Ingin Tenang, Dengan Menumpang
ku. Jemariku menggeser tombol hijau di layar ponsel, setelah s
aRa_A
ara serak khas Bang Anto t
" sahutku sembari dud
ena? Harusnya Deli sudah ada di rumahmu, kan, se
epon. Alhamdulillah, Kak Deli sudah ada di r
?" Nada suara Bang Anto terdengar seperti
k Deli yang ingin datang ke rumahku. Kak Deli hanya memberitahukan bahwa dia sedang dalam p
a Bang Anto, atau anak dan menantunya. Ternyata
tanpa izin dariku. Bapak sangat kaget, ada pesan dari beliau yang
barusan Bang Anton sampaikan! Pesan yang tadi juga, D
mau bicara! Dari tadi malam aku nggak bisa menghubungi Del
a apa? Pesan apa dari Bapak yang mau Abang
Aku turut serta menghadiri acara lamarannya waktu itu. Tapi saat pernikah
apapun sama kamu, D
ke sini, cuman itu! Dena nggak berani menyanggah atau bertanya, takut Kak Deli tersinggung dan marah. Saat
pergi melarikan diri begini! Kemarin sore dia pulang ke rumahnya setelah kami bertengkar he
a tiba-tiba jadi begini, sebenarnya apa tujuan Kak Deli datang k
Deli, kami berdua harus
ar Nisa, nanti biar Dena coba bicarakan ini sama Kak Deli. T
u harus bisa tega dan tegas meminta Deli untuk pulang kembali ke kampung. Agar masalah i
an niat itu. Alasan apa yang bisa ku gunakan agar Kak Deli mau pulang ke kampu
mu, hubungi Abang secepatnya, ya! Aku sudah nggak tahan menan
u atau direpotkan, semoga masalah ini bisa
'alaikum!" Bang Anto
ada panggilan terputus, ku buka kembali pes
? Harusnya kamu menolak kedatangan Deli dengan alasan ap
pikiran dengan membaringkan badan di ranjang, tanganku memijat
orang putra. Anak pertama bernama Bian, sudah menikah dan memberikan dua orang cucu untuk Kak Deli. Bian tinggal bersama di rumah Kak Deli, di
kahan dengan Bang Anto terjadi karena perjodohan yang dilakukan oleh saud
inya pada almarhum Bang Muhsin sangat besar. Saat mendapat kabar dari Kak Deli bahwa aku harus hadir di acara lamarannya, ak
amaran wanita yang belum pernah menikah. Rumahnya dihias mewah, di depan rumah dipasang dua buah tenda un
nikahannya. Ku lihat dari video yang juga dikirimkan, semua keluarga besarku begitu riang gembira menari mengikuti irama musik organ tunggal. Deretan makan
elesai gotong royong dan pasti dia sangat lelah. Merapikan sedikit sprei yang bergeser dan menyalak
t Zio keluar dari kamarnya. Wangi harum aroma sabun tercium s
uan?" ringis Zio. Kedua tangannya m
bareng. Selesai makan, langsung sholat!" titahku p
k Nisanya, Mak? Zio capek banget nih, Mamak aja lah, ya, ya
garpu yang berjatuhan di meja makan. Zio tersenyum kecut menatapku, tangannya yang tak se
dah janjian mau main sepak bola sama teman-teman," dalih Zio. Belum sempat aku menjawa
jukku mengarah ke lemari dapur. Zio sangat suka makan kerupuk, makan apapun pasti selalu mencari ke
get," sahut Zio sebelum memulai makannya. Senyumk
tombol hijau, panggilan masuk di ponselku sudah terhenti. Ku usap layar ponsel, tertera nama Rima di p
ku baru teringat telah memesan salah satu produk yang dijual di toko onlinenya, sesuai balasan pe
na!" Salam Rima dengan sua
u belum?" cecarku. Aku sudah membayangkan akan mencoba produk yang ku pesan dari Rima, karena waja
i pas Rima mau ke rumah Tante, Mama telepon ceritain sesuatu. Maaf, ya, Tante. Mama melaran
arusan. Sederet prasangka mulai terbersit di benakku, rasanya se
sini. Apa sih sebenarnya yang dilakukan Kak Deli di kampung, begitu banyak k
ku tiba-tiba mulas karena merasa cemas. Apakah semua mas