri, mengambil kardus yang kubawa.
ang tamu. Setelah membuka pintu depan, ku persilahkan Kak Laura masuk
ang Hasyim dulu, ya, Kak!" Sebenarnya sangat tak enak hati, karena dari tadi aku selalu
gunakan earphone. Agar tak membuat Kak Laura menunggu lama, sebaik
perlahan melepaskan earphone di telinga Nisa. Dia tersentak, kemudian menoleh ke arahku. Kalau ea
n lupa, tiga gelas kosong juga, ya! Bawa pakai nampan biru yang di lemari, terimakasih, Sayang." Nisa hanya menjawab dengan isyarat tangan o
memanjakan hidung, ingin rasanya juga segera mandi menyegarkan tubuh yang sudah sangat lelah ini. Pastinya sangat tak nya
ndar di sofa, aku pun i
bang. Tentang bisa atau tidaknya mereka mendapatkan pinjaman uang. Sekarang Kak Lauranya ada di ruang
engajaknya keluar bertemu Kak Laura. Namu
h mengirimkan pesan ke ponsel Kurdi, mengabarkan bahwa Abang bersedia memberikan pinjaman uang untuk mereka. Pesan abang sudah terkirim tapi belum dibaca ju
Bang Hasyim hanya tersenyum menanggapi ocehanku, jemari tangannya mulai menggelitiki bawah leng
egera menemui Kak Laura yang sedang menunggu di ruang tamu. Semog
kue kering coklat buatanku, dia hampir tersedak
ebentar lagi kesini. Tadi Bang Hasyim berpesan, minta tolong Kak
lah dicoba berulang kali sampai Bang Hasyim sudah berada d
ra beranjak dari duduknya hendak berpamitan memanggil suaminya l
, sudah terkirim tapi belum dibaca juga sampai sekarang!" Bang Hasyim memperlihatkan layar
meninggalkan kami menuju rumahnya. Suara teriakannya memanggi