Ingin Tenang, Dengan Menumpang
meninggalkan kami menuju rumahnya. Suara teriakannya memanggi
aRa_A
uti Kak Laura, namun lenganku tiba-tiba
Biarkan Laura menyelesaikan masalahnya
amburan keluar dari rumah mereka, mungkin mendeng
ulai menanyakan apa yang sebenarnya barusan terjadi. Aku menatap Bang Hasyim yang sedang dud
mungkin semakin ingin tahu dengan apa yang te
aran, tapi dia seharusnya sangat mengenal sikapku yang t
t waktu aku lagi terima paket dari kurir. Artinya Laura tadi teriak-teria
njelaskan apapun yang ingin diketahui Mbak Ulfa. Terlihat dia tam
i jatuhnya fitnah. Jujur, Dena sendiri tidak tahu apa yang s
tuduh Mbak Ulfa. Dia tampak tak puas dengan jawaban yang ku berikan, mulutnya tampak komat kamit beranjak meni
antingan pintu yang sangat keras yang membuatku tersentak mendengarnya. Semua pasang m
erlihat sangat berantakan. Padahal saat datang ke rum
yang harus dikomentari. Tanpa memperdulikan mereka lagi, aku menggandeng tangan menuntun Kak Laura duduk di ku
m. Ku papah Kak Laura masuk ke dalam rumahku. Nisa yang sejak peristiwa tadi berdiri
masalah apa yang sedang dihadapi Kak Laura sehingga harus mengalami hal seperti ini.
ecil yang sudah dibasahi terlebih dahulu dengan air hangat. Dia terlihat pasrah, sia
ngga, agar segera kembali ke rumah mereka masing-masing. Meski sempat ku de
yang baru saja diberikan oleh Nisa. Wajah dan tampilannya pun sudah sedi
erteriak penuh amarah. Sehari-harinya yang ku tahu, Kak Laura orang yang periang, tak pernah berkata kasar dan cenderung lebih suka berdiam diri di d
g sedang Kak Laura lakukan? Suara dering berakhir dan kembali berdering lagi berulang kali. Nisa ke luar dari kamar tamu ke dapur karena merasa terganggu dengan suara dering ponsel K
gan posisi badan meringkuk di sofa. Sedih rasanya melihat keadaan Kak Laura seperti ini, sepertinya sangat lelah sampai tak mende
i, tapi nggak mungkin juga kita membiarkannya disini dalam keadaan
rus diselesaikan. Abang ingin Pak Danu sebagai ketua RT di komplek sini menjadi saksi,
Nisa menemani Kak Laura. Makanan yang sudah ku siapkan
kku ingin tahu apa yang dilakukan Kak Deli di dalam s
atas sofa kamar tampak Kak Deli dalam posisi tengkurap. Telinganya memakai earphone yang tersambung ke ponsel, sesekali kakinya dinaik turunkan seperti sedang menikmati alunan musik. Tanganny
anan untuk Kak Laura. Sesaat sebelum aku sampai di ruang tam
r, sedangkan Nisa ada di pintu pagar bersama Mbak Ulfa. Dia tampa
on maaf sekali lagi, belum bisa menerima tamu lain." Aku menangkupkan ked
pa susahnya sih cerita sedikit aja. Biar aku tak ter
pa-apa, loh! Jadi mohon jangan berasumsi sendi
ilih pergi. Dia tak membantah lagi saat menyadari kedatangan mereka. Aku menghembus nafas
tersisa nampan berisi makanan untuk Kak Laura. Tak lama Nisa datang kembali membawa minuman dan camilan padahal aku
ekatnya. Wajahnya terus menunduk begitu menyadari kehadiran s
duk bisa tercium aroma alkohol yang agak kuat. Bang Kurdi memilih duduk di sofa yang berseberangan dengan Kak Laura, tak ada terlihat raut khawatir ataupun s
asalah yang terjadi antara Kurdi dan Laura, bisa kalian ceritakan apa yang terjadi sebenarn
h yang terjadi di komplek perumahan kita ini, apalagi tadi saya dengar semua wa
ayak nggak punya kerjaan aja! Mau saya apakan istri saya, ya, terserah saya!
t, setahuku dia paling tidak suka dengan orang yang berkata kasar. Saat ini Bang
m ini uang itu harus ada! Jadi, mana uangnya? Berikan padaku seka
njaman sepeserpun pada Bang Kurdi," jer
njak dari duduknya, dengan penuh emosi mengambil satu gelas kaca